Baixar aplicativo
4.24% Kesempatan kedua / Chapter 16: GAIRAH DAN CEMBURU

Capítulo 16: GAIRAH DAN CEMBURU

"Sekarang kamu tidak bisa pergi lagi dariku, Sayang." Marvel meletakkan tubuh lemas Violet di atas ranjang berukuran king size. Tanpa melepas pandangannya pada tubuh Violet, Marvel melepas seluruh pakaiannya dan membuangnya begitu saja.

Violet merasakan tubuh Marvel menindihnya. Mata sayu Violet terbuka dan langsung di sambut dengan ciuman dari Marvel. Awalnya ciuman mereka pelan tetapi lama kelamaan ciuman itu semakin keras.

Violet mendesah, pakaiannya di tarik Marvel sampai koyak tak terbentuk lagi.

"Pakaianku!"

"Itu bukan pakaian, itu hanya selembar kain yang kamu gunakan untuk hiasan."

Violet terdiam mendengar hardikan Marvel, tetapi tidak lama Marvel kembali menjamah tubuh indah Violet. Dia memainkan dada sintal Violet dengan gemas. Bibirnya terus menelusuri tubuh dibawahnya itu sampai merata dan tidak tertinggal se inci pun.

"Malam ini kamu milikku! Dan seterusnya akan selalu menjadi milikku!" Ucap Marvel sebelum memasukkan miliknya kedalam Violet. Violet menjerit, air matanya kembali mengalir, entah perasaan apa yang tengah Violet rasakan saat ini.

Marvel terus menggerakkan tubuhnya sampai Violet merasakan tubuhnya siap meledak. Tubuhnya gemetar, keringatnya bercucuran.

Marvel melepaskan miliknya dan berjongkok di depan Violet. Pria itu melihat milik Violet dan membersihkannya dengan bibir dan lidahnya. Violet kembali mendesah, merasakan gairah yang kembali muncul di dalam tubuhnya.

Aaaahhh....

"Marvel, aku sudah tidak kuat!"

Marvel tidak mendengarkan perkataan Violet. Pria itu terus bermain-main dengan milik Violet dan dengan sengaja membuat Violet datang tetapi semua hanya sebuah keisengan Marvel. Setiap Violet hampir mendapatkan pelepasannya, dia menghentikan semua gerakan yang dia lakukan pada milik Violet, sampai - sampai Violet merasa kesal dan mulai tersulut emosinya.

"Kamu lakukan sekali lagi seperti ini, aku keluar!"

Marvel menggelengkan kepalanya dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya. Tanpa menjawab protes Violet, Marvel mulai meletakkan miliknya di depan pintu surganya.

Marvel kembali memasukkan miliknya dan bergerak. Awal gerakan Marvel cukup pelan dan teratur tetapi lama-kelamaan gerakan Marvel bertambah cepat dan keras.

Gairah Marvel cukup membuat Violet membungkam mulutnya yang marah - marah karena ulah pria yang ada di atasnya dan bergerak aktif.

Violet mendesah dengan cukup keras membuat Marvel tersenyum senang, Violet sudah akan mendapatkan klimaks nya kembali jika Marvel tidak menghentikan gerakannya dengan tiba-tiba.

"Marvel! Please!"

"Berjanjilah untuk kembali padaku, maka  aku akan memberikan semuanya untukmu," Ucap Marvel memberikan pilihan.

Pilihan yang sangat sulut bagi Violet, bayangan pria di atasnya ini bercinta dengan model itu masih terekam jelas apalagi Marvel akan bertunangan dengan pelanggannya sebentar lagi.

Violet menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya tetapi Marvel kembali memasukkan miliknya kedalam Violet. Semua kembali terulang. Desahan Violet kembali terdengar. Marvel memaksa Violet untuk kembali menerima dirinya dengan cara yang sangat sulit Vio tolak.

"Katakan, kamu akan kembali kepadaku! Ini kesempatan terakhir kamu Vio!" Marvel kembali mempermainkan Violet membuat Violet semakin frustasi.

"Oke! Jika kamu tetap pada pendirian kamu! Aku akan mengatakan kepada kekasih banci kamu itu, kalau kekasih hatinya sudah tidur denganku." Marvel sengaja akan melepaskan tubuhnya setelah dia mengatakan semua ancamannya kepada wanita yang dicintainya, tetapi kedua tangan Violet mencengkeram lengan Marvel dan menahannya.

