Putra dan Putri tengah duduk di sebuah taman yang tak jauh dari rumah sakit. Saudara kembar itu sedari tadi hanya diam sambil menatap hamparan bunga yang tengah bermekaran di taman. Putri menatap kearah kembaran nya dan memegang bahu milik Putra. Pria tersebut langsung menatap kearah Putri dan langsung mengembangkan senyum manisnya.
"Maaf, saat pertama kita bertemu aku menghindari mu.." ujar Putri dengan lembut.
"Gapapa, santai aja. Putri, apa penyakit kamu semakin parah?" jawab Putra.
"Bisa dibilang begitu, sebenarnya dua tahun yang lalu aku meminta izin untuk operasi transplantasi ginjal dengan Bunda dan Ayah. Tapi mereka gak setuju dan akhirnya keesokan harinya mereka pergi meninggalkan aku di rumah yang sudah mereka gadaikan..." jelas Putri.
"Apa mereka mencari mu?" tanya Putri.
Putra menggangguk, "mereka bilang kamu pergi dari rumah, karena kamu tidak betah hidup bersama mereka dengan pas-pasan. Kamu juga anak durhaka yang suka melawan kedua orang tua kita. Tapi aku kenal kamu, aku tau sifat kamu karena kamu kembaran ku. Jadi aku paksa orang tua kita untuk jujur, setelah aku tau mereka meninggalkan mu hanya karena kamu memiliki penyakit, aku langsung marah pada mereka. Kenapa mereka tega meninggalkan kamu, di saat kamu membutuhkan dukungan? Aku benar-benar tidak habis pikir dengan kedua orang tua kita.
Mereka juga memberikan alasan yang tidak masuk akal. Katanya kamu akan menjadi beban bagiku, karena kamu memiliki penyakit, tapi aku tidak pernah berpikiran seperti itu. Aku bingung, kenapa kedua orang tua kita berubah 180%? Apa karena uang mereka berubah? Apa karena uang mereka, rela meninggalkan anaknya? Padahal harta itu hanya titipan dan bisa saja diambil jika Tuhan berkehendak.." ungkap Putra.
"Kedua orang tua kita benar, saat itu kamu sudah bekerja dan kamu tulang punggung keluarga. Abang pertama kita saat itu belum mendapatkan pekerjaan, aku juga belum mendapatkan pekerjaan. Jadi mereka hanya kasihan padamu, maka dari itu mereka meninggalkan ku karena kalau kamu tau aku sakit, pasti kamu akan fokus ke aku dan mencari uang untuk pengobatan ku. Jadi saat kamu sudah bekerja menjadi sekertaris, kedua orang tua kita menyusul mu ke Jakarta. Aku kira kita tidak akan bertemu lagi, ternyata kamu kembali lagi ke Bandung.." lanjut Putri.
"Aku kembali sudah dua tahun yang lalu. Mana mungkin aku membiarkan kembaran ku ditinggalkan, karena aku tidak percaya dengan ucapan kedua orang tua kita. Tapi, sangat sulit menemukan mu, setiap pulang bekerja aku terus mencari mu. Saat lelah, aku langsung beristirahat di pantai untuk melihat matahari terbenam. Itu kebiasaan kita 'kan, jadi aku mengira mungkin aku bisa menunggu di pantai. Saat kita bertabrakan karena tidak sengaja, jujur aku terkejut. Ingin sekali memeluk mu tapi, kamu langsung menjauhi ku.
Tapi aku yakin kita bertemu lagi, dan memang benar. Pak Adit mengajak rekan bisnis untuk makan di restoran tempat kamu bekerja, akhirnya kita bertemu lagi.." ungkap Putra.
Putri tersenyum, "dia kekasih ku.." ungkap Putri dengan senyuman manisnya.
Putra terkejut dan langsung memeluk kembarannya dengan perasaan bahagia. Ia bahagia melihat kembarannya sudah memiliki pujaan hati, apalagi Adit pria yang terkenal dengan kebaikannya. Putri membalas pelukkan kembarannya dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang, Putra.
"Aku bahagia, melihat kamu bahagia. Semoga kalian berjodoh ya, masalah pengobatan biar aku yang tangani.." ucap Putra.
