Baixar aplicativo
7.89% Story at school / Chapter 3: SEBAGIAN PUZZLE III

Capítulo 3: SEBAGIAN PUZZLE III

Orang bilang masa SMA adalah masa yang sangat menyenangkan, di masa ini orang-orang merasakan persahabatan, kebahagiaan, kesedihan dan cinta, aku tak peduli akan hal itu, suatu saat persahabatan akan terkikis akan waktu, kebahagiaan akan berubah menjadi kesedihan lalu kembali menjadi kebahagiaan lagi, itu adalah adalah roda mereka akan terus berputar, dan cinta hanyalah kata yang berisi harapan lalu keputusasaan, kepuasan baru penyesalan, kebahagiaan lalu kesedihan, kebohongan penderitaan, dan pengorbanan, lalu apa ini yang disebut indah?? Tentu saja TIDAK!!

Hari ini adalah hari yang cerah sama seperti Yuuki hari ini entah apa yang membuatnya sebegitu sanang, kami pergi ke sekolah bersama ishiki dan Rainata, Rainata berjalan di depanku dengan Yuuki sepertinya Yuuki sudah membuat rencana pikirku, aku berjalan bersama Ishiki.

"Gimana kelas kemarin?" Kata ishiki.

"Kelas terasa lebih tenang dari biasanya."

"Ooh.."

"Bagaimana hasil pertandingan kemarin?"

"Kami udah masuk semifinal, terus kami akan berusaha biar bisa jadi juara!" Sambil memasang wajah yang sangat serius.

"Oke semangatlah," kataku.

Sesampainya di sekolah Ryuga sudah menungguku di tempat biasanya, lalu kami pun ke kelas bersama-sama, pelajaranpun dimulai dan ulangan harian mendadak pun dilaksanakan, beruntungnya kelasku adalah kelas yang memiliki mata pelajaran MTK, IPA, dan Bahasa Indonesia dalam satu orang guru dan di hari yang sama, beruntung bukan? jika mendapat nilai merah maka harus mengulangi atau remed, beliau adalah guru yang sangat baik, saking baiknya dia sering mengatakan "ini demi kalian juga". Sudah kubilang kalo beliau adalah guru yang sangat baik kan?. Kemudian ulangan dimulai dengan Bahasa Indonesia lalu IPA kemudian matematika tunggu kenapa matematika berada di akhir?

Sekolah berakhir, aku pulang bersama ishiki dan Rainata dan Ryuga berpisah dengan kami di depan sekolah, terlihat mereka masih memikirkan tentang ulangan tadi.

"Kayaknya aku nggak ngerti sama ulangan bahasa indonesia tadi," kata Ishiki yang berhenti tepat didepan gerbang sekolah.

"Matematika yang paling sulit," kata Ryuga, renata mengatakan "iya" seolah menyetujui perkataan Ryuga. Lalu selang beberapa waktu, kami pulang ke rumah masing-masing.

Hari ini adalah hari sabtu tanggal merah, jadi sekolah libur, aku tak peduli hari ini memperingati hari apa, yang penting adalah hari liburku bertambah, pagi-pagi Yuuki sudah membersihkan rumah dan memasak lalu mencuci, aku membantunya dengan sebisaku, tak banyak yang dapat aku bantu, di sudah biasa melakukannya, harusnya kami melakukan ini hari minggu tapi dia melakukannya sekarang, mungkin supaya besok bisa santai, jam 08.00 ke kami beristirahat sambil sarapan lalu melanjutkan membersihkan kamar kami masing-masing, tak terasa sudah jam 09.00 aku baru saja selesai Yuuki sepertinya sedang mandi, aku duduk di sofa depan TV dan bermain game, tak lama, aku mendengar ketukan pintu lalu aku membukanya, ada Rainata depan pintu.

"Ada apa?"

"Kemarin Yuuki meminta ku datang ke sini."

Aku menyuruhnya masuk dan duduk di sofa tempatku tadi duduk, tak kusangka Yuuki gerak cepat melakukan permintaan ku.

