"Baiklah, terima kasih, Mona… Aku tahu kau adalah wanita baik yang akan mendengarkan ceritaku. Pergilah dan berhati-hatilah di jalan!" ucap Helena menanggapi janji Mona dengan berterima kasih.
Wajah murung Helena yang terlihat sangat kasihan itu berubah drastis dan berganti dengan senyum senang di susul tawa yang pecah, setelah Mona pergi dengan mobilnya dari pekarangan rumah lama Tuan Arnold, yang merupakan peninggalan ayah, Helena, Jaya Brawijaya untuk Tuan Arnold.
Dan setelah puas menertawakan kebodohan dan keluguan Mona, Helena terlihat mengambil ponselnya yang terletak di atas meja ruang tamu rumah itu.
"Sir, at first I wasn't sure I could carry out my first mission. But after I try to talk and persuade Mona, I can confirm that my plan will work out well!"