"Luna." Ia berkata.
Kedua mata gadis itu snagat terlihat menawan sehingga Xiao Tianyou tidak dapat mengalihkan perhatiannya dari Luna, seakan ada sesuatu yang menarik jiwanya. "Cantik…" Xiao Tianyou terus mengulang kata yang sama di dalam lamunannya.
Ia tidak menyadari tentang sekitarnya hingga seorang tentara militer yang sebelumnya memanggil namanya. "Jenderal Xiao… pembawa pesan telah berada disini untuk mengumumkan dekrit kekaisaran."
Dengan enggan Xiao Tianyou menarik kembali tangannya dari pipi Luna dan langsung menujukan perhatiannya ke orang kasim dan lima orang lain yang mengikutinya dari Azura. Karena Xiao Tianyou kehilangan dirinya di dalam pesona gadis tak berdaya yang ada dihadapannya tadi, siapa yang tahu sejak kapan mereka telah sampai disana.
Semua tentara yang hadir berlutut sebelum dekrit itu berlangsung ketika orang kasim dari Kerajaan Azura membacakannya dengan suara lantang.
Di sisi lain, dengan status Xiao Tianyou ia memiliki hak istimewa untuk tetap diam dengan sifat sombongnya, ia hanya menganggukkan kepalanya untuk memberikan izin kepada orang kasim itu untuk membacakan isinya.
Isi dari dekrit itu adalah kurang lebih merupakan sesuatu yang sudah dapat diprediksikan oleh Xiao Tianyou, kecuali…
"…. Semua orang Istana dari Kerajaan Xinghe akan di hukum mati." Orang kasim itu menambahkan informasi lain sebelum ia mengakhiri pembacaan dekrit itu.
Setelahnya, tentara yang sebelumnya melapor kepada Xiao Tianyou melangkah maju dan hendak menarik tangan Luna dengan tujuan untuk membawanya pergi, namun, dengan mengejutkan, Xiao Tianyou memegang tangan tentara itu sebelum ia bisa menyentuh Luna.
"Menjauh darinya." Xiao Tianyou berkata dengan sangat dingin.
Dengan ekspresi yang kebingungan, tentara itu mempertanyakan tindakan dari Jenderalnya. "Tapi, Jenderal… dekrit itu mengatkan bahwa kita harus membunuhnya."
"Aku menginginkannya." Xiao Tianyou berkata sebagai akhir.
"Tapi, Pangeran Xiao Tianyou, tindakanmu ini melawan isi dekrit dari Kaisar…" Orang kasim itu berkata.
Xiao Tianyou tidak mengatakan apapun lagi ketika ia membantu Luna untuk berdiri, mengabaikan semua mata yang bertanya-tanya saat ia berjalan menjauh bersama dengan Luna di dalam dekapannya.
Sikap tak terduga dari Xiao Tianyou membingungkan semua orang yang hadir disana.
"Keputusan Pangeran Xiao Tianyou tidak bisa dibenarkan." Orang kasim itu bergumam. "Kalian semua boleh pergi sekarang. Aku akan mencoba untuk bicara dengan Pangeran. Ketua Feng Chang, tolong ikuti aku."
Ornag kasim itu adalah seorang pria tua yang telah mengikuti Kaisar Xiao Zi, bahkan sebelum ia menerima takhta itu. maka, statusnya cukup penting untuk bisa membicarakan masalah itu dengan Xiao Tianyou dan mengingatkannya tentang konsekuensi jika ia tidak mematuhi dekrit dari Kaisar.
Di sisi lain, Feng Chang membubarkan kedua bawahannya yang sebelumnya telah membawa Luna.
Sekarang Feng Chang dan orang kasim itu bergegas menuju ke aula kerajaan menuju tempat dimana ruangan Kaisar Xinghe yang ditempati oleh Xiao Tianyou.
Ketika itu hanya tinggal mereka berdua, senyum yang meremehkan muncul di bibir mereka.
"Beritahukan kepada Kaisar bahwa Nona Muda Luna akan mengatasinya dengan mudah." Feng Chang berkata sambil melambatkan langkah kakinya.
"Kemampuan Nona Muda Luna sangat tidak terbayangkan." Orang kasim itu berkata dengan rasa kagum.
Ia pernah mendengar tentang kemampuan para pengendali pikiran untuk mengacaukan pikiran orang lain, tapi tidak pernah melihatnya secara langsung dengan mata kepalanya sendiri. Hanya saat ia melihat Xiao Tianyou sangat terperdaya oleh Luna, ia tahu bahwa kemampuan para pengendali pikiran merupakan sebuah bencana bagi musuh mereka.
