Baixar aplicativo
5.15% The Hidden Smile / Chapter 5: Steven #3

Capítulo 5: Steven #3

Jam istirahat adalah saat paling ramai. Koridor, kelas, kamar mandi, kantin, balkon, semua tempat dipenuhi oleh murid-murid. Waktu dimana mereka dapat bertengkar dengan temannya, membagi makanan, mengerjakan tugas, ataupun tidur.

Selayaknya Nadia yang tertidur di mejanya. Bukan karena Dia merasa terkucilkan, atau takut terkucilkan yang membuatnya tidak keluar untuk makan di kantin. Hanya saja, itulah kebiasaan Nadia, sendiri dan melakukan segala hal yang diinginkannya. Jelas ia tidak akan mendengarkan apapun karena telinganya ditutupi earphone dan musik yang diputar sangat kencang. Seorang pemuda berlari kecil ke mejanya dan dengan sengaja mendekatkan kepalanya dan ikut mendengarkan musik dari telinga Nadia.

Gadis itu menyadari ada sesuatu di dekatnya lalu bangun yang membuat kepala mereka terbentur dan keduanya sama-sama menjerit kesakitan. Mereka sama-sama mengusap-usap kepalanya, namun pemuda itu menatapnya sambil tersenyum jahil. Melihat senyumnya membuat Nadia kesal dan langsung memukulnya.

"Sakit tau!" kata Nadia sambil memukul pemuda itu. Ia hanya tertawa menerima pukulan.

"Gue juga sakit. Nih!" balas pemuda itu.

"Sapa suruh lo tiba-tiba deket gue!" kata Nadia marah. Pemuda itu terlihat sangat senang melihat ekspresi Nadia.

"Lo tau nggak, ekspresi kalo marah itu lebih lucu dari pada ekspresi es lo yang biasanya." Kata pemuda itu lalu tersenyum manis dan membuatnya menerima pukulan lain.

"Iya udah! Ampun!" Katanya lalu mengelus kepala Nadia dan meletakkan tangan Nadia di kepalanya.

"Lo nggak mo makan? Ayo makan sama gue! Laper nih." Kata pemuda itu lagi.

"Nggak. Lagi diet!" jawab Nadia sekenanya.

Keduanya masih tetap mengelus satu sama lain dan kemudian berhenti setelah pemuda itu mendapat pukulan lainnya.

"Gue denger, ada yang tau kalo lo anak adopsi?" bisik pemuda itu tiba-tiba. Nadia hanya terdiam namun tidak terkejut sama sekali.

"Tau dari mana dia?" tanya pemuda itu serius.

"Ya gue nggak tau, lah! Kalo tau pasti dia nggak berani ngomong apapun." Jawab Nadia kesal.

"Aneh, yang tau kan cuman gue sama keluarga lo. Nggak mungkin banget keluarga lo ngumumin hal kayak gitu." Kata pemuda itu lalu berpikir.

"Jadi, lo mo ngasi tau gue, kalo lo yang ngumumin?!" tanya Nadia kesal lalu memelototinya.

"Koq jadi gue?" tanya pemuda itu bingung.

"Lah itu tadi, lo bilang cuman lo sama keluarga gue yang tau. Kalo keluarga gue nggak mungkin, berarti elo dong, bego!" jelas Nadia kesal. Pemuda itu berpikir sebentar lalu tertawa.

"Iya juga, sih. Tapi, emang ada untungnya buat gue? Nggak!" katanya cuek lalu menatap gadis di hadapannya yang mulai kesal.

Nadia langsung meninggalkan bangkunya dan berjalan pergi.

"Mo kemana, lo?" tanya pemuda itu.

"Kantin." Jawab Nadia santai tanpa berbalik.

"Katanya diet?!"

"Suka-suka gue mo batal diet apa nggak. Bukan urusan lo!" kata Nadia cuek lalu pergi dan dengan cepat diikuti oleh pemuda itu.

Namanya Alex, sahabat Nadia sejak gadis itu pindah ke rumah barunya. Saat itu mereka berusia tujuh tahun. Mereka sekolah di sekolah yang sama, berangkat bersama, melakukan banyak hal bersama, namun tak pernah saling jatuh cinta. Hingga sekarang mereka masih bersahabat dan tidak ada yang saling mengenal satu sama lain sebaik mereka.

Alex berjalan santai membuntuti Nadia yang berjalan cuek menuju kantin. Alex dapat melihat dari caranya berjalan bahwa Nadia sedang ingin makan atau minum sesuatu dan biasanya makanan kesukaan mereka berdua. Alex semakin bersemangat untuk makan bersama, namun tiba-tiba seseorang menariknya untuk berhenti. Alex menatap orang itu dan terkejut.

"Kak David. Eh salah! Pak." Katanya lalu tersenyum melihat wali kelas Nadia itu.

"Kamu udah tau soal masalah kemarin?" tanya David pelan hampir berbisik. Alex menatapnya serius lalu mengangguk.

"Gimana perkembangan masalahnya?" tanya Alex serius.

"Anak yang ngomong nggak salah, karena yang dia bilang itu fakta. Nadia yang harusnya salah, karena dia malah nyerang anak itu." Jawab David putus asa.

"Tapi di sini, harusnya cewek itu yang salah. Kalo dia udah tau, dia nggak harus ngumumin. Lagian dia nggak punya hak untuk ngelakuin itu. Aku sepenuhnya dukung Nadia! Orang yang mulutnya bocor emang harus di kasi pelajaran." Jawab Alex bangga. Akibat dari jawaban yang diberikan, Alex mendapat pukulan dari David.

"Aduh! Hari ini apes banget sih, dipukul terus. Nggak Nadia, nggak Bapak, sama aja." Keluh Alex mengelus-elus lengan yang tadi dipukul oleh gurunya itu.

"Dasar penjahat. Nggak kamu, nggak Nadia sama aja, penjahat. Kalo ada orang disiksa malah pintar cari alasan." Omel David lalu pergi.

Alex tertawa mendengar omelan Pak guru David. Alex dan Nadia tidak di kelas yang sama, jadi sangat mengejutkan jika David membicarakan masalah kelas pada Alex. Namun pemuda itu mengerti bahwa jika suatu masalah sudah terkait dengan Nadia, maka mereka berdua sebagai para lelaki yang sangat dekat dengan Nadia, pasti akan melakukan diskusi rahasia seperti yang terjadi barusan.

Nadia yang sudah sampai di kantin mulai memesan dan mencari meja. Ia menunggu pesanannya sambil membaca buku yang dibawanya tadi. Hobi membacanya sudah dimulai sejak kecil dan menjadi daya tariknya tersendiri, terlepas dari penampilannya yang rupawan namun selalu dicap sebagai gadis yang kejam. Caranya menatap, memperhatikan, dan memperlakukan orang lain yang cukup dingin dan sering membuat orang lain merasa tidak terlihat. Karena sifat itulah Alex mengaku menolak menyukai Nadia, dan juga banyak pemuda yang hanya bisa naksir tapi tidak berani mendekati Nadia.

Pesanan Nadia sudah datang. Ia menutup bukunya dan bersiap makan. Sebelum Alex sampai di mejanya, Nadia menangkap sebuah pemandangan aneh. Agak jauh dari mejanya terdapat seorang pemuda yang memperhatikannya sambil tersenyum manis. Tak yakin bahwa pemuda itu memperhatikannya, Nadia malah tidak mempedulikan hal itu dan mulai makan dengan lahap tepat saat Alex bergabung.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

I tagged this book, so come and support me with a thumbs up, please!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login