"Di kastil ini kau kan hanya bicara.. denganku..." kata Mars akhirnya yang pelan-pelan mulai mengerti apa menjadi keluhan gadis itu. "Apakah kau suka bicara denganku setiap hari? Apa itu yang mengganggumu?"
Emmelyn memutar matanya. "Siapa yang suka bicara denganmu? Aku hanya bicara denganmu supaya aku tidak gila."
"Mengakulah.. kau merasa sebal aku menghindarimu sebab itu artinya kau tidak bisa berbicara denganku... Benar, kan?" tanya Mars sambil tersenyum lebar. Suasana hatinya yang seharian tadi mendung, pelan-pelan berubah menjadi cerah.
"Apakah itu artinya kau menyukaiku?" tanya pria itu sambil menarik Emmelyn kembali ke dalam pelukannya.
"Cih..." Emmelyn membuang muka.
"Kau belum menjawab pertanyaanku..." tukas Mars. Ia menarik dagu Emmelyn dan dengan lembut memutar kepala gadis itu agar menghadapnya. "Apakah sikapmu yang uring-uringan ini bukan karena kau membenci kamarnya, tetapi kau benci berpisah dariku? Kau tidak ingin kita saling menjaga jarak?"