Binar kebahagiaan itu terlihat sudah hilang.
Digantikan wajah pucat yang penuh akan luka tertoreh. Secara telaten Gina mengoleskan lipgloss agar bibir putih nan pecah-pecah miliknya sedikit tertutupi. Seperti biasa, gadis tersebut mempoles mukanya dengan make-up senatural mungkin.
Sekarang Gina berdiri di depan cermin besar yang ada di dalam kamarnya. Dia menatap sedatar mungkin kaca tersebut sembari meneliti semua sisi tubuhnya dari atas sampai bawah tanpa terkecuali.
Baju seragam SMA yang melekat di tubuhnya, rambut yang dikuncir kuda, serta tas uyang sudah tersampir di bahu ringkihnya. Gina sedikit menaikkan rok sekolah yang beberapa kali merosot sedikit kebawah.
Memberitahu sang empu yaang memakai rok tersebut bahwa bobot tubuhnya tidak seperti biasa. Lebih kurus daripada sebelumnya, padahal sang Mama baru saja membelikan Gina seragam itu untuk dipakai di pergantian tahun ajaran.