"Mari kita buat taruhan," ucap Bara kemudian, Jackran yang mendengar itu menghentikan langkahnya, dia berbalik menatap Bara, penasaran dengan akal gila seperti apa yang akan keluar dari mulut Bara.
"Bian, siapa pun yang di pilih Bian, yang kalah harus menyerahkan perusahaan kepada yang bisa mendapatkan Bian," ucap Bara kemudian,
Jackran mengepalkan tinjunya dan berjalan menuju Bara, Jackran melayangkan sebuah pukulan kepada pipi kiri Bara. Bara terhuyung menerima pukulan tersebut karena ketidsiagaannya terhadap pukulan Jackran, Bara berbalik menatap Jackran, ujung bibirnya tampak sudah terluka akibat pukulan itu.
Jackran tak habis pikir dengan apa yang dikatakan Bara, bagaimana kalimat seperti itu keluar dari mulutnya. Tadi Tiara sekarang Bian, tidak ada rasa hormat Bara kepada orang yang dikatakan dicintainya atau yang pernah dicintainya, atau seperti inikah cara Bara mencintai orang lain.
"Aku pikir kamu benar-benar menyukai Bian," ucap Jackran kemudian,
Bara sepertinya terjebak dalam permainannya sendiri, dia terluka dengan kata-kata yang telah dibuatnya untuk meyakinkan Jackran, atau lebih tepatnya meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang dipikirkannya adalah kebenaran, bahwa Jackran tidak pernah mencintai Bian. Namun justru jebakan itu menyakiti dirinya sendiri.
Mengukir Namaku di Hatimu