Putri langsung melepaskan pelukannya dari kembarannya. Ia menatap Putra dengan tatapan yang sangat lekat, "biar aku yang mengurus semuanya. Kamu harus berjanji padaku, agar tidak memberitahu penyakit yang aku derita pada kekasih ku. Aku tidak ingin dia khawatir dan membuat pekerjaan kacau karena khawatir terhadapku.." jelas Putri.
"Aku akan merahasiakan nya, tapi soal biaya pengobatan aku akan tetap membayar semuanya untuk mu. Kamu hanya butuh istirahat dan jalankan semua pengobatan yang diberikan dokter, paham?" kekeh Putra.
Gadis itu memegang tangan kembarannya, "please, biar aku saya yang membayar pengobatan ku sendiri. Aku tidak ingin kamu terbebani oleh ku, apalagi kamu tengah sibuk-sibuknya. Jadi jangan pikirkan biaya pengobatan ku, aku bisa mencari uang untuk membayar semua biaya pengobatan yang aku jalani. Kamu hanya harus fokus bekerja dan bahagia 'kan kedua orang tua kita. Kedua orang tua kita, berharap banyak padamu. Jangan sampai mereka sedih dan jangan sampai mereka hidup pas-pasan seperti dulu.." ungkap Laras.
Putra menatap kembarannya dan memeluk Putri kembali. Ia sangat menyayangi kembarannya tersebut, saat mereka bersama Putra selalu menjadikan kembarannya itu sebagai ratu. Setiap pulang bekerja, Putra akan membelikan makanan kesukaan kembarannya. Ia juga akan membelikan barang-barang yang bagus saat dia sudah mendapatkan gaji.
"Aku boleh tahu kamu tinggal di mana?" tanya Putra.
"Aku tinggal di komplek perumahan merpati di ujung jalan, soalnya di sana ada kontrakan jadi aku mau ngontrak di sana.." balas Putri.
"Oke, kalau begitu aku antar kamu pulang ya.." lanjut Putra.
Putri mengangguk dan mereka masuk ke dalam mobil. Putra menghidupkan mobilnya dan menuju komplek perumahan merpati. Beberapa menit diperjalanan, akhirnya mereka tiba di depan rumah kontrakan milik Putri. Terlihat Adit, berada di depan rumah kontrakan tersebut. Putra membuka pintu dan memegang tangan kembarannya.
Adit yang melihat Putri langsung berlari kearah kekasihnya tersebut. "Kamu dari mana aja sih? Aku udah telepon, udah kirim pesan, tapi nggak kamu bales. Ternyata kamu lagi sama pria lain," ujar Adit yang cemburu.
Putra terkekeh dan menatap Adit dengan tatapan bersahabat. "Ayolah, gue ini kembarannya dan kita udah baikan kok. Tadi kita cuma ngobrol masa lalu aja," ucap Putra.
"Iya, dia ini kembaranku Kak.." balas Putri.
"Jadi kalian benar-benar kembaran, oke kalau gitu aku percaya. Tapi, kenapa kamu nggak angkat telepon dan balas pesan dariku?" lanjut Adit.
"Hp aku lowbat, makanya nggak aku bales pesan dari Kakak dan nggak aku angkat telepon dari Kakak, maaf ya.." jawab Putri memegang tangan Adit dengan lembut.
Putra berdehem dan menatap sepasang kekasih tersebut, "daripada gue jadi nyamuk mending gue pulang.." ujar Putra.
"Gak mampir dulu, Putra? Aku buatkan minum nanti," jawab Putri.
"Kapan-kapan aja deh, tadi 'kan kamu udah lama sama aku. Sekarang aku gantian sama pacar kamu, kasihan dia dari tadi udah khawatir dan kangen sama kamu. Kalau gitu aku pamit dulu ya, sampai jumpa besok.." balas Putra yang langsung masuk ke dalam mobil.
Mobil pria itu menjauh dari halaman kontrakan gadis tersebut. Adit menatap Putri dan mengecup bibir gadis itu dengan singkat. Putri hanya terkekeh melihat kekasihnya, ia memeluk tubuh Adit menyandarkan kepalanya di dada bidang milik kekasihnya tersebut. Adit mengusap surai Putri dengan sangat lembut.
"Masuk gih, pasti kamu capek. Langsung istirahat ya.." ucap Adit.
