"Aーapa yang terjadi, Brandon? Meーmengapa meーmereka pergi?"
Suara Evelyn terdengar sangat lemah. Ya, wanita itu mencoba bertahan dari rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya.
"Aーaku pun ... tiーtidak tahu."
Brandon menjawab pertanyaan kekasihnya sambil menggeleng.
"Aーapakah mereka akan membakar tempat ini, Brandon?"
Deg deg deg!
Seketika itu juga, jantung Brandon pun naik turun tidak beraturan. Ia tidak bisa berpikir jernih untuk sekarang ini.
Baーbagaimana jika yang dikatakan oleh Evelyn benar? Apakah hidupku harus berakhir seperti ini? tanya Brandon dengan penuh penyesalan.
"Hei, siーsiapapun! Toーtolong kaーkami!"
Brandon berteriak sebisa mungkin. Ya, ia tahu bahwa sebentar lagi hidupnya akan berakhir jika perkataan Evelyn benar-benar terjadi.
"Uhuk ... uhuk ...."
Evelyn menatap Brandon yang berada di pojok ruangan dengan kedua mata sendunya. Pria itu terbatuk. Suara parau kekasihnya terdengar di telinga wanita tanpa busana itu.
"Uhuk ... uhuk ...."
Hola hola hola, Sahabat Zoya!
Deg-degan aku menulis chapter ini!
Ha ha ha ....
Aku sudah memiliki 3 novel dengan genre action, tetapi baru kali ini merasakan kenikmatan menulis scene ketika Rory membopong Villearisa!
Ha ha ha ....
Jangan lupa lemparkan power stone yah!
Thank you so much ....