Hari yang ditunggu akhirnya tiba, namun pada hari itu juga Veela hendak melahirkan.
Sang Pelayan meminta bantuan pelayan yang lebih tua untuk membantu Tuan Putri. Dan dirinya berlari berusaha melewati penjagaan ketat alam iblis yang akan lebih longgar pada hari ini, hari Festival Hantu. Dirinya hanya iblis kecil biasa dengan kemampuan sihir yang rendah, dirinya tidak dapat berpindah tempat yang terlalu jauh sebagaimana yang mampu dilakukan mereka yang memiliki kemampuan sihir tingkat tinggi.
Alam iblis sangat ramai selama festival berlangsung banyak mahluk dari alam lain yang datang untuk memeriahkan festival tersebut.
Ara, nama Sang Pelayan Tuan Putri Iblis berlari kencang, dirinya bertarung dengan waktu. Tuan Putri Iblis sudah hendak melahirkan dan jika hal tersebut diketahui Sang Raja maka tidak tahu apa yang akan terjadi terhadap Tuan Putri dan bayinya.
Ara berhasil keluar dari alam iblis, tidak ada penjagaan ketat seperti biasanya. Semua mahluk berbahagia hari ini, namun tidak dengan Ara.
Setelah keluar dari batas alam iblis, Ara menggunakan kekuatan sihirnya yang tidak seberapa dan pergi ke hutan persik. Setelah berkeliling cukup lama, Ara sama sekali tidak menemukan Rigel, Sang Dewa Malam kekasih Tuan Putri.
Ara sungguh panik, dirinya tidak tahu harus berbuat apa. Ara melihat penjaga hutan persik ini, lalu Ara menghampiri Dewa penjaga hutan persik itu dan berkata "Apakah.. apakah Tetua melihat Dewa Malam? Dewa Rigel?"
Ara tidak yakin harus bagaimana menyapa Dewa senior itu yang bersosok pria tua dengan janggut putih.
Dewa penjaga hutan persik menatap Ara dan terdiam sejenak. Mengapa mahluk suku iblis mencari Dewa Malam tersebut? Dan sepertinya iblis kecil itu sangat panik.
"Anda tidak akan menemukan Dewa Rigel di sini. Dewa Rigel sering menghabiskan waktu di hutan persik ini, namun beberapa minggu terakhir ini Dewa Rigel tidak lagi pernah kemari!" ujar Dewa penjaga hutan persik perlahan.
"Dimana.. dimana saya bisa menemukan Dewa Rigel?" tanya Ara dengan putus asa.
"Tentu Anda bisa menemukannya di alam langit. Namun hari ini adalah hari besarnya, hari ini adalah hari pernikahan Dewa Malam dengan Dewi Angin!" setelah menyampaikan hal tersebut Dewa senior itupun menghilang. Dewa penjaga hutan persik jarang menunjukkan wujudnya, namun dirinya sangat tersentuh melihat bagaimana Ara berkeliling hutan persik ini dengan putus asa untuk berusaha menemukan Dewa Malam tersebut.
Ara merasa seperti jiwanya akan menghilang setelah mendengar penjelasan Dewa penjaga hutan persik ini. Ara tidak yakin harus bagaimana, apakah dirinya harus pergi ke alam langit dan mencoba mengacaukan acara pernikahan Dewa tersebut? Atau kembali ke alam iblis dan menyampaikan hal tersebut kepada Tuan Putri?
Setelah bimbang beberapa saat, akhirnya Ara memutuskan untuk pergi ke alam langit. Mencoba peruntungannya, alam langit sangat ketat penjagaannya apalagi hari ini diadakan pesta pernikahan Dewa dan Dewi tinggi.
Menggunakan sisa kekuatan sihirnya, Ara berpindah ke alam langit. Dirinya berdiri di depan gerbang megah alam langit, ini pertama kalinya Ara berada di sini.
Ara berusaha melewati gerbang tersebut namun dirinya dihadang oleh dua prajurit berbaju zirah lengkap dengan tombak tajam. Mereka tidak mengijinkan dirinya masuk, tidak pernah ada suku iblis yang dapat melewati pintu gerbang alam langit.
Ara di buang kembali ke alam iblis, tidak ada alasan apapun yang dapat mengijinkan suku iblis masuk ke alam langit. Ara terjatuh tidak jauh dari pintu masuk alam iblis. Dirinya berlari kembali ke alam iblis dan terburu-buru kembali ke istana.
