Capítulo 28: HOT NIGHT... CONTINUE

<p>Jam menunjukkan pukul 03.00 WITA saat Ifa terbangun akibat bunyi alarm dari ponsel Rizky. Saat Ifa terbangun yang pertama dilihatnya adalah wajah Chico Jericho?! Wait.... apa gue nggak salah, batin Ifa sambil mengucek mata. Dipandangnya lagi wajah pria tampan yang ada dihadapannya. Qiqiqiqi... ternyata itu Rizky, suaminya.<br/><br/>Ditelusurinya dengan jemari wajah Rizky yang terlihat damai saat tidur. Kini gue sudah seutuhnya menjadi istri dia. Ifa melihat tubuhnya yang tidak mengenakan apa-apa, hanya tertutup selimut. Wajah Ifa memerah mengingat adegan malam tadi. Idiih, kok bisa-bisanya gue mendesah kayak gitu.<br/><br/>Perlahan Ifa mencoba melepaskan diri dari pelukan Rizky. Tapi Rizky malah semakin erat memeluknya.<br/><br/>"Kamu mau kemana?" Suara serak Rizky terdengar. Ia belum sepenuhnya bangun.<br/><br/>"Gue mau ke kamar mandi, mau bersih-bersih." Ifa mencoba berdiri setelah memberikan kecupan di bibir Rizky tapi tidak bisa karena Rizky menarik lengannya dan memeluknya erat dari belakang.<br/><br/>"Nanti aja bersih-bersihnya," bisik Rizky. "Gue pengen lagi."<br/><br/>"Iiih... apaan sih.. Emang yang tadi malam kurang?"<br/><br/>"Kuranglah. Semalam itu kan baru belah duren. Baru pemanasan, Yang." Rizky memamerkan smirk nya<br/><br/>Ifa tersenyum malu mengingatnya. Pemanasan aja kayak gitu, gimana yang serius ya.<br/><br/>"Yang tadi malam aja belum hilang sakitnya, Ky. Kalau nanti sakit lagi gimana?"<br/><br/>"Tenang aja, nggak akan sesakit yang pertama kok. Malah akan lebih enak."<br/><br/>"Kok lo tau? Emang sudah pengalaman ya?" Tanya Ifa curiga.<br/><br/>"Gimana mau pengalaman sih. Tidur sama cewek itu ya cuma sama elo, Yang."<br/><br/>"Tapi elo jago ciuman. Sudah sering ya?"<br/><br/>"Kalau pengalaman ciuman adalah, tapi nggak se hot ciuman sama elo. Nggak sampai 'bersilat lidah', Yang." Elak Rizky. "Ciuman sama kamu lebih enak, lebih bikin ketagihan. Apalagi kalau dengar elo mengerang. Itu bikin gue on."<br/><br/>Ifa baru mau beragumen saat bibir Rizky mulai mencium leher, bahu dan dadanya. Tangannya kembali menjelajah liar di tubuh Ifa sehingga membuat Ifa kembali mengerang dan mendesah.<br/><br/>"I love it when i hear you moan, honey." Bisik Rizky mesra membuat wajah Ifa memanas dan memerah. "Apalagi kalau wajah lo memerah seperti sekarang ini. Bikin gemes aja."<br/><br/>"Emangnya gue anak kecil?"<br/><br/>"Iya, elo anak kecil yang bisa bikin anak kecil, Yang." Kembali Rizky melancarkan serangan fajarnya ke Ifa. Tangannya sibuk meraba dan menyentuh tubuh Ifa. Bahkan kini tangannya mulai mengelus kewanitaan istrinya yang terasa hangat.<br/><br/>"Kalau gue hamil gimana?" Tanya Ifa disela-sela desahan dan erangan keduanya.<br/><br/>"Ya nggak apa-apa. Kan ada suaminya," jawab Rizky santai. Ia pun mulai mengarahkan kejantanannya untuk memasuki tubuh Ifa. Ia memasuki tubuh Ifa dengan lembut, seolah takut menyakiti istrinya. Sementara bibirnya terus mengulum bibir Ifa, untuk mengurangi ketegangan dan ketakutan. Ifa melupakan kecemasannya dan mengikuti gerakan suaminya. Tangannya sibuk mencengkeram punggung Rizky. Kukunya yang panjang seolah menghujam punggung Rizky, sehingga menimbulkan kesakitan yang justru menambah kenikmatan bagi Rizky.