Pagi-pagi buta Maggie sudah jungkir balik mencari cincin berlian miliknya. Sudah setengah jam lebih dia membungkuk, menyisir seluruh isi ruangan, dan akhirnya dia berjingkrak, menciumi benda kecil itu.
"Yey . . ." untuk pertama setelah empatpuluh delapan jam terakhir dalam kehidupannya, dia bisa tersenyum lebar.
Tekad Maggie sudah bulat untuk menjual kembali cincin pemberian Andrew itu.
***
Max sedang meminum kopi dari cangkir yang sama setiap pagi, cangkir yang tetap bertahan sejak enam tahun lalu. Ada kenangan dengan cangkir itu.
Di suatu pagi sebelum kejadian penembakan itu, Adelaide seperti biasa menyiapkan secangkir kopi bahkan sebelum suaminya membuka mata.
"Sayang . . . " Adelaide membelai rambut Max, dan Max menggeliat malas, bahkan belaian itu seolah masih selalu terasa sama sampai enam tahun terakhir meski tangan itu tidak benar-benar nyata saat ini.
"Minumlah kopimu, cepat bangun atau kau akan melewatkan morning kisses-mu?" ancam Adelaide.