"Clidert, maukah kau menemaniku jalan-jalan?"
Tatapan matanya yang penuh dengan permohonan membuat tubuhku kaku untuk sesaat. Tak pernah kualami perasaan seperti ini sebelumnya. Hanya dengan menatap wajahnya aku merasakan sebuah perasaan aneh yang mememuhi hati dan pikiranku.
Sejak bertemu dengannya beberapa hari yang lalu, tak henti-hentinya bayangan wajahnya selalu terlintas di benakku. Bahkan dalam mimpiku sekali pun dia hadir di sana. Memang kuakui tak pernah sebelumnya melihat seorang wanita yang memiliki paras seelok dirinya. Hal ini terjadi mungkin karena selama ini aku selalu terkurung di dalam Istana sehingga tak kuketahui bahwa di luaran sana terdapat banyak wanita yang mungkin saja memiliki paras menawan seperti dia.