"DEAN! KITA AKAN PERGI KEMANA?"
Berkali-kali Shena menanyakan hal tersebut kepada Dean, namun untuk yang kesekian kalinya Dean mengabaikan pertanyaan Shena. Laki-laki tersebut tetap fokus mengemudi tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Dean masih marah karena kejadian tadi?" tanya Shena dengan topik pertanyaan yang berbeda dari sebelum-sebelumnya.
Sebenarnya Shena cukup melihat ekspresi Dean sudah dapat menebak jika laki-laki tersebut masih menyimpan amarah atas kejadian di sekolah. Kalau saja Dean tidak temperamental seperti ini, Shena akan menjelaskan jika tadi Shena ingin menolak ajakan Barents. Tentu saja Shena akan memilih pergi bersama Dean meskipun ia sudah mulai dekat dengan Barents.
"Jauhi Barents."
Satu kata yang keluar dari mulut Dean membuat Shena menghela napas panjang. Sudah ia tebak jika Dean akan kembali melarangnya untuk bergaul dengan Barents.
"Shena hanya ingin berteman dengan banyak orang," ujar Shena melakukan pembelaan.