"Tu—Tuan Muda Hori?!"
Cezar mengangkat tubuh Tuan Muda Kedua itu ke dalam pelukannya dengan linglung. "Mengapa Anda ada di sini? Bagaimana Anda bisa sampai di sini?" Ia mengecek seluruh tubuh Horia Udrea dengan seksama untuk memastikan tidak adanya luka di tubuhnya.
Horia tidak menjawab dan menangis lebih kuat lagi. "Kak Cezar! Huaa!"
"A—ada apa? Kenapa menangis?" Cezar berusaha menenangkannya dengan mengelus pelan punggung anak kecil itu.
Cezar berusaha mengabaikan tatapan tajam dari papanya yang menuntut penjelasan dan fokus pada anak kecil ini.
Sepanjang pengalaman Cezar mengunjungi kediaman Udrea, Horia selalu penuh dengan senyuman dan semangat. Apa yang membuat anak kecil ceria ini menangis begitu kuat?
"Hori … benci … Kak Rian! Hori … huaaa!"
'Apa dia bertengkar dengan Pak Direktur?'
"Tidak apa-apa. Tidak apa-apa." Cezar terus menepuk punggung Horia sambil melirik menuju Ecatarina.
'Apa dia datang dengan seseorang?' tanyanya melalui kontak mata.
XD
____
Terima kasih sudah membuka chapter dengan koin. Terima kasih juga untuk vote dan komentarnya! <3
Follow ig @aoishana8 untuk mendapatkan informasi