Menganggap bahwa tempat ini cukup ideal, untuk menjadi bascamp sementara dirinya bertahan, adi menuju ke dalam hutan, mencari apakah ada goa yang cukup untuk di jadikan sebagai tempat tinggalnya sementara.
Setelah mencari sejauh 200M, adi tidak bisa menahan rasa senang, karena ia menemukan sebuah goa yang cukup, lebar permukaan 2M dan kedalaman yang cukup sejauh 8M, dan lebih penting lagi, adi menemukan mata air di dekat pintu masuk gua, yaitu di sebuah goa dengan ukuran yang lebih kecil dari goa yang dia pilih.
Memeriksa bahwa tidak ada hewan yang tinggal, dan memastikan tidak ada ular yang bersembunyi di antara celah bebatuan goa, adi menghela nafas, untuk nasib baik yang dia terima.
Saat adi membersihkan sekitar mulut goa, dan melihat lagi keadaan lingkungan sekitar goa, untuk melihat apakah ada penemuan lagi yang baik, yang bisa ia dapatkan, Ternyata ia masih beruntung, tak jauh dari goa yang hanya berjarak 50 M ada beberapa pohon pisang yang tumbuh, dan beberapa pohon buah lain, seperti jambu dan juga apel liar, kini dia tak kawatir dengan vitamin.
Hanya memikirkan kembali bgaimana membuat goa ya lebih yaman untuk ditinggali, dan protein untuk makanan ya, karena dengan latihan, jelas dia butuh asupan gizi dan protein yang lebih banyak dari sekedar bertahan.
Melihat waktu sudah siang, dan watkunya untuk makan siang, adi mengambil dua kelapa yang ada disimpanan nya untuk makan siang, di tambah dengan buah mangga dan beberapa buah seperti apel liar dan jambu, jadilah makan sederhana adi seperti seorang vegan.
""Ga ada nasi mana kenyang ini, udah kaya vegan aja ini mah, makan buah-buahan doang"" berbicara sambil meratap nasib dirinya
Setelah makan dan dirasa cukup mengisi tenaganya, adi membuat resolusi untuk mencari protein tambahan, ya dia berniat berburu binatang untuk menambah protein.
Berjalan masuk ke dalam hutan, untuk melihat lebih dalam, tidak lupa memberikan beberapa tanda, agar tidak tersesat dan dapat kembali dengan aman.
Sepanjang jalan, adi melihat hutan yang lebat, tetapi masuk lebih dalam ia mulai sadar vegetasi yang ada disekitarnya menjadi mulai jarang, dan digantikan dengan semak-semak, sampai beberapa saat kemudian, ia berjalan lebih jauh ke dalam ia melihat padang ruput yang cukup luas.
Dengan sebuah danau sedang yang ada di tengahnya, dan saat dirinya melihat lebih dekat ke arah padang rumput, sebuah bola bulu besar, seukuran kambing muncul di bawah sebuah semak-semak.
Yakin kali ini adalah seekor kambing, adi menjadi senang walau ia agak sedikit sedih, karena kambing pasti bau prengus, dan belum lagi kalo tua dagingnya alot, adi berpikir dari pada ga ya, jadilah.
Memusatkan mana di tangannya dan membuat api seukuran kepalan tangan, berjalan mengendap-endap, layaknya seekor pemburu yang siap menyergap mangsanya, dengan merangkak perlahan dan dengan hati-hati.
Adi mendekati buruannya, saat dirinya sudah sekitar 10 M ia, langsung membuang sihir api yang ada di tangannya, sekejap bola api seukuran telapak tangan itu meluncur dengan cepat menuju kambing tersebut.
""Booommmm"" terdengar suara ledakan dengan dibarengi dengan suara rintihan dan kemarahan dari kambing tersebut.
Sesaat adi yang melihat ini senang, dan ia akan memulai meluncurkan serangan keduannya, saat dia akan melemparkan kembali sihir apinya ia kaget, karena saat berbalik mangsa yang ia incar, bukan kambing tetapi kelinci raksasa.
Ya kelinci raksasa, dengan kuping lancip dan gigi yang besar yang ada di depan mulutnya, jika sebelumnya adi akan senang atau menjadi penyayang melihat kelinci yang imut, tapi kini ia menjadi takut, dengan apa yang ia lihat, besar kelinci yang ia serang sebesar kambing bandot, dengan kaki yang kuat terlihat cukup kekar, dan kini melihat kelinci itu menatap dirinya, adi merasa seolah ia yang sekararang sedang diburu.
Dengan mata yang merah dan asap yang mengepul dari belakang kelinci, yang disebabkan oleh api yang menggosongkan bulunya, jelas kali ini adi melihat seoarang kelinci bar-bar yang siap menerkamnya.
Seakan naluri sadar, bahwa sepertinya ini akan menjadi tidak baik, adi bergegas mundur perlahan dengan tetap melihat kedepan, saat kelinci melihat pelaku yang telah menyerangnya, awalnya ia bingung karena ia tidak pernah melihat mahluk seperti adi, yaitu seorang manusia, maklum pulau ini terisolasi dan tidak pernah ada manusia jadi wajar jika kelinci ini bingung.
Saat kelinci ini melihat adi mau mencoba kabur, kemarahan yang mulai sedikit padam menjadi berkobar kembali dengan hebat, berteriak ke arah adi dan melompat tinggi menuju adi.
Adi yang melihat kelinci itu mengejarnya, menjadi takut dan buru-buru memperbesar sihir apinya menjadi sebesar bola kaki, siap menyerang kelinci yang datang menghampirinya.
Melihat kelinci bar-bar itu lompat tinggi dan akan jatuh tepat ke posisinya, adi segera melompat menghindar, dan tak lama terdengar suara benda berat mendarat tidak jauh dari posisi awal mula dirinya.
