Semua orang memandang Gong Mo dan mulai menunjuk ke arahnya, "Putri siapa ini? Kenapa tidak punya sopan santun?"
Saat itu Gong Mo merasa sangat malu dan tidak tahu harus berbuat apa. Kemudian Sheng Donglin berjalan dengan cepat ke arah Gong Mo, "Gong Mo, ada apa denganmu?"
"Aku… aku kepanasan." Jawab Gong Mo.
Sheng Donglin meletakkan tangannya di dahi Gong Mo dan bertanya, "Apakah kamu sakit? Sepertinya kamu demam."
"Se… Sepertinya iya…" Gong Mo merasa pendekatan Sheng Donglin ini membuatnya semakin kepanasan. Ia dengan menderita menyandarkan kepala pada bahu Sheng Donglin, "Donglin… aku sakit…"
"Aku akan membawamu beristirahat!" Ucap Sheng Donglin, lalu dengan cepat membantu Gong Mo masuk ke dalam vila.
Ketika mereka berjalan ke ruang tamu yang ada di lantai dasar, Sheng Donglin melihat dua orang pelayan turun dari lantai atas. Kemudian Sheng Donglin bertanya kepada Pelayan itu, "Apakah kamarnya sudah siap?"
Sheng Nanxuan sudah bertahun-tahun tidak pulang. Entah kenapa ia tiba-tiba kembali seperti ini, sehingga Pelayan harus membereskan kamarnya seperti sedia kala.
"Iya, Tuan Muda." Pelayan itu menjawab dengan hormat.
Sheng Donglin menganggukkan kepalanya sembari berkata, "Kalian selesaikan pekerjaan kalian yang lain, aku akan memapah Nona Gong ke lantai atas."
"Baik." Jawab Pelayan itu.
Sheng Donglin memapah Gong Mo sambil menaiki tangga dan berkata kepadanya, "Kamar kedua di sebelah kiri, kamu pergilah sendiri. Aku harus menyapa para tamu yang hadir."
"Hm?" Gong Mo menatap Sheng Donglin dengan tatapan sedikit kecewa. Apa Sheng Donglin tidak mau mengantarku sampai ke kamar?
"Menurutlah." Sheng Donglin tampak sedikit bingung melihat Gong Mo yang masih diam dan tidak bergerak, kemudian ia dengan lembut membujuk, "Istirahatlah dulu, setelah ini aku akan menemuimu."
"Baiklah…" Gong Mo dengan enggan menyetujuinya.
Sheng Donglin segera melepaskan Gong Mo dan ia pun segera turun. Gong Mo bersandar di tangga dan bertanya, "Apakah itu kamar kedua di sebelah kiri?" Sheng Donglin sedikit mengoceh, samar-samar mengiyakan perkataan Gong Mo, lalu ia pun keluar dari pintu.
Gong Mo berbalik dan mengulurkan tangannya untuk memberi isyarat, "Kiri atau kanan…" Ia menemukan ada sebuah kamar di sebelah kiri. Lalu menghitung pintu, kemudian masuk ke dalam pintu kamar yang kedua.
Kamar ini tampak gelap. Gong Mo mengulurkan tangannya dan menyentuh dinding untuk mencari tombol lampu. Seluruh tubuhnya panas dan kering, tubuhnya lemas. Tangannya berada tepat di bawah sakelar, tetapi ia tidak bisa menyentuhnya beberapa kali.
Hingga akhirnya Gong Mo hanya bisa menyerah, lalu ia langsung membanting pintu kamar, dengan berbekal cahaya menembus jendela, ia berjalan menuju tempat tidur.
Di luar jendela tiba-tiba terdengar suara musik yang indah. Di acara pesta ulang tahun Sheng Donglin juga mengundang band. Saat ini Gong Mo berbaring di tempat tidur dan berguling dengan kesakitan. Rambutnya yang rapi tersebar di bantal.
"Donglin…" Gong Mo mengerang getir. Meskipun kini ia tidak bisa berpikir dengan jernih, namun ia masih bisa merasakan beberapa perubahan yang ia rasakan pada tubuhnya.
Ada apa dengan diriku? Gong Mo sedikit malu. Ia membuka mulutnya dan menggigit tangannya, ia berusaha mencoba membuat dirinya sadar. Tidak lama kemudian tiba-tiba pintu pun terbuka, Gong Mo yang terkejut langsung terduduk di tempat tidur, "Donglin…"
Pada saat membuka pintu, orang yang datang itu merasakan sesuatu yang aneh. Tangannya siap untuk menyalakan lampu, lalu mengambil posisi waspada. Tapi tiba-tiba ia mendengar teriakan wanita, akhirnya ia pun berhenti.
"Donglin... kamu kembali?" Suara Gong Mo terdengar sanagt lembut dan halus, "Aku sangat kesakitan, tolong aku..."
Donglin? Ini wanitanya Donglin? Batin orang itu.
Pria yang berada di ambang pintu itu menggosok dahinya. Ketika orang tersebut baru saja mendengar ada suara teriakan wanita dari dalam kamar itu… ia berpikir, Apakah ini halusinasi? Kenapa bisa wanita ini ada di sini?
Pria itu menutup kembali menutup pintu kamarnya dan sosok tinggi itu langsung mendekati sisi tempat tidur…