Yang Mengshan sangat terkejut, hingga tanpa sadar ia membuka matanya yang bulat dan cantik itu lebar-lebar.
"Bukan begitu. Kakak, Ayah... aku mendengar dari orang lain bahwa seseorang kehilangan kartu masuk di ruang ujian?" Ucap Yang Mengshan berusaha menjelaskan kepada kakak dan ayahnya.
Yang Mengshan menjelaskan sambil berderai air mata. Ia menangis sesenggukan sehingga membuat orang lain yang melihatnya merasa kasihan padanya.
Nada suara Gu Youli tidak berat, tetapi matanya penuh dengan tatapan jijik saat melihat Yang Mengshan, "Kamu mendengar bahwa orang lain kehilangan kartu ujian, lalu kamu langsung memastikan bahwa kartu ujianku yang hilang?"
"Kalau bukan mengakuinya secara langsung, lalu apa maksudmu? Mengshan, adikku yang sangat baik. Kamu ini jahat juga ya ternyata? Jika kamu tidak menyukaiku, kamu tidak seharusnya mengambil kartu ujianku dan membuatku tidak bisa mengikuti ujian. Itu hanya akan merusak kehidupan orang lain."
"Jika bukan karena aku mengetahuinya lebih awal, pada saat terakhir aku mengurus kartu ujian sementara. Aku takutnya sudah dipukuli Ayah dan menangis tersungkur di tanah."
"Kamu itu Adikku. Katakan saja langsung apa yang sudah aku lakukan yang tidak baik padaku. Kenapa kamu harus membuang kartu ujianku? Sekarang kamu yang baru saja melihat aku keluar dari ruang ujian. Kamu malah langsung mengakuinya sendiri, lalu pura-pura lemah dan merasa tersakiti."
"Memangnya kamu menangis untuk siapa? Coba tanyakan pada orang-orang di sekitar atau tanyakan pada Ayah, apa mereka akan bersimpati padamu?"
Yang Mengshan tidak mampu menjawab semua pertanyaan Gu Youli. Setelah mendengar begitu banyak pertanyaan dan penjelasan dari Gu Youli, semua orang yang ada di sana kini mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Orang-orang tidak menyangka bahwa gadis yang terlihat polos dan cantik ini memiliki hati yang jahat. Ternyata ia berani menghilangkan kartu ujian orang lain dan ingin menghancurkan kehidupan orang lain.
"Apakah gadis yang cantik ini berhati busuk seperti yang ada di buku?"
"Hei hei, ini menarik. Pakai acara menangis juga!"
"Heh, jika Adikku melakukan ini padaku. Aku pasti akan memukulnya sampai babak belur!"
*
Suara diskusi orang-orang semakin mengecil, karena ujian masuk perguruan tinggi, mereka semua gugup, dan tidak terlalu berminat untuk ikut campur urusan orang lain. Setelah berdiskusi beberapa kalimat, mereka pun langsung bubar.
Ekspresi wajah Yang Mengshan terlihat sangat malu. Bahkan wajahnya yang cerah dan putih seperti bunga teratai pun kini mulai memerah karena malu. Ia selalu memiliki ekspresi sedih dan menggelengkan kepalanya pada semua orang, ia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa ia tidak bersalah.
"Kakak, aku tidak melakukannya. Aku benar-benar tidak melakukannya. Hiks... hiks... Ayah harus percaya padaku…" Yang Mengshan terus menangis sesenggukan sambil menatap Gu Liangwei dengan sedih.
Meskipun bertingkah demikian, dalam hati Yang Mengshan terus mengumpati Gu Youli. Gu Youli sialan, kenapa bisa berubah begitu besar.
Jelas-jelas dulu Gu Youli sangat lemah, dan Yang Mengshan selalu mempermainkannya dengan sesuka hati. Tapi saat ini, aura Gu Youli begitu kuat. Begitu kuat sampai mampu mendesak Yang Mengshan dan kehabisan napas.
Sejak Gu Youli bertanya banyak hal pada Yang Mengshan, seketika Gu Liangwei langsung tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ekspresi wajahnya juga langsung berubah, ia memandang Yang Mengshan dengan curiga.
Kemudian Gu Liangwei mengepalkan tangannya dengan erat, ia berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Mengshan, kamu ini benar-benar. Kalau tidak tahu kebenarannya, jangan asal bicara. Apa kamu tahu? Perkataanmu itu membuat Ayah salah paham kepada Kakakmu, dan Ayah dengan kejam memukul Kakakmu. Cepat minta maaf pada Kakakmu."
"Ayah…" Yang Mengshan merasa sangat gelisah sambil menatap Gu Liangwei dengan sedih. Namun Gu Liangwei menatapnya dengan tatapan yang dingin.
Tanpa banyak berpikir, Yang Mengshan langsung meminta maaf dengan pada kakaknya, "Maaf, Kakak!"
Yang Mengshan takut Gu Liangwei akan marah padanya dan menolak untuk menyekolahkannya sampai ke universitas, dan apabila hal itu terjadi, secara otomatis kehidupan masa depannya pasti akan hancur.
Terlebih lagi, Gu Liangwei memintanya untuk meminta maaf kepada Gu Youli. Gu Liangwei juga tidak mengatakan bahwa Yang Mengshan yang telah mencuri kartu ujian milik Gu Youli.
Saat itu Gu Liangwei tidak melihat ke arah Yang Mengshan lagi, tetapi ia bertanya pada Gu Youli dengan lembut, "Kalau begitu, apa kamu mengerjakan ujiannya dengan baik?"
Gu Youli dengan riang menjawab pertanyaan Gu Liangwei, "Ayah, semuanya aku kerjakan dengan percaya diri."