Paman Tertua Gong mengangkat kakinya, kemudian ia mengambil tehnya dan menggoyangkannya dua kali. Ia berkata kepada ibu Gong, "Kenapa saat menikah minum teh bambu? Warnanya tidak terlalu hijau, tidak mengandung banyak keberuntungan."
"Hufftt…" Gong Fei tersenyum sambil menatap Gong Mo. Kemudian ia menoleh dan tersenyum lebih bahagia.
Paman Tertua Gong berkata, "Ini waktunya minum teh Da Hong Pao. Merah dan berapi-api!"
Ibu Gong memutar mata dan melihat ke arah Paman Besar Gong sembari berkata, "Teh Da Hong Pao? Kamu benar-benar menginginkan terlalu banyak. Tunggu saja sampai kamu memiliki menantu, kamu baru bisa meminumnya!"
Kemudian Sheng Nanxuan berkata, "Iya, Teh Da Hong Pao sangat mahal. Saya tidak bisa membelinya sekarang. Tunggu sampai saya punya uang, saya pasti membelikannya untuk sedikit berbakti kepada Ibu. Tapi, Paman besar mungkin tidak bisa Teh Da Hong Pao."
"Mengapa?" Tanya Paman Gong dengan tidak puas.
"Sudah pasti kerabat ada yang dekat dan jauh. Jadi, sangat jelas memberikan Ibu kami yang berbeda. Jika disamakan, mana kelihatan Ibu kami lebih penting?"
Ibu Gong sangat senang mendengar Sheng Nanxuan berkata seperti itu, kemudian ia pun menepuk pundak Sheng Nanxuan sembari berkata, "Kamu sangat bijaksana. Aku tidak malu memiliki menantu sepertimu."
"Tidak malu apanya?" Tanya Paman Tertua dengan wajah suram, "Bisa tidak bicara dengan sopan? Demi menyenangkan Ibu Mertua, kamu menginjak-injak kami? Kami ini sesepuhnya Gong Mo!"
Sheng Nanxuan tersenyum lembut, tetapi tatapannya terlihat sangat dingin, "Kamu bilang kamu sesepuhnya Gong Mo? Tapi kenapa aku tidak melihat kamu seperti sesepuhnya Gong Mo?"
"Aku dan Momo akan menikah, yang namanya keluarga itu seharusnya memberikan selamat. Bagaimana mungkin kalian tidak mengucapkan sepatah kata pun setelah memasuki pintu seperti ini? Tidak mudah mengatakan apa pun, sekali bicara langsung membicarakan teh ini tidak enak. Perkataan Bibi besar lebih parah lagi. Aku kira kamu Kreditornya Momo!"
"Kamu…"
"Sudah-sudah." Ibu Gong menyela mereka dan berkata dengan tenang, "Nanxuan ini orang yang terus terang. Kita semua satu keluarga, jadi tidak akan kalian masukkan ke dalam hati kan?"
Paman Tertua tersenyum kaku, kemudian ia berkata, "Dia yang biasanya mempunyai sifat seperti ini, ketika sudah terjun langsung di masyarakat pasti tidak mudah berbaur."
"Benar." Ucap Paman Ketiga dengan santai, "Lebih baik bersikap bijaksana dalam masyarakat. Tidak masalah tidak bijaksana kepada keluarga sendiri."
Gong Mo tampak tertekan dengan pembicaraan mereka, kemudian ia berkata, "Makanannya sudah siap. Ayo kita menikmatinya."
Dalam hati, saat ini Gong Mo benar-benar sedikit marah. Para pramusaji sedang menyajikan hidangan, tetapi Paman Tertua dan kerabat Gong Mo yang lainnya tetap tidak memberikan wajah kepada mereka. Mereka hanya bicara omong kosong di sini. Bagaimanapun juga, ini adalah acara pernikahan Gong Mo, tapi malah jadi menambah kekesalan baginya.
Ketika semua orang sudah keluar, Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya dan membelai punggung Gong Mo dengan lembut, seolah ingin menghiburnya.
Gong Mo pun menatap Sheng Nanxuan dengan heran. Dalam hati Sheng Nanxuan tahu bahwa saat ini Gong Mo sedang merasa tidak senang.
Tatapan Sheng Nanxuan tiba-tiba berubah menjadi hangat, dan ia pun berkata dengan suara rendah, "Tahan saja, nanti juga pasti akan berlalu."
Sheng Nanxuan hanya membenci beberapa kerabat Gong Mo, ia tidak bisa membunuh mereka. Selama mereka ada di sini, mereka pasti akan menambah kekesalan Ibu Gong dan juga Gong Mo. Namun, ketika mereka pergi ke Ibu Kota, secara otomatis para kerabat Gong Mo ini hilang dari pandangan dan pikirannya. Jadi, lebih baik ditahan sekarang.
Saat makan, Gong Fei melihat Sheng Nanxuan. Untuk menaiki industri hiburan, selama ini aku juga mengenal beberapa putra orang kaya. Pria ini tidak terlihat lebih buruk dari orang-orang itu. Apakah mungkin pria ini memiliki latar belakang yang bagus?
Bagaimana bisa Gong Mo begitu beruntung. Tidak mendapatkan Sheng Donglin, tapi malah mendapatkan pria tampan dan kaya ini? Batin Gong Fei.
Kemudian Gong Fei mengambil gelas yang ada di depannya dan perlahan ia berkata, "Kakak Sepupu, Kakak Ipar Sepupu, aku ucapkan selamat kepada kalian. Ayo bersulang, sebagai tanda ucapan selamat untuk pernikahan kalian, semoga pernikahan kalian langgeng sampai maut memisahkan."
Mereka mengambil anggur dan menyesapnya. Anggur yang ada di atas meja adalah anggur putih, tetapi wanita hamil tidak boleh minum, sehingga gelas Gong Mo sudah sedari tadi diganti dengan air, dan para kerabatnya itu tidak ada yang melihatnya.
Setelah meletakkan gelas, Gong Fei berkata dengan tajam, "Selera Kakak Sepupu bagus juga. Mencari pacar dari yang satu ke yang lainnya semakin tampan. Tapi aku tidak tahu apa yang ini lebih kaya dari yang terakhir kali atau tidak."
Ucapan Gong Fei itu bermaksud ingin mengatakan bahwa Gong Mo adalah wanita yang suka mencari pria kaya dan tampan.
Mendengar Gong Fei berkata seperti itu, raut wajah Gong Mo dan Ibu Gong seketika langsung berubah. Mereka berdua menatap Gong Fei dengan tatapan tidak senang.