Seorang wanita muda seperti Luna sudah cukup untuk menaruh pesonanya di hati Pangeran Xiao Tianyou yang dingin hanya dalam sekejap. Tidak perlu menyebutkan apa yang ayahnya, Modama, telah lakukan kepada Xinghe dan mendiang Kaisar Kerajaan Azura, Xiao Zhong.
Dua pengendali pikiran cukup untuk membuat seluruh benua terpecah belah. Orang kasim itu akhirnya mendapatkan gambaran besar betapa mengerikannya jika bertahun-tahun lalu Kaisar lama Kerajaan Azura, ayah Xiao Zi tidak memberikan perintah untuk melenyapkan mereka semua.
Tapi, Kaisar Xiao Zi yang ia layani sekarang, bahkan lebih licik dari mereka. Dalam cara yang tidak diketahui orang lain, Kaisar memegang sesuatu yang penting bagi para pengendali pikiran yang dapat membuat mereka tidak akan bisa berkhianat terhadap Xiao Zi.
Feng Chang tidak megatakan apapun ketika ia melihat wajah sombong orang kasim itu.
***
Xiao Tianyou membawa Luna ke ruang Kaisar dan memerintahkan seorang tentara untuk membawakan kotak obat.
Di dalam ruangan itu ia menyuruh Luna untuk duduk di sofa sementara Xiao Tianyou mencari kain untuk membersihkan wajah Luna. Ia tidak pernah melihat seorang wanita dengan cara itu seumur hidupnya.
Wanita yang berada di hadapannya itu tidak hanya menarik perhatiannya, tapi juga jiwanya, perasaan itu sangat aneh bagi Xiao Tianyou karena ia tidak pernah merasakan perasaan semacam itu sebelumnya, seperti sebuah rasa kerinduan.
Kedua matanya yang jernih dan ekspresi halus wanita itu membuat Xiao Tianyou ingin melindunginya dengan cara apapun. Jika seseorang mungkin akan berkata bahwa itu gila, maka Xiao Tianyou tidak keberatan untuk mengatakan bahwa ia tergila-gila pada Luna, semua tentangnya.
"Luna adalah sebuah nama yang cantik…" Xiao Tianyou berkata dengan lembut sambil mengusap kotoran dari tangan wanita itu.
"Luna berterima kasih kepada Pangeran Xiao Tianyou…" Luna membalas dengan kepalanya yang menunduk. Ia terlihat sangat lemah dan tak berdaya.
Xiao Tianyou memegang dagu Luna dengan lembut dan mengangkat kepalanya. "Biarkan aku melihat matamu yang indah…" Xiao Tianyou menatap dalam ke arah mata Luna, seakan itu adalah hal yang paling indah yang tidak pernah dilihat olehnya.
Luna tersenyum lembut dan membuat Xiao Tianyou sangat senang. Wanita itu mengulurkan tangannya dan menangkup wajah Xiao Tianyou. Ia bingung pada awalnya, namun kemudian ia menutup mata dan terperosot tak sadarkan diri ke bahu wanita itu.
"Terima kasih untuk mengatakan bahwa aku memiliki mata yang indah…" Luna berbisik kepada pria yang tidak sadarkan diri di bahunya itu.
Luna mengusal lembut kepala Xiao Tianyou ketika terdengar suara ketukan di pintu membuatnya mengangkat kepala.
"Masuk." Luna berkata. Luna mengetahui siapa yang datang. "Feng Chang, Orang kasim Ma." Luna menundukkan kepalanya ketika mereka berdua memberikan hormat kepadanya.
"Bantu aku membawanya ke tempat tidur." Luna berkata dan membiarkan dua pria itu membawa Xiao Tianyou.
Mereka menidurkannya di atas tempat tidur lembut sehalus sutra yang terdapat di tengah-tengah ruangan.
Sementara Luna menatapnya tanpa ekspresi. Saat ketika Feng Chang dan Orang Kasim Ma selesai, mereka berdua menundukkan kepala lagi di hadapan Luna, menunggu instruksi selanjutnya.
"Beritahu ayahku dan Kaisar Azura bahwa semua berada di bawah kendaliku, mereka bisa melanjutkan rencana yang selanjutnya."
Mereka berdua membungkukkan tubuh dengan patuh dan setelah Luna tidak mengatakan apapun, mereka hendak pergi dari ruangan itu. Namun, secara tiba-tiba Luna berkata.
"Feng Chang, panggil adikku untuk datang dan menemuiku." Luna memutar tubuhnya dan menatap ke arah matahari yang cerah melalui sebuah jendela yang terbuka.
"Baik, Nona Muda Luna." Feng Chang menjawab dengan hormat.