Lionel menatap punggung Gadis itu dan menoleh kearah Drew.
"gadis hamil itu sangat manis, dia juga terlihat sangat lembut... hanya saja aku sering melihat gadis itu merasa ketakutan tinggal di rumah ini, mungkin wajah kita sering menakutinya" ucap Lionel tertawa
Drew terkekeh mendengarkan ucapan dari Lionel "sepertinya Gadis itu belum terbiasa masuk ke lingkungan seperti ini, sebenarnya aku merasa kasihan padanya... dia adalah gadis sebatang kara yang sedang hamil dan tidak ada satupun dari keluarganya yang mencari keberadaan dirinya" jawab Drew sambil meneguk segelas wine.
Lionel tertawa lebar "apakah tidak ingat kedatangan dia pertama kali ke rumah ini karena apa? karena dia diusir oleh pamannya bukan? itu berarti dia salah satu anak perempuan yang tidak diinginkan... tapi beruntung sekali Tuan Andreas menemukannya, aku merasa iba ketika dia baru pertama kali datang kesini dengan keadaan perut yang membuncit dan sangat kurus" sahut Lionel
holsi mengangguk "Aku menyukai perempuan lembut itu dia sangat baik bahkan saat kami sedang duduk di teras pun dia membuatkan kami kopi panas tanpa kami minta, itu jelas terlihat bahwa dia adalah gadis yang benar-benar baik dan juga tulus... hanya sangat disayangkan ayah dari bayinya justru tidak mengakui kedua orang itu" pungkas holsi
Andreas terdiam, rahasia tentang pemerkosaan itu hanya dia dan aku yang mengetahuinya sementara anak buahnya yang lain tidak mengetahui apapun dan Itulah sebabnya mereka membicarakan tentang ayah bayi yang gadis itu kandung
Andreas langsung berdiri kemudian terjatuh namun Leonel langsung meraih tubuhnya
"kau mabuk tuan, biar ku antar ke kamar mu" ucap Lionel
Andreas menggelengkan kepalanya "aku bisa sendiri" jawabnya datar
Lionel tidak sanggup membantah keinginan dari tuan besarnya tersebut karena jika dia tetap nekat memaksa Andreas mau dibantu oleh nya maka dialah yang akan mendapatkan hukumannya.
Andreas berjalan sangat pelan menaiki anak tangga, namun melihat hal itu angka langsung berlari pelan menghampiri Andreas
"biarkan aku membantumu tuan" ucapnya
Andreas menoleh kaget kearah gadis tersebut namun lagi-lagi dia tidak sanggup untuk menolak keinginannya.
pria tampan itu terdiam saat angka menaruh satu lengan Andreas di bahunya
mereka Langsung menaiki anak tangga ke-5 kemudian terus beranjak naik hingga masuk ke dalam kamar.
angkat dengan perut buncitnya membantu Andreas untuk duduk diatas ranjang dan menepuk-nepuk bantal yang akan dia tiduri.
"istirahatlah tuan" ucap gadis itu
Andreas menghela nafas dan sedikit melirik kearah angka yang menyelimuti nya.
"boleh aku tahu alasanmu tetap membiarkan bayi itu berada di dalam rahim mu?" tanya Andreas
"Bukankah dia adalah bayi yang tidak pernah kau inginkan?" tambahnya lagi
angka tersebut dan menuangkan segelas air putih di atas nakas
"aku tidak mungkin menggugurkan seorang bayi yang ingin hidup.. mereka tidak pernah bersalah justru yang bersalah adalah orang yang telah menanamkan benih di dalam rahimku tanpa persetujuan, pria itu yang bersalah karena telah merenggut masa depanku" jawab angka dengan senyuman kecut.
