Adikmu pergi ke warung membawa selembar uang untuk dibelikannya sesuatu. Tentu, tanpa ragu dan penuh rahasia, adikmu sesegeranya pergi. Jika tak lekas, ia akan dihadapkan pertanyaan roket darimu bukan? Tapi, seorang dengan keinginan tentu gigih sekecil apapun penilaian.
Maka, jadilah ia sebatang pohon. Yang bergerak karena hantaman angin, atau energi-energi lain yang tak semua diantara kita rasa. Hari-hari berganti, adikmu tetap pulang-pergi. Dengan rahasia, oleh keinginan tanpa ragu.
Nelangsa angkasa turut serta di dalamnya, tumbuh-tumbuhan berkecimpung sebagai saksi. Sepasang sepatu turut menemani kearah mana langkah menuju. Bermodalkan cita serta gigihnya usaha, menurutnya tak cukup jua. Sebagai abangnya, kau mengerti hakikat manusia iala tak pernah puas. Meski tak semua manusia,
.....
*Bersambung.....