Capítulo 88: Kesepian

"Kiran sayang, kami sangat terkejut dengan kabar duka tentang dirimu dan suamimu. Kami sangat bersedih atas kepergian kalian." Dewi terisak disamping pusara sahabatnya. Rio memeluk Dewi dengan erat, keduanya sangat bersedih dengan sahabat mereka yang baru beberapa waktu lalu mereka temui kembali setelah empat puluh tahun terpisah.

"Dewi, ikhlaskan kepergian mereka sayang. Betul kata Ayya, hanya raga yang terpisah diantara kita tetapi mereka tetap hidup didalam hati kita." Rio kemudian membelai nisan kedua sahabatnya itu lalu merapalkan do'a terbaik dan tulus dari hatinya yang terdalam.

"Rio, aku masih bisa melihat senyuman mereka terakhir kali mereka berpamitan akan berlibur dua minggu yang lalu. Wajah mereka sangat berseri-seri, aku benar-benar tidak menyangka kalau mereka akan pergi selama-lamanya." Dewi kembali menangis dalam pelukan suaminya.