Baixar aplicativo
3.55% Dosen Amnesiaku / Chapter 11: Kozhikina

Capítulo 11: Kozhikina

***

Beberapa jam kemudian...

Tempat berganti, memperlihatkan sebuah rumah besar yang terletak di New York, Amerika.

Tampak ada seorang wanita yang sedang menangis sembari bersandar di dinding. Wanita tersebut juga memegangi sebuah cincin.

Tak lama seseorang masuk kedalam kamar tersebut dan menemui wanita yang sedang menangis.

"Kozhikina, apakah kamu mau begini terus? cobalah move on! umurmu sudah tiga puluh tahun dan kamu masih menunggu Aarav? kan sudah dikabarkan bahwa peristiwa kecelakaan pesawat itu memakan banyak korban. Hanya beberapa saja yang masih hidup!" ujar Shailene, kakak Kozhikina.

Kozhikina adalah mantan tunangan Aarav. Sebenarnya saat Aarav ingin ke Amerika, ia bermaksud untuk menikah dengan Kozhikina disana tetapi justru malah Aarav mengalami kecelakaan pesawat. Walau begitu Kozhikina tetap yakin bahwa Aarav masih hidup dan pasti akan kembali.

Kozhikina berdiri lalu mendekati sang kakak yang baru habis bicara.

"Kakak! kamu tidak tahu bagaimana perasaanku kan? aku yakin Aarav masih hidup! pasti kak Hector akan menemukan dia di Indonesia. Aku akan tetap menunggunya dan ingat! aku tidak akan pernah menerima lamaran Theo! mengerti?!" bantah Kozhikina.

"Dek, jangan sampai begini karena hanya seorang pria! kubilang dia tidak akan pernah kembali karena dia sudah terkubur didalam laut!" bentak Shailene.

Sontak, Kozhikina menampar wajah kakaknya karena merasa geram dengan kata-kata yang diucapkan oleh sang kakak.

"Kak! kakak tidak tahukan betapa hancurnya aku saat mendengar Aarav mengalami kecelakaan? ditambah kita sudah menyiapkan pesta pernikahan dan semua itu sirna! kakak itu tidak pernah mengalami penderitaan seperti aku!" ucap Kozhikina.

***

#Flashback on#

Sembilan tahun yang lalu...

Terlihat Kozhikina sedang duduk didepan kaca sembari memakai anting ke telinganya. Setelah itu ia menatap kaca sembari tersenyum.

"Sebentar lagi, hari yang akan ditunggu-tunggu tiba. Setelah sekian lama kita pacaran dari SMA hingga sekarang, akhirnya kita bersatu dalam ikatan pernikahan. Aku tidak sabar menunggu hari itu," ucap Kozhikina.

Setelah itu Kozhikina mengambil jaket tebal miliknya yang ada didalam lemari. Cuaca di Amerika saat itu sangatlah dingin sehingga masyarakat disana memakai pakaian hangat.

Kozhikina mengenakan jaket tersebut. Setelah itu ia mengambil sepatu boot panjang dan memakaikannya.

Tak lama, ponselnya berdering. Sepertinya ada seseorang yang menghubunginya! Kozhikina mengira bahwa itu adalah Aarav yang meneleponnya.

Dengan sigap, ia langsung mengambil ponselnya dan mengangkat telepon tersebut.

"Halo, Aarav!" ujar Kozhikina sembari tersenyum.

Selang beberapa menit sehabis ia bicara, wajahnya pun memerah. Matanya berkaca-kaca seperti mendengar kabar duka!

"Apa?" tanya Kozhikina tidak percaya.

Kozhikina pun meneteskan air matanya. Setelah itu ia berlari keluar dari kamar menuju garasi rumah untuk mengambil mobil.

Saat ia melewati ruang keluarga, disana sudah ada mamanya bersama papa dan kakaknya.

"Untuk apa kamu pergi, Kozhikina? untuk memastikan bahwa semua itu hanyalah rekayasa semata yang dibuat Aarav agar kamu khawatir? itu real Kozhikina! real! beritanya sudah tersebar di sosial media! Aarav mengalami kecelakaan pesawat," ucap Shailene dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tidak mungkin! dia itu adalah pelindung yang terkuat! dia tidak akan pernah lemah! meskipun hatinya selembut sutra, tetapi dia kuat! dia tidak mungkin sampai tiada seperti ini! aku harus mengecek nya!" setelah itu Kozhikina pergi menuju luar rumah dan berjalan kearah garasi.

Keluarganya hanya bisa terdiam menatapi Kozhikina. Mereka juga merasa kehilangan Aarav karena Aarav sudah dianggap seperti keluarganya sendiri.