"Tunggu ya.. Yuuki sepertinya lagi mandi," kataku sambil mengambil hp yang tadi ku letakkan di atas meja di depan sofa itu, dia jawab iya. sekalian nunggu kami pun bermain bersama dan membuat party di game, tak lama yuki keluar dari kamar mandi dan melihat Rainata.

"Kenapa kaka nggak bilang kalau nata udah sampai?"

"Nata?" maksudnya Rainata mungkin.

"Aku lagi males teriak, kau juga udah tau jangan marah," Mataku masih fokus ke layar Hp-ku.

"Nata tunggu ya," Kata Yuuki sambil berjalan ke kamarnya Rainata tak menjawab mungkin dia fokus dengan gamenya, tak lama ada orang yang meengetuk pintu lagi, Yuuki keluar dari kamarnya dan membukakan pintu, ishiki juga diundang? apa yang kau rencanakan? pikirku. Ishiki duduk di lantai menghadap meja yang ada di depan TV sambil memainkan HP-nya, Yuuki datang dari dapur dengan membawa minuman dan sedikit cemilan lalu mengambil sesuatu di laci bawah tv, jika ingatanku masih bagus, itu adalah kartu yang biasanya aku mainkan dengan ishiki waktu smp dulu, aku bahkan sudah lupa mempunyainya, Yuuki duduk di hadapan ishiki di depan meja segi empat itu dan renata juga turun dari sofa aku tak ingin mengganggu mereka aku berjalan kearah kamarku dan masuk, lalu bermain game di sana, tak lama Yuuki mengetuk pintu kamarku.

"Kaka lagi ngapain di dalam? bukannya nggak sopan kalau ada tamu kakak malah diam di dalam kamar?"

Sebenarnya aku malas meladeni mereka, tapi apa boleh buat, aku mengambil earphone ku dan keluar dari kamar lalu duduk di depan meja itu juga, yuki memberikan kartu untuk aku mainkan, dari yang terlihat mereka membicarakan sesuatu tapi aku tak tertarik dengan dan aku juga tak peduli tapi sepertinya mereka cukup bersenang-senang padahal hanya bermain kartu jadul.

Hari sudah mulai sore entah berapa kali kami mengulangi permainan ini, mereka tak ada bosan nya mungkin karena mereka saling berbicara satu sama lain, tapi bagiku ini tak ada bedanya dengan bermain kartu di komputer ku. Ishiki pulang lebih dulu karena ada latihan voli, Rainata juga ingin pulang tapi yuuki memintanya untuk bermain satu kali lagi, tiba-tiba hari hujan sangat lebat, padahal hari sudah mulai gelap, tadinya renata ingin pulang setelah permainan ini berakhir, tapi buktinya hari berkata lain, hujannya sudah dua jam, tak ada hentinya, aku memainkan PS2ku yang dulu sangat trending bagi anak-anak seusia ku jadi aku membelinya, Yuuki dan renata sepertinya sedang memasak di dapur, mereka makin akrab saja.

Sudah waktunya jam makan malam, makanan sudah siap dimeja, Yuuki memanggilku untuk ke sana.

"Ka, makannannya udah siap cepat kesini."

"Bentarrr..."

Rainata mendekatiku dan melihat aku bermain, jujur saja rasanya tak enak dilihat olehnya, jadi aku mengambilnya stick 2 untuk ikut bermain. Naruto ultimate ninja storm 5 mungkin ini adalah game jadul yang sudah sangat ketinggalan jaman, untuk pertama kalinya, setelah lamanya ps ini menganggur akhirnya bisa membuatku senang, Rainata sangat hebat memainkannya, dibanding Yuuki, dia lebih hebat memainkan game yang bertema fight atau war.

Tiba-tiba Yuuki menghampiri kami.

"Oi kaka cepat kita makan."

"Bentar..." jawabku sambil menghaluskan suara seolah sedang memohon.

"Nata juga kenapa juga ikutan main?"

"Maaf rasanya bikin nostalgia."

Yuuki sedikit menghela nafas setelah mendengar jawaban Rainata, tiba-tiba dia berdiri dan matikan TVya.