Saat Ara tiba di depan kamar Tuan Putri, perasaannya sangat tidak enak. Batas sihir sudah tidak terpasang, apakah Raja Iblis sudah mengetahui perihal kehamilan Tuan Putri?
Ara membuka pintu kamar, dan perkiraannya benar! Raja Iblis sedang berada di kamar Tuan Putri dengan aura yang sangat mencekam.
Tuan Putri berlutut di lantai sambil memeluk bayi yang baru dilahirkannya, beberapa pelayan turut berlutut di belakang Tuan Putri. Mereka semua ketakutan, Raja Iblis terkenal sangat kejam dan tanpa ampun.
Ara berlari dan berlutut di sisi Tuan Putri yang sedang menangis berlinang air mata.
"Apakah... apakah kamu menemukan nya?" tanya Veela kepada Ara. Ara tidak berani berbicara, dirinya hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Tuan Putri.
"Bawa bayi itu dan lempar ke sumur penghancur roh! Jika sampai esok bayi itu masih ada di sini maka jangan salahkan jika saya yang akan memusnahkan bayi itu dengan tangan ini!" ujar Raja Iblis dingin, lalu mengibaskan lengannya dan keluar dari kamar Tuan Putri dengan penuh amarah.
Tuan Putri terduduk di lantai, pelayan lain mengambil bayi dari gendongannya dan berusaha menenangkan bayi itu yang menangis histeris sedari tadi.
"Apa... apa yang kamu temukan?" tanya Tuan Putri sambil menarik lengan Ara. Dirinya tahu pelayannya pasti memiliki hal yang hendak disampaikan kepadanya.
"Putri... Putri... saya tidak menemukan Dewa Rigel di hutan persik, tapi saya bertemu dengan Dewa penjaga hutan persik itu. Dan... dan menurut beliau hari ini Dewa malam melangsungkan pernikahan di alam langit dengan Dewi Angin!" jelas Ara, dirinya juga tidak mungkin menyembunyikan kebenaran ini dari Tuan Putri.
"Tidak mungkin!!! Kamu pasti salah!!!" ujar Veela tidak dapat menerima kabar tersebut.
Veela menggunakan seluruh kekuatan sihirnya untuk pergi ke tempat di mana Dewa Malam berada, batasan sihir sudah di hilangkan oleh Raja Iblis. Veela harus melihat sendiri apakah yang dikatakan Ara itu benar atau tidak.
Veela berada di dalam alam langit, dirinya memiliki kemampuan sihir tingkat atas dan itu memberinya kemampuan untuk menembus batas alam langit tetapi dirinya tidak bisa terlalu lama di alam langit karena keberadaannya akan segera diketahui.
Veela menggunakan kekuatan sihir untuk membuat dirinya tidak terlihat. Alam langit sangat ramai dan semua Dewa maupun Dewi terlihat penuh suka cita. Veela tidak tahu harus ke arah mana, jadi dirinya hanya mengikuti para Dewa dan Dewi itu pergi.
Mereka tiba di aula megah dengan pilar-pilar besar berwarna emas dan Veela dapat melihat jelas kekasihnya berdiri di depan aula. Veela melihat Dewi Agung berdiri di sisi kekasihnya, sepasang Dewa dan Dewi sedang memberi hormat kepada penguasa alam langit yaitu Kaisar Langit yang Agung.
Upacara pernikahan berlangsung khidmat, Veela mematung tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Belum sempat memutuskan apa yang akan dilakukannya, Veela sudah melihat begitu banyak prajurit alam langit yang masuk ke aula. Veela yakin keberadaannya telah terlacak, dirinya tidak dapat tinggal lebih lama lagi. Veela pun menghilang dan kembali ke kamarnya di alam iblis.
Ara melihat Tuan Putri yang sudah kembali dan langsung datang menghampirinya. Tuan Putri duduk di sisi ranjang besar miliknya, tidak berkata-kata seakan dirinya sedang tenggelam dalam pikirannya. Bayi mungilnya sudah terlelap dan saat ini bayi itu tidur di ranjang tepat berada di sisinya.
Veela berbalik dan menatap bayi mungilnya, tangannya menyentuh lembut tubuh mungil bayinya. Air mata mengalir deras, hatinya terasa hancur seakan tidak ada lagi arti keberadaan dirinya.
"Putri..." panggil Ara berusaha mendapatkan perhatiannya.
Veela berpaling dan menatap Ara seraya berkata perlahan "Aranjo, namanya adalah Aranjo."
Ara mengangguk dan bersyukur Tuan Putri masih memikirkan bayi perempuan yang baru dilahirkannya.