<br/><br/>Di kamar itu tak terdengar lagi percakapan. Hanya desahan, erangan dan jeritan tertahan yang memenuhi ruangan tersebut. Mereka menikmatinya dengan perlahan tanpa terburu-buru, karena ini baru kali kedua mereka merasakan kenikmatan. Permainan mereka tambah lama tambah panas. Seolah energi mereka tak pernah habis karena permainan cinta mereka. Menjelang subuh mereka terkapar kelelahan, saling berpelukan.<br/><br/>"Gue nggak nyangka elo bisa liar juga," Rizky mengecup bibir dan kening Ifa. Nafas mereka masih memburu akibat permainan mereka. Tubuh mereka berkeringat di pagi yang dingin.<br/><br/>"Elo ternyata hebat juga di ranjang," puji Ifa<br/><br/>"Jadi minta cerai?" Ledek Rizky.<br/><br/>"Hmm.. gimana ya.... "<br/><br/>"Jangan dong, yang. Dimana lagi gue bisa nemu bini kayak elo. Cantik, seksi, hot, tapi otaknya geser kayak elo."<br/><br/>"Ky, minggir dulu. Gue mau ke kamar mandi. Sudah mau subuh."<br/><br/>Tanpa menjawab, Rizky mengangkat tubuh Ifa. Dengan bertelanjang bulat, mereka berdua masuk ke kamar mandi dan saling memandikan. Tentunya dengan diselingi permainan yang lebih hot dari sebelumnya. 😍😍<br/><br/>⭐⭐⭐<strong>⭐</strong><br/><br/>"Ipaaaaah." Terdengar gedoran di pintu kamar mereka. Ifa yang tertidur sesudah shalat subuh, mencolek Rizky.<br/><br/>"Yang, tolong bukain pintunya dong. Itu anak-anak berisik banget di depan."<br/><br/>"Biarin ajalah. Nggak usah dibukain. Ganggu aja. Gue masih ngantuk, yang." Bukannya turun dari ranjang, Rizky malah mempererat pelukannya.<br/><br/>"IPAAAAH.... IKIIIIIY..... BUKAAAA!!!" Kali ini suara Cilla yang melengking menyerang gendang telinga mereka.<br/><br/>Dengan kesal Rizky membuka mata, memakai celana boksernya dan membuka pintu kamar. Begitu pintu terbuka, para cewek itu malah tertegun melihat Rizky yang bisa dibilang setengah telanjang. Sampai akhirnya, Meta yang duluan tersadar dan mendorong Rizky masuk ke kamar. Sementara Alana, Onit dan Cilla hanya cekikikan.<br/><br/>"ELO SUDAH GILA, BUKAIN PINTU DALAM KEADAAN SETENGAH BUGIL BEGITU?" Omel Meta. "Sana pakai baju yang benar dulu. Eeeeh... kok malah ke tempat tidur lagi."<br/><br/>"Gue masih ngantuk, Nyet." Rizky kembali bergelung di dalam selimut sambil memeluk Ifa.<br/><br/>"Pah, buruan bangun. Sudah jam setengah 7 nih. Jam 9, perahunya berangkat lho."<br/><br/>"'Gue dan istri gue mau lanjutin honeymoon disini, Nyet. Elo saja yang balik. "<br/><br/>"Eeeh... kagak bisa. Istri lo itu yang pegang duit. JADI DIA HARUS IKUT SAMPAI LIBURAN INI BERES." Meta bersikeras. "Karena elo yang nyusul, elo ikutin aja jadwal kita. Nggak usah ngadi-ngadi mau ngerubah planning kita deh. Kalau liburan ini sudah beres, lo mau lanjut honeymoon terserah."