"Hanya sebagai sesama manusia, aku cukup punya hati untuk memberikan bantuan. Ya, sekali pun kau begitu menyebalkan."
Max tak bisa menahan diri untuk terkekeh lepas. Jelas menjadi alasan kebahagiannya sendiri, Nathan yang ada di sampingnya dan bersikap menggemaskan seperti ini sudah di rasa setimpal dengan hari-hari penuh sunyinya.
Memandang pria yang untuk pertama kalinya mampu membuatnya menginginkan lebih. Memberinya idaman momen bahagia yang di harapkan datang untuk masa depan. Menjadi alasan Max untuk sekedar menghargai hidupnya dengan usaha menggapai kebahagian.
"Hei, apa yang kau lakukan! Darahnya masih belum berhenti!" Ingat Nathan setelah meneguk air mineral yang selalu tersedia di mejanya.
Max yang bangkit dari tempat bersandarnya, hampir saja membuat sisa-sisa likuid yang masih membasahinya naik kembali hanya untuk menyembur pada pria di sampingnya itu.