Baixar aplicativo
4.72% Misteri Gunung Maruyung / Chapter 10: Teror misterius

Capítulo 10: Teror misterius

Pagi yang cerah mulai menyapa, matahari mulai terlihat meski terlihat malu-malu untuk menyapa bumi .

"Selamat pagi semua nya," ucap Gisel sambil merentangkan tangannya, "Gimana tidur kalian?" sambil mendudukkan diri di samping Angga dan di balas dengan anggukan dari Angga.

"Ya kek biasanya aja gitu, tapi semalam entah kenapa gua ngantuk banget, mana ini ada luka bekas gigitan di leher gua." ucap Angga sambil meraba leher nya dan menunjukkan ke arah Gisel, Chandra dan Aldo.

"Hah ko bisa si, sini coba gua lihat ?" ucap Gisel sambil mendekati Angga , " eits... jangan deket-deket sama Gisel, sini Lo Angga," Chandra menarik baju Angga dan langsung di balas dengan dengusan dari Angga.

"Ya bos biasa aja dong, engga usah narik baju segala, baju nya tinggal ini doang kalau sobek gimana?" tanya Angga sambil mengusap baju nya .

"ih... Chandra gua mau lihat itu bekas gigitan nya coba," mohon Gisel dan mencoba melihat leher Angga dan tanpa di sangka Chandra langsung berdiri dan lalu memeluk Gisel. "Lo itu cewek, jadi sopan dikit sama cowok oke." ucap Chandra sambil mengacak-acak rambut Gisel.

"Lepasin bentar doang Chandra, gua mau lihat." ucap Gisel sambil mencoba melepaskan pelukannya Chandra

"Itu engga sopan namanya," ucap Chandra sambil meniup mata Gisel, " Lo itu yang engga sopan main peluk orang aja," sarkas Gisel sambil mencubit pinggang Chandra sedangkan Chandra hanya meringis menahan sakit di pinggangnya.

"Uah kumat lagi sikap barbar nya ?" tanya Chandra sambil melepaskan pelukannya

"Lo itu yang barbar, gua mau lihat bekas gigitan Angga, malah lo peluk ." ucap Gisel sambil bersedekap dada.

"halah, dulu aja kita waktu kecil main bareng, mandi bareng, terus saling peluk gpp," cibir Chandra dan memalingkan wajah ke arah lain.

"heh itu dulu ya waktu kecil, WAKTU KITA MASIH BOCIL." lantang Gisel sambil menekan kata tersebut.

"Heheheheheh iya deh, gua fikir kita engga tumbuh menjadi remaja." ucap Chandra sambil menggaruk tengkuknya

"setres!" ucap Gisel sambil memutar bola dengan malas .

"Posesif ." ucap Angga bersedekap dada sedangkan Aldo hanya diam , " tumben Lo engga misahin mereka berdua ?" tanya Angga kepada Aldo sedangkan Aldo seperti sedang mencari sesuatu kesana-kemari.

"ya elah pelit amat itu suara, cuman gelengan kepala doang dari kemarin si Al ,"ucap Angga ketika Aldo membalas dengan gelengan kepala, "terserah Lo dah jadi manusia." ucap Angga ketika melihat ke arah Chandra dan Gisel yang masih memperdebatkan yang kurang berfaedah.

"Udah deh, mendingan kita jalan selagi ini masih pagi, nanti kemalaman di jalan gimana." tanya Angga sambil memperhatikan keadaan sekitarnya.

"Gimana engga kesal, masa cowo engga mau kalah dari cewe. udah Salah, Ngotot mulu. ya kesel jadi gua nya." ujar Gisel sedangkan Chandra memutar bola dengan malas.

"Meski cewe berkata benar tapi cowo juga selalu benar kali." ucap Chandra.

"Udah stop jangan debat yang TIDAK BERMANFAAT, kagak afdhol kali ya kalau engga berantem." ucap Angga sambil menekan kata nya .

"ayo jalan." ucap Aldo sambil beranjak dari duduk dan langsung berjalan mendahului kami bertiga, sedangkan kami bertiga saling mengangkat alis tanda tak mengerti dengan Aldo .

"ya udah gpp lah, ayo jalan aja ." ucap Chandra dengan menatap ke arah teman-temannya.

hari mulai siang tapi di tengah perjalanan kami berhenti karena lapar, tapi tak kunjung mendapatkan makanan akhirnya kami berhenti di sebuah pohon yang besar, "Gimana ini kita kehabisan stok makanan?" tanya Gisel sambil mengibaskan rambutnya.

"Gimana apa nya Sel?" tanya Angga dan di balas delikan dari Gisel.

"Gimana coba ckckck goblok natural, sungguh pertanyaan yang konyol, dengerin yah Bapak Angga, makanan kita sudah habis terus kita mau makan apa hari ini dan besok pagi?" tanya Gisel sambil melihat ke arah Angga dengan sinis .

