Violet Mengangkat kepalanya dari atas meja, Sore ini menjadi sore yang sangat mengesalkan baginya. Violet sudah capek-capek membuat kue Almond untuk kekasihnya. Tapi kedatangan Mommy Anne membuat semuanya berantakan.
Violet masuk ke dalam kamar, di sana Violet melihat Edwards yang baru saja pulang kerja. Wajahnya terlihat lelah, namun Violet tidak mau tau kelelahan itu. Violet terlalu muak dengan Keluarga kaya sialan ini!
Ingin sekali Violet pergi dari sini, Tapi Nyatanya violet Tidak bisa. Karena apapun yang terjadi, Violet akan di sini sampai nyawanya habis. Tentu saja, Ayahnya Mentitahkan Violet untuk tidak melepaskan Keluarga Douglas. Karena jika sampai Violet melepaskan keluarga Douglas, maka habislah suntikan dana untuk kampanye ayahnya tahun ini.
Lebih tepatnya, tidak ada aliran uang yang berlimpah lagi di rekening kami. Violet cukup beruntung, Karena Ayahnya bisa masuk dalam jajaran pemerintahan. setidaknya posisi ini sangat menguntungkan, Mungkin sebagian teman ayahnya yang lain akan mengambil uang dari hasil korupsi atau melakukan cara kotor lainnya. Tapi ayah Violet hanya perlu memanfaatkan Kekayaan Edwards, dan semuanya mengalir sangat baik.
"Kau kenapa Violet? apa yang membuatmu sangat kesal? apakah ada yang di lakukan Mommy lagi?."Edwards Bertanya sambil melepaskan dasinya, dia terbiasa melakukan semuanya sendiri.
Sebab, Violet memang tidak pernah mengurus keperluan Edwards sama sekali, Dan Edwards tidak mempermasalahkan hal itu sampai hari ini. Suami yang sangat sayang pada istrinya, tapi istrinya terlalu bodoh untuk melihat cinta dan kesempurnaan dari diri Edwards.
"Mommy mengambil kue buatanku, padahal aku mau memberikan kue itu untuk Celine. Tapi Mommy malah meminta kue itu untuk acara Minum Teh sore ini. Aku benar-benar kesal sekarang". Violet duduk di atas ranjangnya, memandang ke arah Edwards yang saat ini sudah membuka kemeja dan membuangnya ke dalam Tempat pakaian kotor.
"Yasudah, kau ikhlaskan saja. Kau kan sudah aku belikan apartemen sendiri, kenapa tidak memasak disana? kenapa harus di rumah? kau sudah tau konsekuensinya, kenapa masih di lakukan? lalu, sekarang salah siapa?". Tanya Edwards dengan nada santai, Edwards terlihat biasa saja mendengar keluhan Violet yang selalu begitu. Rasanya hak hal ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Edwards.
Jika di tanya apakah lelah? tentu saja Edwards lelah, Banyak hal yang seharusnya suami istri Lakukan. Bukan hanya tentang keluhan dan keluhan saja..
Edwards mengganti bajunya dan sekarang ikut duduk di samping Violet. "Tapi tetap saja Edwards! aku kesal, aku bisa saja memasak di Apartemen. Tapi semua peralatan untuk membuat kue, semua Tersedia disini". Violet masih sangat keras kepala, Edwards hanya bisa menghela nafasnya pelan.
"Bisa tidak? sekali saja, saat aku pulang kerja. Kau menyambut aku dengan senyuman dan sapaan yang hangat. Rasanya pasti menyenangkan.. Dibandingkan hanya mendengar keluhanmu terus menerus". Edwards sudah mulai jengah, untuk pertama kalinya Edwards berkata jujur dan hal itu membuat Violet langsung terkejut.
"Maksudmu? kau selama ini tidak senang dengan senang dengan Keluhanku? kau tau aku begini juga karena Orangtuamu! Mereka selalu menyuruh ini dan itu, meminta banyak hal dariku.. Bahkan mereka meminta aku dan dirimu mempunyai anak secepat mungkin! aku juga lelah Edwards, Tidak bisakah kau mengerti aku sedikit saja?." Ucapan Violet benar-benar membuat Edwards menghela nafas panjang.
Edwards bangun dari duduknya, lalu berdiri di depan Violet.
