Kelopak Apo turun. Dia tidak berdebar sama sekali. Tegang pun tidak. Malahan sangat menikmati cara sang suami berkata-kata. "Ya, memang kau sendiri yang bisa jelajah?" katanya. "Lagipula penismu bukan yang paling jantan. Kau ternyata terlalu berbangga diri ya selama ini."
Mile menghembuskan asap ke udara seolah sengaja sekali. Alpha itu sepertinya sangat muak dengan aroma Alpha lain yang menyeruak dari tubuh Apo Nattawin. Dan itu lumayan mengganggu.
"Oh begitu, terus kenapa masih kemari? Ingin mengemis pengampunanku? Maaf saja. Kalau kau ingin melepaskan diri, aku tetap tidak akan memberikannya."
"Bukan mengemis, tapi menuntut." Apo baru duduk di depan meja Mile, kali ini. Tangan serta kaki menyilang, tapi bahunya tegak dan kokoh. "Dan akan kubuat hukum melepaskanku, meskipun akhirnya kau mengemis padaku."
"Oh, kapan?"
"Segera."
"Lebih cepat mana dengan pernikahan keduaku?"