Andreas terdiam " Bagaimana jika suatu hari Kau menemukan pria yang telah memperkosa mu itu? apa yang akan kau lakukan pada pria itu... apakah kau akan melaporkannya ke polisi atau membunuhnya" tanya Andreas lagi
Gadis itu tersenyum tipis kemudian berdiri setelah merapikan selimut di tubuh Andreas
"Aku tidak pernah memikirkan untuk bertemu dengan pria itu, jikalaupun suatu saat nanti aku bertemu dengannya, aku sangat yakin bahwa pria itu tidak akan mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadapku dan aku tidak berharap banyak karena saat ini yang ada di hidupku adalah aku dan juga bayi ku..aku tidak pernah perduli dengan pria brengsek tersebut " jawab angka Tersenyum tipis kemudian melangkah dan menutup pintu kamar Andreas.
mendengar jawaban keputusasaan dari kardus tersebut Andreas hanya bisa menelan ludahnya,
apa yang dikatakan Gadis itu sangat benar, Andreas tidak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadap gadis tersebut suatu hari nanti akan melahirkan darah dagingnya.
entah kenapa dia tidak menginginkan seorang keturunan dari siapapun karena dia memiliki masa kecil yang tidak mengenakkan.
karena trauma itulah dia kerap kali bersikap jahat terhadap orang lain dan terus terjadi hingga sekarang.
apalagi terhadap perempuan tentu saja dia merasa senang Kenapa sering mempermainkan perasaan mereka.
pria itu memejamkan matanya, kepalanya sedikit pusing karena efek suntikan tersebut.
antara angka kembali turun ke lantai 1 menuju pavilion dan menaruh beberapa di dalam kamar kemudian melipatnya sebelum dia menggosok semua pakaian milik Andreas tersebut.
selesai melipat pakaian Gadis itu langsung bergegas ke kebun jeruk untuk membantu pelayan yang lain memetik beberapa buah jeruk yang sudah matang dan mengetiknya untuk dikirim ke berbagai agen.
Amora tersenyum kearah gadis tersebut
"apakah kau ingin memakan jeruk segar ini? aku sudah memisahkan beberapa untukmu" ucap Amora
angka mengangguk dan tersenyum lebar "semua jeruk di sini benar-benar sangat manis... kemarin aku memetik berapa apel untuk aku makan saat malam ketika aku lapar" ujar gadis itu
Amora dan Sybil tertawa lebar " aku pun sering memetik apel di belakang, jika lapar" sahutnya terkekeh.
mereka kembali melanjutkan pekerjaannya dan mengepak beberapa jeruk,
namun tak lama holdis datang dan mencium bibir Jenifer tepat di hadapan pelayan yang lain saat mengepak buah jeruk
"hey ada kami disini, jangan membuat kami merasa iri dengan kemesraan kalian" sahut Sybil tertawa
Jeniffer memeluk holdis dan terkekeh mendengar penuturan gadis itu
angka hanya menggelengkan kepalanya sambil mengusap perut buncitnya yang terus menerus tidak mau diam
"bayi mu benar-benar aktif..wow aku tidak menyangka jika dia benar-benar sehat" ucap holdis
angka tertawa dan mengangguk " dia benar-benar aktif terlebih malam hari" sahut nya
"ini adalah yang pertama, kelahiran di dalam Mansion ini" pungkas Amora
"tentu saja, rumah ini akan sangat ramai dan aku benar-benar aneh dengan tuan Andreas..dia bahkan membiarkan angka tetap dengan bayinya dan memberikan pelayanan lebih pada angka, aku terkejut " ujar Jeniffer
angka hanya tersenyum lebar " aku beruntung bertemu dengan tuan Andreas, dia adalah malaikat untuk kami" jawan gadis itu senang
mereka tertawa bersama sama, tentu saja mansion itu akan terdengar suara bayi untuk pertama kalinya setelah beberapa perempuan di buat keguguran oleh tindakan Andreas karena dia tidak menginginkan suara bayi.
Amora tersenyum lebar dan memasukan beberapa jeruk kedalam kantung untuk dinikmati angka nanti malam
tak lama Holdis memcium bibir Jenifer dan pergi dari perkebunan jeruk tersebut.
Jenifer hanya terkekeh melihat tingkah kekasih yang sudah di pacari nya selama satu tahun terakhir.