"Oke! Oke! Aku akan kembali, dan sekarang lanjutkan!" Teriak Violet sambil mendekap erat tubuh Marvel agar tidak terlepas. Marvel tersenyum puas dan dengan senang hati dia kembali bergerak di atas tubuh Violet.

Marvel merasa sangat senang, dia terus bergerak sambil terus mencium Violet. Seluruh bagian wajah Violet mendapat jatah dari bibir Marvel, tidak ada sedikit bagian yang tertinggal dari serangan Marvel.

Marvel dan Violet semakin lupa daratan. Mereka sudah beberapa kali mendapatkan klimaksnya, bahkan saat ini jam menunjukkan pukul empat pagi mereka belum juga selesai, mereka masih asyik dengan goyangan pinggul Marvel yang mendorong Vio dari belakang.

"Aku lelah." Suara Violet terdengar lemas setelah mereka berdua mendapatkan pelepasannya, Marvel ambruk di atas tubuh Violet dengan nafas keduanya yang saling berkejaran.

"Sekali lagi, Sayang."

***

Violet terbangun dari tidurnya karena perutnya terasa lapar, semalam Violet belum makan apapun saat Marvel.menghajarnya tanpa ampun dan sekarang, dia membutuhkan makanan untuk bisa memulihkan tenaganya kembali.

Mata Violet melihat ke sekelilingnya dan ingatannya kembali pada kegiatannya semalam dengan Marvel. Pipi Violet merona, bayangan - bayangan yang dia lakukan dengan Marvel langsung memenuhi kepalanya tanpa diminta membuat Violet merasa malu.

Violet yang tengah dipeluk Marvel memandangi wajah tampan Marvel yang saat ini masih setia mendekapnya tanpa berniat melepaskan pelukan pada mangsanya ini. Violet menatap wajah Marvel mulai dari lekuk pipi dan garis rahang yang tegas, semua yang dimiliki Marvel memperlihatkan kepribadian Marvel yang juga tegas dan juga berwibawa.

"Aku memang tampan, Sayang. Tidak perlu melihatku seperti itu karena aku akan selalu bangun di sampingmu. Masih banyak waktu untuk kamu mengagumi wajahku," Ucap Marvel masih dengan mata yang tertutup.

Violet langsung menundukkan pandangannya, dia merasa malu karena tertangkap basah sedang mengamati wajah tampan Marvel, mencoba untuk berpura - pura tidak sedang melihat Marvel

"Aku lapar," Cicit Violet kembali saat perutnya kembali memberontak kelaparan.

Marvel membuka matanya, mengucek beberapa kali. "Sekarang pukul berapa?"

"Hampir pukul tiga sore. Apa pukul tiga sore?" Violet tersentak kaget sendiri saat dia menjawab pertanyaan Marvel.

"Ada apa?" Marvel kini ikut duduk saat melihat Violet kebingungan.

"Ada apa Vio?" Tanya Marvel sekali lagi karena Violet mengabaikan pertanyaannya.

"Pakaian ku mana Marvel? Aku harus kembali, Tommy pasti kebingungan mencari ku," Jawab Violet sambil terus mencari pakaiannya yang sama sekali tidak terlihat.

"Tidak ada pakaian! Kalau mau keluar kamu bisa telanjang, seperti ini karena aku tahu kamu tidak akan keluar tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh kamu."

Marvel kembali memejamkan matanya dan menidurkan tubuhnya saat Violet menyebutkan nama Tommy. Marvel membenci dengan pria itu, pria yang menjadi kekasih Violet saat ini sehingga Violet melupakannya selama ini.

"Marvel!" Panggil Violet sambil menggoyang tubuh telanjang Marvel dengan kedua tangannya.

"Kamu tidak akan keluar dari sini, Vio! Sekarang lebih baik kamu kembali tidur di sampingku, atau kita bisa kembali mengulangi yang semalam?" Jawab Marvel sambil menatap tajam ke arah Violet.

Violet terdiam sebentar sebelum dia memukul kepala Marvel dengan bantal cukup keras, karena pria di sampingnya ini perlu dibersihkan kepalanya. Terlalu kotor.

"Otak kamu ini isinya memang itu saja ya? Pantas saja kalau kamu tidak bisa menahan semua nafsu kamu dan selingkuh dariku!" Ketus Violet kesal.

Marvel langsung bangun dan memeluk tubuh telanjang Violet, memeluk erat tubuh yang batu saja dia miliki seutuhnya.

"Tentu saja, apalagi setelah memasuki kamu seperti semalam membuatku tidak tahan untuk segera membuatmu terus mendesahkan namaku dengan begitu bergairah."


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C16
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login