<br/><br/>Akhirnya Rizky menyerah dan mau tidak mau mengikuti jadwal liburan istrinya. Saat mereka berkumpul dengan yang lain, semua mata memandang mereka. Fadil mendekati Ifa dan hendak menarik tangannya, namun Rizky menahan Ifa.<br/><br/>"Sorry bro, jangan sembarangan pegang tangan istri gue. YA, IFA ITU ISTRI GUE. SAH." Ucap Rizky dengan suara lantang sehingga semua teman Ifa bisa mendengar perkataannya. "Jadi, tolong lo bisa jaga jarak sama istri gue."<br/><br/>Fadil menatap Ifa meminta kepastian dan Ifa menganggukan kepalanya. Saat itulah Fadil melihat bekas-bekas kemerahan di leher Ifa. Fadil menghela nafas keras dan menjauh dengan muka kesal. Sia-sia selama ini ia mempertahankan perasaan cintanya untuk Ifa. Aargh.. kenapa nggak dari dulu sih gue nembak dia, maki Fadil pada dirinya sendiri.<br/><br/>Setelah mendengar ucapan Rizky, teman-teman Ifa langsung mendatangi Ifa dan memberi selamat. Tidak sedikit yang protes karena Ifa menyembunyikan pernikahannya. Tapi semuanya ikut merasa bahagia dengan pernikahan tersebut.<br/><br/>"Akhirnya ada juga yang mau ngawinin elo, Pah," ledek Abdi ketua kelas mereka.<br/><br/>"Semoga elo insyaf dan nggak koplak lagi ya, Pah." ucap Arini sambil memeluknya.<br/><br/>"Gue rasa laki lo cinta banget sama elo, makanya nekat ngawinin elo." ledek Gibran, salah cowok di kelas yang jadi pujaan para dosen, karena kepandaiannya.<br/><br/>"Wah.. balik dari sini elo musti ngadain selametan nih sama kita-kita. Pas elo kawin kan nggak undang kita." Ucap Morgan, cowok peranakan yang berperawakan subur, yang terkenal doyan makan.<br/><br/>"Jangan-jangan sebentar lagi Cilla nyusul nih dikawinin sama asdos yang ganteng itu." ucap Abdi.<br/><br/>"Aamiin.... " jawab Cilla kencang. "Doain gue ya guys biar nilai statistik gue A. Biar babang Athar jadi nge-halalin gue."<br/><br/>"Emangnya tuh asdos MUI bisa ngasih elo sertifikat halal, Cil." Ledek Badriah, salah satu vokalis dangdut di kelas mereka.<br/><br/>Rizky tersenyum lebar mendengar komentar teman-teman istrinya. Ternyata ketakutan Ifa selama ini tidak terbukti. Teman-teman sekelasnya menanggapi berita pernikahan mereka dengan positif.<br/><br/>"Semoga elo cepat hamidun ya Pah. Jadi kita punya keponakan." Kali ini Ucok, orang Batak yang lebih Jawa dari orang Jawa, mendoakan Ifa. "Ah, jadi pengen kawin."<br/><br/>"Sono lo kawin sama ubur-ubur Cok," ledek Abdi.<br/><br/>"Teman-teman terima kasih untuk ucapan dan doanya. Sorry gue nggak cerita sama kalian soal pernikahan ini. Gue sekarang sudah lega karena kalian sudah tau kebenarannya. Buat yang pernah naksir gue atau masih naksir gue, lebih baik dibuang jauh-jauh perasaan itu. Oh ya, sorry juga karena suami gue ikutan gabung sama liburan kita. Maklumlah dia nggak bisa jauh-jauh dari gue. Nempel terus kayak perangko." Ifa memberikan sedikit speech walaupun tidak ada yang meminta. <em>Speech</em> yang disambut sorakan dari teman-temannya.<br/><br/>⭐⭐⭐<br/><br/>Alhamdulillah selesai juga nulis part ini.<br/>Apakah ada yang menunggu update kisah Rizky dan Ifa?<br/>Sok atuh vote dan komennya<br/>🙏🥺</p>