Saat ini Savira sedang berusaha untuk melihat-lihat kebun buah istana karena memang Savira sangat suka makan buah-buahan langsung apa buah-buahan di kebun istana milik James ini ternyata terasa lebih manis sama seperti buah-buahan yang Savira dapatkan diluar istana waktu itu.
Tentunya ada beberapa pengawal khusus yang diperintahkan oleh James mengawal dan mengawasi gerak-gerik dari Savira, karena James sangat menyadari bahwa Queen nya tersebut sangat lincah dan selalu membuat hanya hawatir dan tentunya karena Savira masih ke kanak-kanakan karena memang Savira masih remaja akhir.
"Maaf yang mulia Queen, tolong jangan memanjat pohon terlalu tinggi biarkan hamba saja yang akan membantu memetik buah apel dan pir itu untuk Anda." ucap dari salah satu omegan yang takut King James akan mengetahui hal itu dan mereka segera dihukum yang dipastikan hukuman dari James sepertinya sangat buat mereka takut karena keluarga merekalah yang akan menjadi sasaran utamanya.
"Tidak mau, aku lebih suka memanjat pohon. Aku memang sudah lama tidak memanjat pohon karena teman-temanku orang-orang disekitarku tidak pernah mengizinan ku lagi dulu karena aku pernah jatuh dari pohon dan tanganku kena patah. tpadahal aku terjatuh bukan karena masalah memanjat pohon tetapi aku terjatuh karena juga terpeleset karena ranting yang besarkan ku jadikan pijakan itu ternyata rapuh."ucap Savira.
Tentunya para pelayan yang bertugas untuk menjaga Savira sangat sedikit kewalahan karena walaupun Savira adalah seorang manusia tetapi saat ini Safira layaknya seekor kera yang tidak bisa diam dari tadi berusaha untuk memanjat pohon apel dan pohon pir yang ada di di kebun istana tersebut bahkan wanita bertubuh mungil itu terlihat sangat tidak bermasalah dengan pakaiannya yang merupakan pakaian seorang tuan Ratu yang tentunya akan sangat ribet digunakan untuk memanjat pohon.
"Sepertinya kesalahan yang sama akan terulang kembali." ucap Savira yang merasakan bahwa pohon yang di pihaknya mulai rapuh.
Tiba-tiba Savira merasa bahwa dia berpijak di tempat yang salah, sehingga tanpa sengaja dia menginjak dahan yang rapuh sehingga menyebabkan Savira siap-siap akan terjatuh lagi dan mungkin kali ini akan lebih dari sekedar patah tangan karena memang Savira sangat tinggi.
Savira memanjat pohon ini dia pohon Apel dan Pir yang berada di atas tanah milik King James ini tiga kali lipat lebih tinggi daripada pohon yang paling tinggi yang ada pada umumnya di dunia manusia modern.
Savira merasa aneh dengan dirinya yang terdengar hanya teriakan para pelayan yang sepertinya sangat ketakutan jika Savira terjatuh dan berusaha untuk menolong tentu saja nyawa mereka dan keluarga mereka yang akan menjadi taruhannya jika Savira sampai lecet apalagi terluka.
Seiring dengan suara hembusan angin lembut yang bergeser ke dalam tubuh mungil Savira pun mulai terjatuh tetapi Savira tidak merasakan sakit sama sekali, malahan yang dirasakan tubuhnya saat ini ada di atas angin dan membuat tubuhnya seakan-akan melayang.
"Apa yang kau lakukan Queen ke hampir saja jatuh konyol dari atas pohon yang tinggi ini." ucap dari James yang langsung m nangkap tubuh mungil Istrinya sebelum menyentuh tanah menatap ke tiga pelayan yang harusnya bertugas menjaga keamanan dari Savira. Untuk saja James miliki salah satu kekuatan mengendalikan angin sehingga Savira saat ini bisa jatuh dengan lembut dalam dekapannya.
Savira pun tersadar ternyata James yang telah menyelamatkannya setelah dirinya hampir jatuh konyol dan mungkin akan patah tulang yang lebih parah dari sebelumnya.
Tentunya Savira pun mengerti dan dia paham akan tetap James tersebut, langsung Savira membela para pelayan yang memang tidak bersalah tersebut karena memang Savira lah yang lebih ringan keras untuk memetik buah Apel dan Pir itu sendiri.
