Baixar aplicativo
62.5% ASMARA DUA DUKUN. Kumpulan cerita-cerita edan / Chapter 5: Omed Anak Jakarte

Capítulo 5: Omed Anak Jakarte

Pagi hari di kampung Parung Lengsir yang damai telah di kejutkan oleh sosok pemuda yang sedikit berpenampilan modis. Gaya bicara dan tingkah lakunya tidak menunjukan bahwa dia benar-benar orang kampung sini.

" Siapa itu? Mukanya rada rada KASEP euy." Tanya Teh U'um pemilik Kedai Kopi Ngenah di Senggol.

" Aih si teteh, apanya nu kasep? Orangnya hideung ( item) kitu." Cerocos Cikung yang sedang asik ngopi, matanya juga memperhatikan pemuda yang telah membikin heboh setengah kampung itu.

" Maksudnya teh kung, mukannya KAya SEPiteng, rada-rada lonjong kitu." Jawab si Teteh sekenanya. Hi.hi.hi...

" Aiiih si teteh mah bisa wae atuh." Celoteh Cikung sambil nyengir. Tanpa sengaja si pemuda heboh tersebut singgah ke Kedai Ngenah di Senggol. Dia langsung mengambil posisi tempat duduk di sebelah Cikung.

" Datang darimana kang?" Iseng Cikung bertanya.

" Oh, saya baru datang dari Jakarta. Perkenalkan saya Omed, dan nama kamu siapa yah?" Jawab Omed sambil memperkenalkan dirinya kemudian dia berbalik tanya kepada Cikung. Tangannya sibuk mencomot pisang goreng yang di taruh di atas meja dagangan.

" Oh, saya Cikung kang." Jawab Cikung.

" Wah, nama yang unik. Seperti nama penyakit terkenal." Celoteh Omed dengan cuek. Cikung yang mendengar komentar tersebut rada-rada sedikit tersinggung.

" Semoga kamu ketularan penyakit yang kamu sebut." Umpat Cikung dengan sewot dalam hatinya.

" Di sini kang Omed tinggal sama siapa?" Tanya Cikung kembali ke Omed.

" Saya tinggal di tempat Ayah Madroy. Saya cucunya yang paling ganteng di antara cucu beliau yang lain." Jawab Omed dengan penuh percaya diri.

" Oooh." Cuma kata itu yang keluar dari mulut Cikung dan Teh U'um. Padahal sebenarnya,

" Busyet, pedenya ini manusia. Padahal saya kaga nanya sampai kesitu kok." Celoteh Cikung dan Teh U'um dalam hati. Sempat congornya Cikung yang rada-rada mancung diam-diam mencibir dibelakang omed. Tak berapa lama, lewatlah seorang perempuan cantik dengan mengendarai sepeda motor bebek.

" Swit swiiiwww. Buseeet, cakep banget itu cewek." Teriak Omed mengomentari perempuan yang tadi baru saja lewat.

" Kalau boleh saya tau, siapa nama cewek itu Kung?" Tanya Omed dengan menggebu-gebu seperti orang yang baru kedapatan rezeki lotre satu miliar.

" Oh, itu si Dedeh. Perempuan paling bahenol di Gang Kenyot." Jawab Cikung sambil mengorek-ngorek gigi dengan ujung sapu lidi yang ia patahkan.

" Kira-kira sudah punya pacar belum?" Tanya Omed sambil menawarkan rokok kretek Filter kepada Cikung. Cikung langsung sumringah menerima rokok pemberian Omed tersebut.

" Belum kang. Banyak juga sih laki-laki yang mengincar dia, tapi semuanya ditolaknya dengan sukses." Jawab Cikung sambil menghisap rokok pemberian Omed. Mendengar penjelasan Cikung, Omed pun merasa senang setengah mampus.

" Berarti saya ada kesempatan bisa mendapatkan si Dedeh dong." Gumam Omed dalam hati sambil tersenyum mesum.

" Kalau akang pengen tau informasi jelasnya, silahkan akang menanyakan langsung saja ke mamang akang sendiri yaitu Mang Gurepes." Ujar cikung memberikan informasi ke Omed selayaknya layanan costumer service di Bank.

