Dalam terpaan angin, lelaki kecil yang berantakan itu tersenyum lebar pada Winona. Dua baris gigi putih itu sangat mencolok di bawah sinar matahari. Winona tidak bisa menahan diri. Dia tertawa terbahak-bahak.
Biru merasa senang. Winona bisa tertawa karena dirinya. Pada saat ini, Tito dan yang lainnya turun dari mobil. Pintunya ditutup, dan Biru langsung berjingkat. Dia menggunakan kaca mobil sebagai cermin, dan melihat rupanya. Wajah kecilnya tiba-tiba membeku. Dia melirik pamannya. Dia langsung memasang wajah cemberut. "Paman!"
Tito membungkuk dan merapikan pakaiannya untuknya, "Bukankah kamu bilang biarkan aku memberimu tampilan yang keren untuk menarik perhatiannya? Bukankah dia sudah menatapmu sekarang?" Biru hanya bisa menatapnya dengan tatapan tajam.
Ada lebih banyak orang di rumah sakit saat ini, jadi mereka harus naik lift secara bergantian.