Seminggu sudah berlalu, kini Aisyah mulai merasakan kram pada perutnya. Rasanya memang sedikit tidak nyaman, tapi aisyah tetap bertahan dan menyembunyikan rasa tidak nyamannya itu. Hingga tidak ada yang menyadarinya, bahkan Rafka sekalipun. Aisyah memang sangat pandai menyembunyikan sesuatu, walaupun hal itu menyakiti dirinya sendiri.
Tapi semakin lama di tahan, rasa tidak nyaman itu kini berubah menjadi rasa pegal dan nyeri yang tidak beraturan. Sesaat terasa begitu sakit, namun sesaat kemudian hilang lagi rasanya. Aisyah mengingat kembali penjelasan ibu mertuanya seminggu yang lalu, sepertinya ia sudah mulai mengalami tanda-tanda akan melahirkan.
Malam itu semakin larut, tapi Aisyah merasa tidak tenang dan terus bergerak gelisah dalam baringnya. Rafka yang sudah tertidur pulas di sampingnya jadi ikut terbangun, ia pun menanyakan alasan Aisyah bergerak begitu gelisah dan belum tertidur juga padahal waktu sudah hampir pagi.