Gilang menghembuskan nafasnya keras-keras. Tak memperdulikan lagi walau sang papah berdiri disampingnya.
Pemuda itu jelas menunjukan protes tak suka pada pria disampingnya. Walau kelihatannya sia-sia, sang papah tak mengubris sama sekali. Justru malah makin menarik dan memaksa Gilang agar ikut makan malam bersama dengan keluarga sang papah.
Ah benar, Gilang sendiri sebenarnya bingung. Apa benar ia dianggap sebagai keluarga dari sang papah?
Yang jelas Gilang selalu saja merasa asing dilingkaran keluarga ini. Selain karena semua adik dan kakak sang papah bermuka dua. Ada satu orang lagi yang Gilang sampai sekarang masih merasa benci.
Gilang mengangkat alis tinggi. Saat dirasakannya gandengan tangan sang mamah lebih mencengkram erat kini. Gilang yang malam itu mengenakan setelan jas rapih reflek melirik, dapat melihat jelas ekspresi wajah sang mamah yang kian berubah. Saat Gilang, mamah juga beserta sang papah memasuki restaurant milik keluarganya.