""Booooommmmm"" seakan ada gempa kecil yang melandanya, adi menjadi terkejut, seberapa besar kekuatan kelinci bar-bar ini, sungguh menakutkan, tak mau memberi kesempatan kelinci itu untuk menyerangnya kembali, adi melemparkan sihir api ya kepada kelinci tersebut "" makan ni bola api"" seketika bola api itu menabrak kelinci dan terdengar kembali ledakan yang lebih besar "" Kabooommmmmm"" dan asap hitam memenuhi visi pandang adi.
Masih memasang postur siaga, kembali menyiapkan sihirnya, kali ini adi menggunakan sihir tanah dan angin, untuk siap menyambut kedatangan kelinci tersebut, karena nampaknya adi tau, kelinci itu tidak akan mudah mati.
Benar saja dugaan adi, saat asap perlahan hilang, terlihat kelinci yang penuh luka, dan kini seperti gembel yang kehilangan bajunya, penuh dengan bulu yang compang camping
""Uwaaaaaaaaaaa"" terdengar suara teriakan dari kelinci, seakan melampiaskan kemarahanya kepada adi, kini ia tidak melompat tapi belari dengan sangat kencang ke arah adi, seketika kelinci itu seperti hilang dari tempat semula, dan adi tau bahwa ini tidak baik, segera meluncurkan sihir tanah, membuat dinding setinggi 1M di depannya, dengan tebal yang hanya 30CM, dia tidak bisa membuat lebih tebal.
Karena mana dalam dirinya sudah terkuras separuh, dan dia harus selalu membuat ausransi di saat terakhir, sesaat kemudian terdengar suara ""Doooommmm"dan tak lama kemudaian suara "crackkkk"dan di bagian tengah dari dinding muncul retakan, sesaat kemudian terlihat kepala kelinci yang separuh botak, sedang terjepit di tengah dinding.
Melihat peluang yang ada, adi tidak menunda waktu untuk segera mengakhiri pertarungan ini, membentuk sihir angin yang berbentuk pisau, segera meluncurkan ke arah leher dari kelinci.
"swooshh"suara pisau angin yang terbang kencang, dan seperti sebuah sayatan yang dalam, kepala kelinci itu terpotong dan lepas dari tubuhnya, "" Kedebukk"" bunyi kepala kelinci yang terjatuh dari dinding.
Adi mengehela nafas, untuk pertarungan yang mendebarkan, membayangkan pembunuhan pertama dirinya di dunia baru, yaitu seekor kjelinci raksasa bar-bar, adi cukup senang, walau dia harus berusaha sangat keras untuk pertarungan pertamanya.
Mengambil mayat kelinci tanpa kepala, setelah dibersihkan dan hanya menyisahkan daging utuh, menguburkan sisa kepala dan bagian tubuh yang lain ke dalam lubang dan menutup kembali, adi berjalan dengan gontai ke arah goa.
Panen hari ini cukup melelahkan bagi adi, banyak kekurangan dalam bertarung dan efisien nya yang jelas buruk, menyertainya dalam mengontrol ritme bertarung dan pembagian sihir dan mana.
Adi sadar, pikirannya saat itu panik dan dia tidak bisa berpikir jernih, padahal dalam pertarungan yang mengancam jiwa, dibutuhkan ketenangan dan ketepatan dalam bertindak, adi harus sadar jika dia bersikap tepat dan efisien, pertarungan sebelumnya, tidak akan terlalu mengancam dirinya, dan mana yang ada di dalam tubuhnya juga tidak akan terkuras banyak.
Dan lebih penting lagi, dia tidak sadar dengan lingkungan sekitar, bisa dikatakan adi bejo saat itu, karena tidak ada binatang lain yang tertarik dengan pertarungan mereka, dan jika ada, maka hasil tentu akan berbeda dan ada kemungkinan bahaya yang lebih besar datang mengancamnya.
Sesampainya adi di goa, beristirahat sejenak untu mengebalikan kekuatannya yang telah terkuras selama prosse bertarung, sambil berpikir enaknya diapakan daging kelinci ini, membayangkan berbagai bentuk hidangan yang akan dia buat, tak terasa membuat perutnya menjadi semakin lapar.
Mengambil kelapa untuk meminum air dan memakan buahnya, untuk sekedar menganjal perut, setelah tenang adi baru sadar, tidak ada garam, mecin, atau bumbu lain untuk digunakan, dan alat masak juga tidak ada, lantas dia hanya mampu membakar daging kelinci ini.
Menyesali fantasinya yang terlalu jauh dia sadar, dia sekarang ada di hutan dan bukan diperadaban, terlebih sebagai generasi mecin yang dibesarkan dengan berbagai macam bumbu dalam hidupnya, memakan kelinci bakar terasa sangat hambar, saat dia berhayal ""coba saja ada bumbu dan rempah-rempah untuk memasak, dalging kelinci ini pasti sempurna"' menghela nafas menunjukan ketidakberdaaayan.
Saat adi depresi memikirkan makan siang yang hambar, suara intan memecah lamunan dan depresi adi ""Fungsi pertukaran irit di buka, Tuan dapat menukar kebutuhan hidup darurat dengan sistem, menukar barang yang dihargai sistem dan kemudian menukar dengan barang yang ada di katalogkebutuhan dasar, dalam bertahan""
""Ehhhh, ada pertukaran sistem, tapi tunggu Intan, kenapa ada kata irit dibelakang nya?"" tanya adi bingung dengan berbagai jawaban yang tak bisa diantisipasinya
""di katakan pertukaran irit, karena barang yang ditukarkan sedikit dan hanya semua kebutuhan dasar untuk bertahan"" jawab Intan dengan sedikit ambigu.