Baixar aplicativo
30.35% Lighting Master in DxD / Chapter 17: Bab 26

Capítulo 17: Bab 26

"T-Tidak mungkin!?" Tsubaki terkejut.

"Kaichou kalah!?" Saji terkejut ketika melihat Sona kalah dalam pertandingan caturnya dengan Alex.

Sona menatap papan catur berulang kali seolah-olah dia tidak percaya bahwa dia akan dikalahkan.

Setelah menatapnya beberapa kali, dia menghela nafas dan mengakui kekalahannya, dia kemudian menatap Alex yang memiliki senyum sombong dan berkata, "Baiklah, aku kalah..."

Alex menyeringai, "Jadi, apakah aku dibebaskan dari tuduhanku?"

Sona mengangguk, "Ya, kau akan dibebaskan, tapi jika aku benar benar menemukan bukti atas tuduhanmu, aku akan benar benar menangkapmu saat itu."

"Ya, ya," Alex tersenyum senang. Dia kemudian berdiri dari sofa, "Dan juga, jangan lupa tentang pertunangan kita, jika aku benar benar membuatmu jatuh cinta..." Alex mendekatkan kepalanya ke telinga Sona dan berkata dengan suara dalam, "Kau akan menikah denganku, Sona-chan." Setelah mengatakan itu, Alex langsung keluar dari ruang Osis tanpa memperhatikan wajah Sona yang benar benar memerah seperti rambut Rias.

Tsubaki yang ada di sampingya menghela nafas dan mendekatinya, "Sepertinya kamu sudah jatuh cinta dengannya duluan, Kaichou."

"M-Mana mungkin," Sona menyangkalnya dengan cepat, walaupun ada jejak kemerahan diwajahnya.

"Begitukah? Yang kulihat disini hanyalah seseorang yang malu-malu mengakuinya," Kata Tsubaki.

"Jangan mengodaku!!" Sona benar benar malu sekarang.

Tsubaki hanya tersenyum pada Kaichounya ini. Dia benar benar iri padanya karena bisa jatuh cinta sekarang. Dia bertanya tanya apakah Alex akan membuatnya jatuh cinta apa tidak, karena dia menyukai cowok yang lebih muda. 'Apa yang kupikirkan!!!' Dia menggelengkan kepalanya dengan keras menyingkirkan pikiriannya.

Saji disisi lain, dia tersungkur ke lantai dan rohnya keluar dari mulutnya.

***

Setelah keluar dari ruang Osis, Alex sekarang berhadapan dengan Koneko, "Koneko," Kata Alex.

"Iya," Kata Koneko yang ada didepannya.

"Aku bertunangan dengan Sona," Kata Alex.

"Begitu," Kata Koneko. Dia kemudian mengepalkan tinjunya dan memukul perut Alex dengan keras.

"UHUK!!" Alex terkena pukulanya dan terjatuh ke lantai.

"Kenapa," Koneko bertanya, kemudian menambahkan, "Kenapa Nii-san bisa bertunangan dengan Sona-senpai."

"Ughh.." Alex berdiri perlahan dan berkata, "Aku tadi menantang Sona untuk pertandingan catur dan aku memenangkannya yang membuatku menjadi tunangannya."

Koneko menghela nafas pada kakaknya ini, "Yah, aku sudah menduga bahwa Nii-san akan mendapatkan gadis lain dimasa depan, jadi aku tidak punya pilihan lain."

Alex tersenyum lembut dan merasa bahwa dia benar benar beruntung memiliki Koneko sebagai salah satu kekasihnya. Dia memeluknya dan berkata dengan lembut, "Aku mencintaimu, Koneko..."

Koneko meringkuk dalam pelukannya, "Aku juga..."

***

Alex saat ini berjalan menuju kelasnya sendiri karena bel pelajaran sebentar lagi berbunyi. Ketika dia masuk kedalam kelas, tiba tiba tubuhnya diguncang oleh sesorang.

"Alex!! Kembalikan kameraku!!!" Matsuda berkata dengan putus asa.

"Berhenti! Berhenti!" Alex berusaha menghentikannya mengguncangnya. Dia kemudian menghela nafas dan berkata, "Aku tidak bisa, aku sudah menghancurkannya."

Ketika mendengar kata katanya, kacamata Matsuda retak dan dia jatuh berlutut, "Kamera yang baru saja kubeli dengan uang tabungan 3 bulanku!!!" Dia menangis keras.

Motohama yang ada di sampingnya bertanya, "Setidaknya apakah kau memiliki SD Card nya?"

Matsuda kemudian menyadarinya juga, dia kemudian mendongak dan mengguncang kaki Alex, "Benar! Setidaknya beri aku SD Cardnya dan aku tidak akan mengulangi perbuatanku!!" Matsuda benar benar berharap.

