Baixar aplicativo
47.36% Kiss! (BL) / Chapter 9: Cemberut!

Capítulo 9: Cemberut!

Rey yang melihat Sandi berjalan kearahnya itupun memasukkan ponselnya kedalam saku celana dan menyiapkan motor juga helm yang sering dipakai oleh Sandi, tapi ketika Rey sudah bisa melihat wajah Sandi. Lelaki tampan itu melihat wajah Sandi yang terlihat tampak kesal. Rey yang tidak mengerti dengan keadaan Sandi itupun diam menunggu lelaki imut itu sampai didepannya.

Tak lama, Sandi sampai didepan Rey dan-

Bugh.

Sandi memukul lengan Rey yang membuat lelaki tampan itu mengaduh.

"kenapa memukulku?" tanya Rey sambil mengelus lengan yang tadi dipukul oleh Sandi.

"aku masih kesal padamu dan sekarang bertambah kesal" jawab Sandi sambil mengambil helm miliknya dan memakainya. Ia kembali memukul lengan Rey dan mengajak lelaki tampan itu untuk pulang.

Dijalan Sandi hanya diam tanpa mengganggu konsentrasi Rey yang mengendara. Lelaki tampan itu menjadi heran dengan sifat Sandi saat ini. Rey ingin bertanya kepada lelaki manis ituapa yang terjadi, tapi ia urungkan karena mood Sandi terlihat tidak bagus. Daripada Rey kena omel oleh Sandi lebih baik ia diam sambil fokus mengendarai motornya kearah rumah mereka.

Sampai didepan rumah Sandi, lelaki manis itu langsung turun dari atas motor Rey.

"terima kasih" ucap Sandi sambil menyerahkan helm-nya kepada Rey dan langsung melenggang pergi begitu saja dari hadapan Rey, masuk kedalam rumahnya. Lelaki tampan yang melihat sifat Sandi yang aneh itupun merasa heran dan ingin tahu kenapa lelaki manis itu terlihat tidak senang dan juga terlihat cemberut. Tapi, sepertinya Sandi akan mengabaikannya.

"apa masih soal berat badan, ya?" tanya Rey pada dirinya sendiri sambil menjalankan motornya masuk kedalam rumah yang berada disebelah rumah Sandi. Kemudian ia mengedikkan bahunya tidak ingin memikirkan apa yang terjadi dengan Sandi, tapi Rey tidak bisa benar-benar tidak memikirkan apa yang terjadi dengan lelaki manis itu. Padahal Sandi tadi pagi masih mengomel sampai membuat telinganya panas dan sekarang terlihat diam saja, tapi dengan wajah yang terlihat kesal dan cemberut. Mungkin terjadi sesuatu dengan teman-temannya waktu di sekolah tadi, pikir Rey sambil masuk kedalam rumahnya. Rey tidak tahu apa yang terjadi di sekolah tadi karena Rey memilih untuk tidak memperlihatkan dirinya didepan Sandi agar tidak kena omel lagi, tapi saat ini malah mendapatkan wajah Sandi yang seperti itu.

Sandi berjalan dihalaman rumahnya dengan perasaan kesal. Ia masih memikirkan apa yang teman-temannya tadi katakan. Sungguh lelaki manis itu merasa kesal dengan pertanyaan Aldi tentang berat badannya meskipun lelaki berlesung pipi itu hanya bertanya kepadanya tentang berat badannya yang naik, tapi tetap saja Sandi tidak suka jika ada orang lain yang tahu dan bertanya padanya tentang berat badannya tersebut. Sandi makin dibuat kesal ketika melihat note kecil yang tertempel dipintu.

'sayang, mama ada acara diluar dan menitipkanmu pada ibu Rey jadi untuk beberapa jam kedepan kau pergi ke rumah Rey ya!'

Begitulah isi note yang ditulis ibunya. Sandi menghela nafas kasar dan panjang ketika harus tinggal di rumah Rey untuk beberapa jam kedepan sampai ibunya pulang atau ayahnya pulang. Kenapa ibunya tidak meletakkan kunci dibawah pot atau dimana begitu yang penting ditempat yang tersembunyi. Ibunya benar-benar menyebalkan dan membuatnya makin kesal. Dengan kesal tingkat tinggi, Sandi berjalan kegerbang rumahnya untuk pergi ke rumah Rey yang ada disampingnya.

Sedangkan di rumah Rey.

"oh sayang, kau sudah pulang?" tanya ibunya yang melihat anaknya masuk kedalam rumah dengan santai. Rey hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"lho dimana Sandi?" tanya ibunya lagi ketika sudah melihat anggukan dari anak tampannya itu.

"di rumahnya" jawab Rey.

"lah! ibunya tadi menitipkannya kesini…pasti dia tidak melihat ponselnya" ibu Rey bergumam sambil berjalan keluar bermaksud untuk memanggil Sandi. Rey hanya bisa melihat ibunya berjalan keluar. Lalu lelaki tampan itu mengedikkan bahu dan berjalan kelantai atas dimana kamarnya berada.

Sandi membuka gerbang rumah keluarga Rey dan berjalan masuk kedalam.

"Sandi" panggil ibu Rey ketika melihat Sandi berjalan masuk, menghampirinya.

"iya tante" jawab Sandi dengan berusaha menyembunyikan rasa kesalnya.

"tante tadi mau menjemputmu, syukurlah kalau kau sudah tahu"

"oh, mama tadi meninggalkan note didepan pintu" kata Sandi sambil tetap mempertahankan senyumannya kepada ibu Rey. Keduanya pun masuk kedalam rumah dengan obrolan ringan. Dimana Sandi menanggapi ucapan ibu Rey dengan tetap tersenyum. Lelaki manis itu tidak sebegitu gila untuk memperlihatkan wajah murungnya kepada orang lain terutama ibu Rey karena lelaki manis itu tidak ingin membuat ibu Rey khawatir dengannya.

