"Menjadi semacam penjelas jika kau memang hanya menerima kehadiran ku untuk mengatasi milik mu ini, kan?"
"Jika memikirkan sikap romantis, aku pasti akan menyangkalnya. Menepis kenyataan itu dengan ungkapan cinta terbesar ku. Tapi bukankah artinya aku telah berbohong? Karenanya nyatanya tak hanya cinta ku yang sangat besar untuk mu, gairah untuk selalu memberikan mu kenikmatan juga tak bisa di pandang sepele."
Balas Max sembari menegakkan posisi tubuh. Pandangannya tertunduk, lengannya terangkat untuk mengusap wajah lembut milik Nathan yang bersimpuh di bawahnya.
Di saat sang pria yang berwajah oriental itu menampilkan sorot mata yang sudah nampak sangat mengidamkan, maka lain halnya dengan Nathan yang seolah menarik mundur dengan cara yang melepas sentuhan lengan Max padanya.
Nathan mengangkat satu alis saat melihat raut Max yang sudah jelas memprotes tindakan abai.