Bian mengetuk pintu ruangan Bara, setelah terdengar sahutan dari dalam sana barulah Bian masuk. Bian memasuki ruangan Bara dan melihat Bara tampak mengerjakan sesuatu,
Bara mendongak kearah Bian setelah Bian berdiri di depan meja kerjanya, " Kenapa Bi,?" tanya Bara kemudian,
Bian memasang wajah menyerah, "Aku tidak menemukan apapun," ucap Bian kemudian, "Sepertinya nenek Jackran sangat teliti," ucap Bian kemudian.
Bara mengehela napas pelan, "Apa kita masih tidak bisa menemukan dari mana uang itu berasal," tanya Bara kemudian, dan Bian menggeleng sebagai jawaban,
"Satu-satunya yang bisa dilihat adalah, uang itu berasal dari salah satu perusahaan kecil yang di beli perusahaan J, padahal perusahaan itu tidak menguntungkan sama sekali," ucap Bian kemudian,
"Kalau orang itu bisa membayar nenek sebanyak itu, berarti dia bukan orang yang hanya mengelola perusahaan itu, pasti ada yang lain" ucap Bara,
“Kamu selalu melirik punya orang lain, dan menginginkannya,” ucap Jackran sarkas,
“Sepertinya kamu melupakan satu hal,” ucap Bara, Bara tersenyum sinis kepada Jackran.
Mengukir Namaku di Hatimu