Capítulo 220: GALAU

Fatimah memandang abahnya yang berjalan pelan dan tertatih dengan bantuan tonkat itu hingga pria yang jadi cinta pertaamanya itu lenyap dari padangannya. Setelah itu, pandangannya teralihkan pada makanan yang ada di tangannya.

Rasanya dia masih sangat tidak berselara sama sekali untuk makan. Tapi, apa yang membuatnya sampai demikian? Mogok makan dan terus berdiam diri mengurung di dalam kamar tanpa peduli orang-orang di sekitarnya hanya demi orang yang sama sekali tak peduli dengannya.

Sehari ini, sudah berapa enegeri yang terbuang sia-sia oleh Fatimah. Dia tak makan dan minum melibih orang puasa. Sebab, orang puasa saat terdengar suara adzan magrib berkumandang mereka alngsung membatalkan puasa dengan suka cita minum minuman dingin dan manis serta memakan makanan yang lezat.