Ketiga orang yang ada di rumah keluarga itupun makan siang bersama dengan masakan ibu Rey yang sudah ia siapkan sebelum Rey pulang sekolah tadi. Ketiganya makan dengan tenang dengan porsi masing-masing dimana Sandi makan lebih sedikit dari biasanya dan itu membuat ibu Rey bertanya-tanya kenapa lelaki manis itu hanya makan sedikit dari biasanya.

"Sandi, kenapa kau makan sedikit?" tanya ibu Rey ketika mereka sudah selesai makan.

"tidak apa tante, aku hanya tidak ingin makan banyak hari ini" jawab Sandi dan sebisa mungkin tidak menimbulkan kecurigaan dari ibu Rey.

"tante pikir kau tidak enak badan"

"tidak tante"

Ibu Rey menganggukkan kepalanya sambil memberekan meja makan. Sandi yang melihat itupun ikut membantu, tapi Rey hanya diam ditempatnya sambil melihat Sandi membantu ibunya. Mendengar jawaban Sandi tadi membuat Rey berfikir bahwa lelaki manis itu berbohong pada ibunya. Rey mungkin mengerti kenapa lelaki manis itu melakukan hal itu, mungkin karena tidak ingin membuat ibunya khawatir.

Kemudian Rey beranjak dari ruang makan menuju taman belakang rumahnya.

"sudah, biar tante yang mencuci semuanya" kata ibu Rey kepada Sandi yang meletakkan piring terakhir diwastafel.

"tapi, tan-"

"sudahlah…lebih baik kau bermain dengan Rey" potong ibu Rey. Mendengar perkataan ibu Rey, membuat Sandi kembali merasa kesal, tapi tak ia tunjukkan kepada wanita paruh baya itu.

"baiklah" Sandi akhirnya pergi meninggalkan ibu Rey didapur.

Ia berjalan menuju halaman belakang rumah keluarga tersebut. Sampai diambang pintu ia melihat Rey yang duduk diayunan sambil memainkan ponselnya. Sandi memutar bola matanya malas dan memilih duduk dibangku yang ada diteras tersebut.

Rey yang melihat Sandi duduk diteras itupun ingin menghampiri lelaki manis itu, tapi ia berfikir dua kali untuk melakukannya ketika melihat wajah Sandi yang cemberut sambil melihat ponselnya.

Sandi duduk dengan santai disana sambil membaca grub whatsap miliknya dan teman-temannya. Ia kembali cemberut ketika membaca pesan yang ada didalam grub tersebut. Mereka amsih membahas tentang berat badan dan mencari-cari dirinya.

"kenapa cemberut?" tanya Rey yang memberanikan diri menghampiri Sandi.

"itu karena kau" Sandi malah menyalahkan Rey.

"masalah berat badan?" tanya Rey. Sandi mendelik ketika Rey mengatakan hal itu.

"aku kan sudah bilang minta maaf, sudah jangan cemberut"

"tapi, mereka tidak mau diam" Sandi menunjukkan room chatnya bersama teman-temannya.

"bilang saja kalau berat badanmu naik 3kg" jawab Rey santai yang membuat Sandi menatapnya tajam.

"aish gemasnya" bukannya takut, Rey malah gemas dengan wajah Sandi saat ini sambil mencubit sebelah pipi Sandi. Lelaki manis itu langsung menepis tangan Rey dan menendang kaki lelaki tampan itu hingga mengaduh. Rey yang merasa tidak ada gunanya itupun duduk ditempat yang tersisa. Kedua lelaki itu saling diam satu sama lain tanpa mengatakan apapun. Sandi merasa sangat kesal sekarang dan makin cemberut sendangkan Rey pura-pura tidak tahu dengan keadaan Sandi karena percuma saja ia memberikan solusi jika Sandi tidak menerimanya.

Sebenarnya Rey juga tidak tega melihat Sandi yang cemberut seperti itu. Lelaki tampan itu menghela nafas, kemudian ia menghampiri Sandi lagi. Ia membungkuk didepan Sandi yang duduk dan meraih ponsel lelaki manis itu untuk ia letakkan diatas meja.

"dengar! aku tidak mengerti kenapa kau mempermasalahkan berat badan padahal aku rasa kau tidak sebegitu gemuk dari orang yang lebih gemuk darimu"

Sandi tidak sempat protes ketika ponselnya diraih oleh Rey dan mendengarkan apa yang dikatakan Rey padanya.

"tapi, ini terlalu gendut untukku" jawab Sandi dengan cemberut.

Entah kenapa ketika melihat Sandi cemberut didepannya saat ini membuat sesuatu didalam dirinya merasa aneh. Dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya kewajah Sandi.

Cup.

Bibir Rey menempel pada bibir Sandi dan membuat lelaki manis itu terkejut dengan melebarkan matanya. Lagi-lagi ia merasakan sesuatu yang aneh menjalar ditubuhnya, seperti rasa geli yang entah datang dari mana.

"kenapa?" tanya Sandi ketika Rey menjauhkan wajahnya. Rey tidak tahu harus menjawab apa. Ia menegakkan tubuhnya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu dengan cengiran aneh.

"aku hanya tidak suka melihatmu cemberut" jawab Rey dan berharap jawabannya itu tidak membuat Sandi kesal. Kemudian lelaki tampan itu mengusap wajahnya kasar ketika melihat Sandi berdiri dari duduknya dan berjalan masuk kedalam rumah Rey dan meninggalkan Rey diteras belakang rumah sendirian.

Tbc.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C9
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login