" Masa sih...! kalau begitu saya langsung pulang ke rumah dulu." Teriak Omed kegirangan. Ia langsung membayar pisang goreng yang dia makan, lalu pergi tanpa permisi. Sesampainya Omed di rumah ia langsung mencari Mang Gurepes.

" Mang, where are you. Saya ada perlu nih. Ada yang perlu saya tanyakan sehubungan informasi yang baru saja saya dapat." Teriak Omed mencari Mang Gurepes. Keluarlah Mang Gurepes dari kamarnya dengan sarung bau , plus rambut yang acak-acakan karena baru saja bangun tidur.

" Ada apa sih Med? Pagi pagi sudah kaya orang kesetanan sambil teriak-teriak masalah informasi. Informasi apaan? Informasi kambing mang Duloh sudah beranak." Cerocos Mamang Gurepes yang merasa tidurnya terganggu gara-gara teriakan Omed.

" Ini lebih dari masalah kambing mang. Mamang tau enggak si Dedeh cewek bahenol anak Gang Kenyot itu? Kalau mamang tau, saya minta informasi detailnya dong." Tanya Omed memohon kepada Mang Gurepes. Mamang Gurepes langsung memasang sikap berwibawa bak seorang dosen mesum yang sedang ditanya oleh murid pe'aknya.

" Kamu mau tau Med semua tentang si Dedeh?" Tanya Mang Gurepes dengan muka serius. Tangan kanannya menengadah ke arah Omed, mengisaratkan bahwa ia meminta imbalan ke Omed. Omedpun mengerti isyarat yang diberikan mang Gurepes. Omed langsung mengeluarkan duit dua puluh ribuan kumal bin lecek dari dompetnya, lalu menaruhnya di tangan Mang Gurepes.

" Kamu langsung bikin aja surat buat si Dedeh. Nanti biar mamang yang langsung ngasih ke dia." Mang Gurepes memberikan saran.

" Kebetulan mamang memang akrab dengan si Dedeh Med." Tambah mang Gurepes.

" Waaah, itu saran yang bagus mang. Biar langsung saya buat saja suratnya. Nanti malam mamang langsung kasih ke dia. Besoknya kan saya bisa langsung ngedate sama dia. Dan saya yakin, enggak mungkin si Dedeh itu bakal menolak cinta Omed yang begitu gagah dan tampan ini." Cerocos Omed dengan percaya diri bahwa ia bakal diterima oleh sang pujaan hatinya. Maka siang itu juga Omed langsung sibuk membuat surat pernyataan cintanya. Omed tidak tau bahwa sebenarnya mamang Gurepes sedang merencanakan hal yang gila buatnya. Kebetulan di gang yang sama dengan Dedeh si gadis kembang Gang Kenyot itu, ada juga perempuan yang bernama sama dengan si Dedeh. Bedanya, yang satu muda dan cantik, sedangkan Dedeh yang satunya lagi janda setengah baya beranak tiga. Nah niatnya, surat yang Omed tulis hendak Mang Gurepes kasih ke si Dedeh perempuan janda yang sudah beranak tiga tersebut. Setelah Mang Gurepes memberikan surat pernyataan cinta Omed, keesokan harinya datanglah sang janda dengan tiga anaknya. Omedpun jadi bingung dan takut dibuatnya.

" Loh, bukannya Jang Omed sendiri yang menulis surat pernyataan cinta ini. Jadi, dengan senang hati saya menerima pernyataan cinta Jang Omed." Cerocos sang janda sambil matanya menatap nakal ke arah omed.

" Iya, tapi saya menulis surat ini bukan buat kamu, melainkan buat si Dedeh perempuan pujaan hati saya. Disini tertulis jelas kok, buat Dedeh wanita pujaanku yang selalu kuimpikan." Kelit si Omed dengan ketakutan.

" Loh, nama saya kan Dedeh. Berarti saya tidak salah dong." Balas sang janda dengan senyum nakalnya, sementara itu anak sang janda merengek-rengek minta dibelikan permen.

" Tunggu dulu yah kasep. Entar calon papi kamu yang baru dan tampan ini akan membelikan kamu permen sepelastik besar." Ujar sang janda lagi sambil berusaha menenangkan tiga anaknya yang minta dibelikan permen. Omedpun langsung pingsan ditempat dengan damai.

Ha.ha.ha... kasihaaaan deh loh...


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login