"Tidak akan kubiarkan gadis jalang itu memiliki hidup yang baik mulai dari sekarang!" geram ayah Artur seraya menaiki jalanan bukit. Sampai sekarang, ia masih memegang teguh keyakinannya bahwa Emilia-lah yang telah menculik putranya. Hal ini juga yang membuatnya bersikeras untuk datang secara langsung untuk mencari putranya ketika mendengar kabar tersebut.
Yuki, mengantisipasi kekacauan yang akan ditimbulkan oleh pria tersebut, tidak punya pilihan lain selain mengikutinya untuk mencegah kemungkinan terburuk yang dapat terjadi. Menaiki jalanan bukit yang tidak rata, wajahnya yang sudah pucat semakin memucat. Tangannya mengeratkan pakaiannya yang sedikit terlalu tipis untuk menghalangi angin malam awal musim dingin.
Mendengar gerutuan ayah Artur, Yuki tidak ambil pusing untuk memberikan komentar. Namun, ia tidak bisa menahan alisnya untuk mengernyit kecil.
Di belakangnya, Alex dan Luca yang ikut serta juga mengernyit dalam. Namun, arti kernyitan mereka sedikit berbeda.
Halo halo
terima kasih sudah membaca dan mensupport cerita ini :) Aku bahagia banget juga pada kalian, pembacaku, yang mau memberi support lebih dengan membuka chapter dengan koin. Kalian adalah penyelamatku dan orang-orang yang memberikanku rasa secure dan aku bisa lepas sedikit dari kecemasanku terhadap masa depanku.
Terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap kalian <3