"Jangan menghukum mereka aku memang meminta mereka untuk menjauh dariku karena aku sangat ingin memanjat pohon, mereka tidak bersalah?"ucap dari Savira yang membela para pelayan tersebut.
"Mereka harus dihukum karena mereka telah lalai menjaga mu dan membuatmu hampir saja terluka karena terjatuh dari atas pohon." ucap James yang sudah sangat marah bahkan matanya yang tadi berwarna coklat madu yang sangat menenangkan, perlahan berubah berganti warna menjadi hitam lalu merah.
Savira bisa melihat sendiri raut wajah dari para pelayan itu terlihat lebih pucat dan Savira pun menyaksikan dengan kedua mata kepalanya sendiri bahwa mereka secara bersamaan seakan-akan kesusahan bernapas Savira yakin hal itu adalah perbuatan dari James.
"Maafkan mereka....," ucap Safira langsung memeluk leher James dan beberapa kali mengecup pipi kanan James sehingga membuat kemarahan dan emosi dari James pun menurun dan James tidak jadi menghukum para pelayan tersebut karena terlalu senang dengan sikap manis yang dilakukan oleh Savira padanya.
"Baiklah Queen. Ayo kita ke ke dalam istana ada seseorang wanita ingin ku kenalkan kepadamu....," ucapan dari James yang yang berusaha untuk tersenyum kecil di depan Savira saja padal wajahnya itu yang biasanya hanya terlihat datar di depan semua orang.
"Siapa?" tanya Savira dengan polosnya.
"Kamu akan mengetahuinya nanti Queen." ucap James yang tersenyum manis yang langsung menggunakan kekuatannya sehingga mereka dapat sampai dengan cepat di ruang tamu istana.
"Perkenalkan ini adalah sahabatku, Emma Grac." ucap dari James yang tersenyum manis kepada Savira dan lalu wajahnya kembali datar saat menatap Emma.
Sebelumnya Emma tidak pernah menyangka bahwa yang James akan bisa tersenyum lebar seperti ini hanya karena seorang wanita manusia bertubuh mungil yang lemah yang berada disampingnya tersebut dia saat ini telah menjadi belahan jiwa James.
"Hai Emma, perkenalkan aku Savira." ucap Savira bergaya layaknya seorang wanita bangsawan kuno yang pernah dibaca nya di buku sejarah.
Tentunya Emma pun menyambut sapaan dari Savira tersebut dengan pura-pura tersenyum manis karena tidak mungkin kan Emma menunjukkan raut wajah tidak sukanya kepada Savira, di depan James. Pasti nanti James akan marah kepadanya dan bukan tidak mungkin dia nggak juga akan memutuskan persahabatan mereka yang sudah dari kecil tersebut.
James tidak bisa berpikiran dari sahabatnya tersebut dari kecil karena, Emma memang memiliki darah seorang penyihir yang tentunya dapat memanipulasi pikirannya dan orang lain sesuai keinginan nya. Tapi setau James Emma adalah seorang keturunan penyihir baik dan juga tentu telah mengabdi lama di kerajaan besar nya tersebut.
Walaupun James tahu bahwa tema telah memiliki seorang pasangan sejati yang telah dihukum mati oleh dirinya sendiri karena pasangan tersebut adalah seorang penjahat yang berasal dari golongan penyihir hitam yang ingin meluluhlantakkan seluruh kekuasaan James.
Tetapi James tetap tidak pernah membenci seorang Emma dan tidak pernah mencurigai seorang Emma sampai detik ini, karena baginya Emma telah membantunya dalam memenangkan banyak perang dan membuat istana ini aman saat mereka terdesak oleh musuh dalam peperangan.
"Apakah kita bisa berteman?" tanya Savira sambil tersenyum manis pada Emma.
"Tentu saja Queen, siapa yang tidak ingin berteman dengan seorang gadis yang sangat cantik dan menarik seperti anda." ucap dari Emma sambil menunduk hormat bersikap formal seorang bangsawan kerajaan.
Sementara James tidak mencurigai Emma karena memang Emma selalu bersikap baik setahunnya kepada siapapun dan Emma juga sangat ramah dan penyayang kepada siapapun yang berada dalam masalah atau kesulitan.
Bismillahirrahmanirrahim tolong jangan lupa simpan keperpustakaan, komentar, review dan vote terimakasih.