"Ayahku adalah pemimpin redaksi Huanyan, apa kamu tidak tahu? Kamu pikir kamu siapa bisa masuk ke Huanyan? Jika bukan karena kamu adalah pacarnya Kak Donglin, Ayahku menganggap reputasimu baik itu karena kak Donglin! Jika tidak, kamu bahkan jika menjadi cleaning service di Huanyan saja tidak akan bisa!"
"Sudahlah, biarkan dia pergi." Ucap Sheng Donglin.
Su Mo menatap Sheng Donglin dengan sedikit enggan. Ia merasa bahwa Sheng Donglin pasti masih menyukai Gong Mo. Kemudian ia pun berjalan mendekati Gong Mo, lalu berdiri dan bertanya, "Sudah berapa lama kamu di sini?"
Ekspresi wajah Sheng Donglin tampak sedikit berubah, ia juga menatap Gong Mo, dan menunggu jawaban darinya. Jika Gong Mo mendengar percakapannya dengan Su Mo, sudah pasti Gong Mo akan memberitahu Sheng Nanxuan.
Tiba-tiba Gong Mo berubah pikiran, Jika aku mengatakan baru saja masuk, mereka tidak akan percaya padaku. Bagaimana caranya supaya mereka mempercayaiku? Jika mereka tahu bahwa aku telah mendengar semuanya dan merekam video serta suara percakapan mereka, mereka pasti tidak akan melepaskanku! Bagaimana mungkin Sheng Donglin bisa bersikap baik padaku, bahkan dia saja tega menjebak adiknya sendiri?
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara yang keras datang dari pintu kantor. Ketiga orang itu terkejut dan langsung menoleh. Tidak lama kemudian Sheng Nanxuan masuk perlahan dan berjalan masuk dari pintu.
Ketika Gong Mo melihat kedatangan Sheng Nanxuan, seolah-olah ia melihat juru selamat yang akan menyelamatkannya. Kini ia sedikit merasa lega.
Saat Sheng Nanxuan melihat Gong Mo yang jatuh di lantai, ia mengira Gong Mo terluka. Dari tatapan matanya terlintas ada kemarahan. Kemudian ia pun mengulurkan kedua tangannya dan membunyikan tulang-tulang jarinya sampai terdengar bunyi 'krek'.
Sheng Donglin mengerutkan keningnya dan bertanya dengan marah, "Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Mencari wanitaku." Sheng Nanxuan menatap Gong Mo sambil tersenyum.
Gong Mo pun tersipu malu, kemudian ia menundukkan kepalanya dengan marah.
Diam-diam Sheng Donglin mengepalkan tangannya. Ternyata mereka berdua… sudah lama bersama? Berani sekali mereka bermesraan di sini!
"Kakak…" Sheng Nanxuan melanjutkan pertanyaannya dengan curiga, "Bukankah kamu memberikan Kakak Ipar padaku? Apa lagi yang kamu lakukan? Jangan salahkan Adikmu ini, aku memang belum mengingatkanmu. Gong Mo adalah wanitaku sekarang. Kamu jangan pernah berpikir untuk menyentuhnya seujung rambut pun! Jika tidak…"
Sheng Nanxuan melirik ke arah kantor sambil melanjutkan, "Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan. Lagi pula, aku sudah diusir dari rumah. Aku tidak akan mendapatkan apapun dari keluarga Sheng. Tidak masalah jika aku menghancurkannya, bukan?"
"Kamu…" Sheng donglin menatap Sheng Nanxuan dengan marah, "Berani-beraninya kamu!"
Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya, lalu menepuk wajahnya dan berkata, "Orang yang tidak memiliki apa-apa dan yang memiliki banyak uang pasti akan selalu menang, mengerti?"
Perkataan Sheng Nanxuan ini terlalu menghina! Mendengar Sheng Nanxuan berkata seperti itu kepadanya, Sheng donglin pun menjadi sangat marah, lalu ia melambaikan tinjunya pada Sheng Nanxuan.
Menghadapi tinjuan Sheng Donglin, Sheng Nanxuan jelas bisa menghindarinya, tapi ia tidak melakukannya. Sebaliknya, ia sengaja mendapat pukulan itu. Dengan cepat ia terkena pukulan tersebut sampai mundur dua langkah.
"Aahh…" Gong Mo terkejut, lalu mengulurkan tangannya untuk menahan Sheng Nanxuan, "Kamu baik-baik saja?"
Sheng Nanxuan terbaring di lantai, tatapan mata yang dalam tertuju pada wajah Gong Mo, "Kamu peduli padaku?"
Ketika Sheng Nanxuan berbicara seperti itu, Gong Mo melihat tampak ada darah yang mengalir di gigi Sheng Nanxuan. Gong Mo pun tertegun sejenak, lalu ia mendorong Sheng Nanxuan supaya menjauh darinya, "Aku tidak peduli!" Kemudian Gong Mo memelototi Sheng Donglin dan berkata, "Kenapa kamu memukulnya? Dia ini Adikmu!"
"Aku tidak punya Adik seperti dia!" Sheng Donglin berkata sambil berteriak dan menatap Gong Mo dengan marah, "Kamu sakit hati ya? Bukankah kalian seharusnya mengakui hubungan kalian? Sekarang hatimu sudah tidak tahan lagi ya?"