Capítulo 92: Jerit Malam (2)

"Keara mana?"

Membuat si gadis jadi mengerjap-ngerjap agak terkejut kakak kelas tampannya itu tau-tau muncul menanyakan Keara.

Gadis itu membuka mulut. "A... Keara kak... Keara anu..." katanya jadi bingung. "Ini... kita baru mau lapor,"

Gilang mengernyit, "lapor?" Ulang Gilang bingung. Gilang mengerjap, mencoba berpikir. "Lapor kenapa?!" tanya Gilang agak menaikkan intonasi. Mendadak cemas.

"Itu kak... Kearaa-"

"LANG KEARA PINGSAN!!" suara Benji diluar tenda membuat Gilang menoleh, pemuda tampan itu tersentak. Melihat Benji sedang mengangkat telfon dari seseorang disana.

Gilang mengedip menyandarkan diri, tanpa basa-basi lagi segera membalikan badan berlari memasuki gedung sekolah.

Gilang berlari secepat kilat, kaki panjangnya itu melangkah cepat menaiki dua anak tangga sekaligus.