"Ah, benar..." Kata Alex yang membuat keduanya tersenyum.

"Aku lupa, setelah aku menghancurkan kameranya, pandanganku tiba tiba menjadi gelap dan aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya," Kata Alex, dia kemudian menyentuh dagunya dan menambahkan, "Mungkin aku menjatuhkannya di lapangan tenis tadi."

Mereka kecewa ketika mendengar dia lupa, tapi mereka masih punya harapan, ""Kalau begitu kami akan mengambilnya dulu sekarang!!"" Kata Matsuda dan Motohama, kemudian tanpa menunggu jawaban Alex, mereka langsung berlari keluar kelas.

"O-Oi! Sebentar lagi bel berbunyi oi!!" Alex berusaha menghentikannya tapi sudah telambat karena mereka berdua sudah menjauh. Dia menggelengkan kepalanya dan memasuki kelas.

Tiba tiba Asia yang melihat kejadian itu menghampiri Alex dan bertanya, "Kenapa ada ribut ribut tadi, Alex-san?"

Alex menoleh ke Asia, "Yah, trio mesum tadi mencoba memfoto celana dalam para gadis klub tenis dan aku menghancurkan kameranya yang membuat mereka berdua menangis," Alex menjawabnya, dia kemudian menoleh ke Issei dan menambahkan, "Tanya saja Issei, dia tadi juga ikut memfoto tadi."

Issei yang mendengarnya langsung bangkit dari kursinya, "Jangan bawa bawa aku, Aniki!"

"Tapi kau ikut juga kan," Kata Alex.

"Y-Yah.." Issei terdiam oleh kata katanya.

Asia memandang Issei dengan rumit sekarang, dia mendekat kearahnya, "I-Ise-san j-jika kamu mau, kamu bisa melihat c-celana dalamku," Kata Asia dengan memerah sambil menyentuh roknya untuk mengangkatnya tapi dihentikan oleh Issei.

"Berhenti, Asia!!" Issei sebenarnya ingin melihatnya tapi dia harus menghentikannya, karena ada banyak orang dikelas sekarang.

Alex terkekeh melihat kedua pasangan itu, dia kemudian menuju bangkunya dan duduk tapi tiba tiba dia mendengar suara yang akrab di sampingnya.

"Kau benar benar suka menggoda mereka berdua ya," Kata Aika yang ada di bangku sampingnya.

Alex menoleh dan mentapanya, "Oh, Aika, bagaimana dengan hadiah yang kuberikan dulu?" Alex bertanya dengan penasaran.

"Ara, kau benar benar tidak sopan ya, memberikan mainan seks kepada wanita," Kata Aika sambil berjalan mendekatinya, "Tapi aku menyukainya dan selalu memakainya, walaupun aku lebih ingin yang asli dari pada palsu," Aika berkata sambil menatap celana Alex.

Alex merasa tak berdaya ketika melihat Aika mencoba menggodanya, "Kau benar benar wanita mesum ya..."

***

Alex saat ini berada di ruang Klub ORC dan dipangkuannya ada Koneko yang sedang makan kue. "Senpai, jika aku tidak salah ingat, bulan purnamanya akan muncul besok malam, kan?" Alex bertanya kepada Rias yang duduk di depannya.

Rias menganggukan kepalanya, "Benar, besok malam saat bulan purnama, kita akan pergi untuk mencari familiar. Tapi sebelum itu, kita harus bersaing dengan Sona Peerage untuk mendapatkan kesempatan itu."

"Apakah mereka akan datang kesini?" Alex bertanya.

Rias menyentuh dagunya, dan berkata, "Mungkin..."

Perkataan Rias benar benar terjadi ketika mereka mendengar suara pintu terbuka dan mengungkapkan para Osis atau Sona Peerage.

"Permisi," Kata Sona.

Issei kaget ketika melihatnya, "G-Gadis ini adalah..."

Asia yang ada di belakangnya mendekatinya dan berbisik, "Ano, siapa dia?"

"Ketua Osis di sini, Shitori Sona-senpai," Kata Issei dengan suara rendah, dia kemudian menambahkan, "Lalu yang di sampingnya adalah Wakil Ketua Osis, Shinra Tsubaki-senpai. Tapi, kenapa mereka membawa seluruh anggota Osis ke sini?"

Rias berdiri dan menghampirinya, "Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Kami telah mendapatkan pelayan baru, jadi, aku merasa bahwa aku harus memperkenalkanya satu sama lain." Kata Sona dengan sopan.

"Ehhhh... Jadi kau tidak kesini untuk menemuiku, Sona-chan,"

Sona mendengar suara yang akrab ditelinganya, dia kemudian menoleh dan tersipu ketika melihatnya, "A-Alex! Apa yang kau lakukan disini?"


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C17
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login