"Jika kau memang lelah, Kau bisa ajukan surat perceraian. Bukankah itu yang selalu Mommy minta padamu? Kenapa kau tidak ajukan saja, aku juga tidak pernah melarangmu. Kenapa kau semakin aku biarkan, Semakin menjadi-jadi Violet? Kau minta di mengerti? apakah selama ini kau sudah mengerti diriku? Apakah kau menjadi istri yang layak untukku? bahkan kau tidak pernah menyiapkan baju kerja untukku, apakah aku pernah mempermasalahkan itu? Tidak! jadi sekarang jangan berteriak tentang pengertian! karena kau saja tidak pernah mengerti aku! Aku juga lelah Violet. Jika kau datang hanya untuk membuatku tambah sakit kepala, lebih baik kau jauh-jauh dari hadapanku!." Kata Edwards dengan tegas.
Saat itulah Violet langsung terdiam, dia langsung merasa takut dengan apa yang Edwards katakan saat ini. Untuk pertama kalinya Edwards mengeluh. dan violet tau ini bukan hal yang bagus untuk dirinya.
"Edwards, kau bilang kau cinta padaku. Kenapa kau menyakiti hatiku dengan Perkataanmu ini? hei, aku ini pemilik hatimu. Kenapa kau mengatakan hal begini? aku Violet, Kekasih yang sangat kau cintai." Violet mengeluarkan jurus ampuhnya, yang selalu dia pakai saat meminta perhatian Edwards. atau saat Violet membutuhkan sesuatu yang mahal.
"Aku memang mencintai dirimu Violet, tapi aku rasa... cinta saja tidak cukup untuk membuatku hidup bahagia, aku mau hidup bersama wanita yang bisa mengerti aku dan menurut padaku. Yang tau dimana batasannya, tidak seperti dirimu. Kau hanya memikirkan kebahagiaanmu saja, tanpa memikirkan aku. Apakah ini yang kau sebut cinta? aku cinta, tapi aku tidak bodoh!." kata Edwards sekali lagi, Edwards sudah mau melangkah keluar.
Namun tangan Edwards di tahan oleh Violet, Violet bangun dan Langsung mencium bibir Edwards. Ciuman terpaksa, agar Edwards mau mendengarkan keinginan Violet lagi. Violet kira Edwards akan luluh, akan mencium balik bibir Violet.
Tapi kenyatannya salah, Edwards malah melepaskan ciuman dari bibir Violet dan menatap mata Violet dengan pandangan Datar. "Aku tidak akan memohon lagi padamu Violet, aku sudah di batas kesabaranku. Aku membebaskan saja dirimu ingin melakukan apapun, ajukan surat perceraian juga tidak apa apa bagiku. biarkan aku sakit hati sekali, daripada aku harus sakit hati seumur hidupku Karena dirimu." Edwards meninggalkan Violet begitu saja, membiarkan violet dengan pikirannya yang Semakin kacau.
Tangan Violet sudah bergetar hebat, untuk pertama kalinya Edwards meninggalkan Violet dalam keadaan kacau. Biasanya Edwards akan memeluk violet, lalu meminta maaf jika ternyata dia telah melakukan kesalahan. Tapi kenapa sekarang? kenapa Edwards malah pergi?
Kecemasan sudah menjalar ke sisi relung hati Violet, pikiran Violet mulai berkelana jauh. mencari tau apa yang membuat Edwards menjadi Berbeda begini? Apakah karena Mommy Anne mengadu yang macam-macam pada Edwards? atau Nenek Lecy yang meminta perceraian ini di percepat?
Sialan! apapun itu, Violet tidak akan tinggal diam. Violet yakin Edwards masih sangat mencintai Dirinya. sedikit meminta maaf dengan wajah lugu, mungkin akan membuat Edwards kembali bertekuk lutut lagi.
Ya, hanya sedikit drama kecil. Violet yakin akan mendapatkan kembali perhatian dan Hati milik Edwards.
Dari balik pintu kamar Violet, Anne sedang tersenyum kecil. Dirinya tidak sengaja melihat perdebatan Violet dan Edwards tadi. Akhirnya anak laki-lakinya itu bisa melihat keburukan dari Violet, Perlahan-lahan Edwards mulai Sadar dan kembali menjadi Edwards yang seperti dulu. dingin dan tidak mudah di taklukkan.