"Oh iya deh, gua lupa ya soal makanan ." ucap Angga sambil menepuk jidatnya.

dan tak sambil tersenyum.

"Ya udah gua cari kalian tunggu di sini aja ya," ucap Chandra

"duduk aja biarin gua yang mencari makanan nya." ucap Aldo dan di balas dengan bengong dari Gisel .

"Hah, gimana maksudnya ?" tanya Gisel yang tak mengerti dengan Aldo .

"gua yang akan mencari makanan, kalian tunggu aja di sini." ujar Aldo lalu pergi meninggalkan kami bertiga.

"Ya udah si ngapain juga, mungkin si Aldo lagi kepengen."positif Angga yang tak mengerti .

"Ckckck.... dasar temen Lucnut," ucap Gisel sambil menoyor kepala Angga .

"Ya elah sakit kali, engga usah noyor juga kali." ucap Angga dan di balas dengan kekehan kecil dari Gisel .

"Ya maaf si, orang gua sengaja." ujar Gisel sambil tertawa terbahak - bahak, " tapi Lo ngerasa aneh engga si sama sikap Aldo?" tanya Gisel kepada Chandra dan Angga .

"Iyah gua merasa aneh dengan sikap dia, biasanya kan dia rame tapi sekarang lebih pendiam itu aneh engga si?" tanya Angga dan di balas dengan anggukan kepala dari Chandra.

"berfikir positif dulu aja." bela Chandra

"Ngomong sama Chandra mah susah, kaya matematika yang udah ketemu sama jawabannya tapi ujung nya tetap salah," cibir Gisel sambil memutar bola mata dengan malas .

"Bukan Big Bos namanya." ucap Angga sambil tersenyum konyol, " Tapi tunggu dulu, ko gua merinding ya."ucap Angga sambil mengusap tengkuknya.

"Dasar Lo Cemen, masa merinding jam segini," sinis Gisel dan menatap sebal ke arah Angga.

"Srius dah, bulu gua merinding, kenapa ya ?" tanya Angga sedangkan Chandra memperhatikan sekitar nya saja .

"Cemen banget jadi laki, masa takut ada setan, masa siang begini ada setan !" ucap Gisel sambil melihat keliling nya , "Tapi iya nih, gua juga merinding kenapa ya Chan?" tanya Gisel sambil menyender badan nya ke pohon yang sangat besar lalu melihat ke arah Chandra yang sedang menyeka keringat nya dan ketika Gisel mau berbicara, sudah Chandra berbicara terlebih dahulu, "Diam dulu, jangan bergerak." ucap Chandra

'srekk'

"Awas.... Lo gpp kan?" tanya Chandra sambil mengusap lengan Gisel ketika panah hampir mengenai dadanya sedangkan Gisel terdiam syok melihat panah yang hampir mengenai dada jika tak ada Chandra mungkin sudah menancap ke arah dadanya .

Sialan hampir aja." ucap Chandra sambil mengumpat kecil.

"Hah, astaghfirullah barusan gua mau di panah dan hampir kena dada gua ." ucap Gisel sambil mengusap pelan dadanya.

"Eh anjir, kenapa ada panah disini ?" tanya Angga ketika melihat panah yang sangat tajam dan hampir mengenai dada Gisel.

"Cabut itu ada tulisan Angga." Titah Chandra sambil melihat ke arah panah dan tak lama Angga pun mengambil panah yang menancap ke pohon lalu mengambil nya .

"Eemmm... ini tulisan ' pulang', udah itu aja." ucap Angga sambil membolak-balik panah tersebut, " tapi ini asli tajam banget kayanya kalau kena tubuh pun pasti langsung mati di tempat." ucap Angga bergidik ngeri melihatnya.

"Berarti sekarang kita sudah diketahui oleh nya." gumam Chandra.

"Apa coba, Lo ngomong apaan." ucap Gisel ketika mendengar samar- samar ucapan Chandra.

"Engga bukan apa-apa, gimana Lo masih syok ?" tanya Chandra sambil melihat ke arah lain

"Lo fikir, gua baik -baik saja gitu, setelah hampir mati karena panah ?" tanya Gisel sambil mendelik ke arah Chandra.

"jadi menurut Lo, mereka sudah mengetahui keadaan kita sekarang gitu?" tanya Angga sambil mengetuk pelan dagu nya dan di balas dengan anggukan dari Chandra.

"huh! setan kenapa susah banget jalan keluarnya si, terus bocah satu lagi ini kemana !" ucap Angga sambil memperhatikan sekitarnya dan mencari Aldo

"Cari dulu, siapa tahu kesasar nanti kalau tersesat kita susah mencarinya ." ucap Chandra langsung berdiri dari tempat duduknya

"Ya udah gua, cari dulu kalian tunggu di sini ya !" ucap Angga sambil berjalan meninggalkan Gisel dan Chandra.

Buat teman ayo ramaikan ya


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C10
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login