Putri menggelengkan kepalanya, "aku mau sama kamu aja. Masuk ke rumah yuk, nanti aku buatkan makanan dan minuman.." balas Putri yang melepaskan pelukannya dan menatap kedua manik mata kekasihnya.
.
Di dalam rumah,
Adit duduk di dekat sofa sambil menunggu kekasihnya yang tengah memasak di dapur. Pria itu menatap ke sekeliling rumah, dan tidak menemukan foto di ruangan tersebut. Namun, tatap pria itu tertuju kearah kotak yang tak jauh dari tempat ia duduk. Di sana, ada sebuah kotak kecil dan ia berjalan kearah kotak itu. Adit membuka kotak tersebut dan melihat ada sebuah foto di kotak itu.
"Sedang apa, Kak?" tanya Putri yang berjalan kearah Adit sambil membawa masakan yang ia masak tadi.
Adit terkejut dan menatap Putri, "ah, ini ada foto di kotak kecil ini. Apa boleh aku melihatnya?" tanya Adit.
"Lihat saja Kak, itu hanya fotoku dan Putra. Ada juga sih foto keluarga, tapi hanya sedikit.." balas Putri.
Adit langsung membawa kita tersebut dan melihat foto keluarga kekasihnya. "Kamu punya Abang?" tanya Adit.
"Punya," balas Putri.
"Sekarang dia dimana?" tanya Adit.
"Enggak tau, karena aku sudah tidak berkomunikasi dengannya lagi. Sejak dia dan kedua orang tuaku pergi.." jelas Putri.
"Apa mereka tidak mencari mu?" tanya Adit.
"Enggak, mungkin mereka sibuk dan tidak peduli lagi denganku. Sudahlah aku tidak ingin terlalu memikirkan masa lalu, sekarang aku hanya ingin bersama mu, Kak Oliv dan Putra kembaranku. Dari dulu dia selalu baik padaku..." balas Putri.
"Ulu ulu pacar, aku udah bisa gombal ya. Jadi pengen bareng aku terus nih, sini peluk.." ujar Adit.
Putri terkekeh dan memeluk kekasihnya dengan sangat erat. Adit mengecup pucuk kepala Putri dan mengusap surai gadis cantik itu. "Tetap berada di samping ku ya, sampai maut memisahkan kita. Kalau aku lebih dulu pergi, kamu harus mencari pengganti yang tulus denganmu ya.." lanjut Adit.
"Aku tidak akan mencari pengganti mu, mungkin jika aku lebih dulu meninggalkan ku. Aku mohon hiduplah seperti orang normal biasanya, jangan terlalu berlarut dalam kesedihan. Cari pengganti yang bisa menerima kekurangan kamu dan tulus mencinta kamu ya.." jawab Putri.
Adit mengeratkan pelukannya, "enggak. Aku gak akan mencari pengganti mu.." sahut Adit.
Putri meneteskan air matanya dan tiba-tiba saja darah mengalir di hidung nya. Gadis itu langsung berlari ke dalam kamar mandi, agar Adit tidak melihat darah yang mengalir dari hidungnya. Adit mengerutkan keningnya dan menyusul sang kekasih. Ia mengetuk pintu kamar mandi karena khawatir pada Putri.
"Sayang buka pintunya, kamu kenapa?' tanya Adit.
Putri menatap dirinya lewat kaca, ia menghela napasnya dengan pelan. Gadis itu keluar dari dalam kamar mandi dan tersenyum kearah Adit. "Aku gapapa, tadi cuma kebelet pipis.." balas Putri yang langsung menggenggam tangan kekasihnya.
"Yakin?" tanya Adit untuk memastikan.
Putri mengangguk dan menggandeng tangan Adit ke sofa tadi, kemudian mereka memakan makan yang dimasak oleh Putri. "Gimana? Enak gak?" tanya Putri.
Adit mengacungkan kedua jempol nya dan langsung tersenyum kearah, Putri. "Enak banget," balas Adit dengan mulut yang dipenuhi makanan.
Putri terkekeh dan mengusap surai kekasih, mereka pun lanjut makan sepiring berdua. Mereka hanya melakukan hal yang sangat sederhana, namun itu sudah membuat sepasang kekasih ini sangat bahagia.
.
To be continued.