"Cepat makam!!" Katanya dengan sedikit memberatkan suaranya seolah marah.

"Ya sudahlah ayo."

Saat makan Yuuki menyuruh Reinata untuk menginap.

"Hei nata, malam ini kau menginap saja yah?"

"Aku mau pulang."

"Lihatlah di luar masih hujan dan angin nya sangat deras.."

Dia diam dan menatap jendela dari meja makan kami.

"Kak bolehkan?"

Aku mengangguk seolah tak peduli, tak baik perempuan yang pulang terlalu malam itulah yang ada di pikiranku. Baru beberapa saat setelah aku berpikir begitu, aku sadar woi, woi, woi ada perempuan yang menginap di rumahku,orang baru lagi, apa kata tetangga? apa kata orang di sekolah? Kalo aku sih gak peduli apa kata orang, tapi berbeda dengannya tepat setelah aku berpikir seperti itu, petir terlihat memancar kesegala arah dan suaranya sangat keras ya sudahlah ntar aku pikirkan apa kedepannya.

Setelah makan malam kami melanjutkan permainan kami tadi aku mungkin membenci banyak hal di dunia ini tapi aku tak membenci hal ini, rasanya mengingatkanku dengan temanku di SMP dulu, dia adalah temannya terbaik bagiku, sudah hampir jam 11.00 malam Yuuki mengajak Reinata masuk kamarnya, aku juga masuk kekamarku, aku melanjutkan bermain toram online di sana, tak lama kemudian hujan berhenti, tiba-tiba saja sangat dingin, rasanya ingin langsung tidur saja, aku pun mulai menutup mataku.

"Aaaaaaaaa!!!!"

Terdengar teriakan dari kamar mereka berdua aku bergegas mengetuk pintu kamarnya.

"Kenapa?"

"Gak ada apa-apa kak kami hanya lagi nonton film horor di laptopku."

"Hei ini sudah malam tidur sana jangan begadang!!"

Kataku sambil berjalan kembali ke kamar.

Tak terasa sudah pagi rasanya aku hanya tidur 5 menit aku ingin tidur lagi pikirku, tapi suara TV sangat keras mengganggu saja, sialan, apa disengaja biar aku bangun? aku tak bisa tidur lagi, aku bangun dari tempat tidurku ternyata yang sedang menonton tv adalah si Yuuki dan aku meneruskan jalanku ke toilet, di dapur ternyata Reinata sedang memasak sesuatu.

"Ooi Yuuki kenapa kau biarin Rainata masak?

Setelah cuci muka dan gosok gigi di kamar mandi aku berjalan ke depan tv yang masih menyala. Aku lagi malas mandi nonton TV deh.

Rasanya aku memang jahat menyuruh adikku melakukan hal yang aku tak pernah kerjakan rasanya pasti seperti kau suruh jadi rajin sama orang pemalas ,ngeselin banget pasti, tapi ya.. sudahlah selama ini Yuuki juga nggak pernah keberatan apalagi protes, pikirku sambil melihat berita di TV.

Kami sarapan bersama lalu setelah mengucapkan banyak terima kasih Rainata pamit pulang, Yuuki menyuruhku untuk mengantarnya, aku tak begitu mengerti.

"Hei Yuuki apa kau ingat kalo kita gak punya kendaraan."

"Maksudku jagain dia sampe rumahnya!"

"Siapa juga yang akan menyerangnya?"

"Preman?" jawab Yuuki sambil bertanya.

"Hah? di sini gak ada preman, kalopun ada, gak bakal ada preman yang bangun pagi-pagi."

"Yasudah!! kaka anterin dia sekalian olahraga."

Aku sudah kehabisan cara menolaknya dengan cara lembut, huh, aku berjalan kekamarku dan mengambil jaketku.

"Yasudah aku berangkat."

"Sampai jumpa nata," Kata Yuuki yang mengantar kami sampai ke teras.

"Sampai jumpa," balas Rainata sambil melambaikan tangan dan memberikan senyumannya.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C3
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login