***

Beberapa menit kemudian...

Kozhikina sampai dirumah orang tua Aarav. Ia langsung bergegas masuk kedalam untuk memastikan bahwa Aarav pasti ada disana. Saat didalam rumah, ia melihat keluarga Aarav yang berkumpul termasuk Hector. Mereka semua menangis sembari menatap Kozhikina yang datang.

Kozhikina berjalan selangkah demi selangkah sembari berkata...

"Tidak mungkin ini terjadi! ini hanyalah mimpi buruk ku! tidak mungkin!" ucapnya.

Tak lama, Kozhikina terjatuh. Iapun bersandar di dinding sembari menangis histeris.

***

#Flashback off#

"Jangan ingatkan aku tentang kejadian sembilan tahun itu, Kozhikina. Aku tahu kamu sedih dan kami juga ikut sedih! tetapi peristiwa itu sudah berlalu dan kita harus berubah, Kozhikina!" ucap Shailene.

"Apa katamu?! berubah? ya aku berubah lalu menikahi Theo kan? Tidak akan pernah itu terjadi! tidak akan!" bentak Kozhikina.

Tak lama, ponsel Kozhikina berdering. Sontak saja, Kozhikina langsung mengambil ponselnya dan mengangkat telepon. Dan yang menelponnya ialah Hector.

"Halo kak Hector, ada apa meneleponku?" tanya Kozhikina sembari menatap tajam sang kakak.

"Kozhikina! penantian kita selama sembilan tahun tidak berakhir dengan sia-sia! aku telah menemukan Aarav. Kemarin aku bertemu dengannya di Museum Macan! bahkan aku mengobrol dengannya," jelas Hector.

"Apa, kak? Aarav masih hidup?! Ya Tuhan, terimakasih telah mengabulkan doa ku selama ini. Kak Hector, apakah kamu ada foto waktu bertemu dengannya?" tanya Kozhikina.

"Ada, aku sempat memotretnya kemarin. Aku kirimin ya," jawab Hector.

"Oke kak, aku tunggu kiriman fotonya," ucap Kozhikina sembari mematikan teleponnya.

Shailene langsung buru-buru bertanya kepada Kozhikina tentang apa yang terjadi? kenapa Kozhikina begitu senang?

"Kozhikina! apa yang terjadi? kenapa kamu berkata Aarav masih hidup?" tanya Shailene.

"Hector memberitahuku bahwa kemarin dia bertemu dengan Aarav! ini fotonya!" ucap Kozhikina sembari menunjukkan foto Ali.

"Ya Tuhan, dia masih hidup? kita harus bilang ke mama dan papa agar mereka tidak menjodohkan mu dengan Theo!" usul Shailene.

"Iya, ayo kita temui mereka," ajak Kozhikina.

Mereka berdua langsung bergegas keluar dari kamar untuk menemui kedua orang tuanya yang sedang bersantai di ruang keluarga.

***

Keesokan harinya...

Terlihat Mikha sedang membantu mamanya memasak di dapur. Sembari memasak, mereka berdua mengobrol mengenai peristiwa semalam.

"Oh jadi sekarang kamu sudah ada hubungan khusus dengan Ali? mama sudah menduga bahwa itu akan terjadi!" ucap Angelina.

"Iya, ma. Kemarin ya, meja makannya itu Ali memilih didekat pantai. Nah terus suasana disana dihias seromantis nya, dan juga aku diperlakukan sebagai seorang putri. Banyak foto-fotonya ma, nanti aku tunjukkan!" jelas Mikha.

"Kamu nih, dimana-mana sukanya foto-foto terus! gak penuh apa memory nya?" tanya Angelina.

"Aku kalau habis foto langsung masukin di sosmed lalu ke laptop. Setelah itu dihapus di hp! semalam ya, pada saat lagi makan bersama Ali, aku post di Ig. Nah pagi ini tadi, banyak yang ngelike! dan pengikutku semakin bertambah banyak," jawab Mikha.

"Bagus kalau begitu, nanti kamu bisa terkenal," ujar Angelina.

"Hummm iya sih, tetapi semenjak aku post foto Ali jadi banyak yang suka dan juga banyak pengikut ku. Aneh!" curiga Mikha.

"Mungkin netizen pada suka foto kamu bersama Ali karena melihatnya itu sangat serasi," jelas Angelina.

"Mungkin kali ya, ma? tapi bodo ah! orang masuk suka syukur kalau enggak ya sudah!" ucap Mikha.

Tak lama, terdengar suara ketukan pintu. Mikha memutuskan untuk yang membukakan pintu dan menemui orang yang mengetuk pintu rumahnya.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C11
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login