Cowok itu, memberikannya sekuntum bunga mawar merah, seraya menyeringai Edo memandang Dinda dengan begitu intens.
"Kenapa, Din?" tanya Edo tiba-tiba. "Kenapa elo mau tunangan ama Nathan? Dia itu cowok berengsek yang suka mainin cewek," lanjutnya.
Dengan sedikit memaksa Dinda melepas genggaman tangan Edo, kemudian dia berjalan ke arah tumpukan buku yang masih belum tertata pada tempatnya.
"Buku-bukunya ini, Kak, yang salah?" tanya Dinda, mengabaikan ucapan dari Edo.
Tapi, Edo langsung menghimpit tubuh Dinda, kedua tangannya memeluk Dinda dengan sangat erat.
"Ama gue aja, gue bakal bahagiain elo, Din. Gue nggak akan nyakitin elo,"
"Kak... Kak Edo! Apa... apa yang Kak Edo lakuin! Lepasin, Kak! Kalau enggak aku akan teriak!" ancam Dinda. Direngkuh dengan cara seperti ini benar-benar membuat Dinda takut. Terlebih, bibir Edo sudah mulai mencumbu lehernya.