"Untuk apa kau peduli!? "
~~~🍁🍁🍁~~~
"Karna aku tau kau sedang butuh seseorang"
"Dari mana kau tau? "
"Mata mu yang memberi tahu ku, dari dalam sana aku bisa melihat kalau kau butuh seseorang"
Aku terdiam seribu bahasa, bagaimana dia bisa tahu bahkan aku tak pernah memberi tahu siapa pun. Siapa dia?
"Mau jadi teman? " Ucap Joon yang membuyarkan lamunanku
"Wae? "
"Mau jadi temanku? "
"Kenapa kau mau aku menjadi temanmu, kita baru saja kenal"
"Kalau begitu mari kita berteman, dan saling mengenal satu sama lain"
"Sepertinya kau akan menyesal jika berteman dengan ku"
"Aku tidak akan pernah menyesal, jadi kau mau? "
"Aku tak tau bagaimana jadi teman, karna aku tak punya teman sebelum nya"
"Tak apa, jadi ayo berteman"
"Hmmm, baiklah"
Malam itu adalah malam bahagia untukku karna aku bisa merasakan mendapatkan teman untuk pertama kalinya. Kami makan bersama di rumah pohon itu, bahkan Joon ingin bersama ku malam ini jadi kami berdua menginap di rumah pohon itu.
"Kenapa kau tak punya teman? "
"Ah, itu mungkin kau akan tau jika kita satu sekolah"
"Kau sekolah dimana? "
"Tak perlu tahu"
"Ah, baik lah"
Bisa ku lihat wajahnya kecewa saat aku tidak memberi tahu sekolah ku, dia terlihat lucu.
***
Pagi ini aku terbangun karna sinar matahari memaksa aku membuka mata.
Aku akan pulang untuk bersiap siap pergi kesekolah, tapi anehnya aku tak melihat Joon di samping ku. Aku rasa tadi malam hanyalah mimpi.
***
Aku pulang tapi disana sudah sepi kurasa orang rumah sudah pergi untuk bekerja,
"Eoh! sudah hampir jam 7 rupanya"
Aku dengan cepat bersiap siap dan pergi ke halte bus tanpa sarapan.
'Perutku lapar'
Sampai disekolah, aku berlari menuju gerbang yang hampir saja ditutup. Untung lah aku masih bisa masuk tanpa harus dihukum, 'beruntung nya kau Nara'.
Nara pov end
Nara berjalan dengan santai di Koridor menuju ke kelasnya, saat sudah di depan pintu kelas ternyata sudah ada guru yang masuk dengan 3 murid sepertinya itu murid baru.
Ah, jangan lupakan jika Nara gadis yang tak pernah memberi hormat pada siapa pun. Dia masuk kelas dengan santainya melewati guru dan 3 murid baru itu.
"Yaakkk, kenapa kau terlambat? "
"Sonsaengnim, apa aku peduli jika aku terlambat? "
"Dasar cepat duduk! "
"Kau tak perlu menyuruh ku!! "
Nara berjalan kearah kursi nya, ia duduk tapi dengan kaki diatas layaknya seorang preman.
"Yakk, Nara kau itu perempuan atau preman hah? "
"Dua duanya"
Ah, guru itu sepertinya kehabisan kata-kata.
"Terserah padamu aku sudah pusing mengurus mu, dan kalian silahkan mengenalkan diri"
"Kau bukan ayah ku jadi untuk apa kau mengurus ku, eoh? "
"Diam lah!! "
"Baik"
Nara pov
"Ah, hehehe annyeonghaseyo aku kim Joon kalian bisa memanggilku joon" Ucapnya dengan senyuman ramah, sepertinya dia orang yang semalam bersama ku di rumah pohon.
"Annyeong aku Jimin kalian bisa memanggilku Jimin semoga kita dapat berteman" eye smile nya bisa mengalihkan dunia tapi tidak untuk ku
" Yoongi" Cuek sekali, tubuh ya putih layaknya mayat dan dia paling pendek dari mereka ber3
"Baiklah, Joon dan Jimin duduk di depan preman itu dan yoongi duduk disamping preman itu"
"Terimakasih atas pujiannya"
Dapat ku lihat wajah guru sialan itu sangat kesal. Joon dkk mulai jalan kearah ku, dan dapat kulihat Joon tersenyum kearah ku.
"Annyeong Nara-ssi kita bertemu lagi"
"Hmm"
Aku bosan dengan pelajaran matematika, ingin bolos tapi guru sialan itu masih menjelaskan. Hmmm, apa peduli ku . Jadi aku berjalan saja keluar kelas dan menuju kantin.
"Mau kemana kau" Sonsaengnim angkat bicara
"Kantin, aku bosan pelajaran mu"
"Dasar murid tak tau diri"
Aku sudah biasa dengan kata-kata itu jadi aku tak peduli lagi. Sepertinya aku tak jadi ke kantin, aku mengantuk.
Zzzz
***
Istirahat tiba aku keluar dari UKS dan pergi ke kantin, dapat ku dengar murid murid disana berteriak saat aku masuk ke kantin. Sekarang aku ditakuti oleh murid disekolah itu, tapi juga cukup terkenal karna kecantikan yang aku miliki
'Oh, itu Nara'
'Nara mari bergabung dengan kami'
'Aaaa, Nara kau terlihat cantik hari ini'
'Aku suka sikap bar bar mu'
'Eonni saranghae'
Kira kira begitu lah teriakan mereka. Aku pergi menerobos antrian, yang pasti aku ingin cepat makan.
"Hyung apa itu gadis yang kau temui malam tadi" Bisik seseorang
"Awas" Aku mendorong seseorang pada barisan paling depan, untung lah dia hanya pasrah.
***
Aku makan sendiri di meja yang cukup besar di kantin ini, tentunya tak ada yang berani mengganggu ku mungkin mereka takut.
"Boleh kami bergabung? "
"Eoh, Joon? "
"Hehehe annyeong, kita bertemu lagi"
"Hmmm, duduklah jika kalian tak takut"
"Eoh, ini sahabat sahabat ku. Ayo kalian perkenalkan diri"
"Ah? Baiklah hyung. Aku Jimin kau bisa panggil aku Jimin"
" yoongi"
"Aku sudah tau kalian, tapi tidak dengan mereka"
"Ah boleh aku bertanya, apa maksud mu saat kau berkata 'jika kalian tidak takut'? " Jimin bertanya sambil memakan makanan nya
"Mereka semua takut pada ku karna sikap bar bar ku dan aku tak pernah mau menghormati siapapun"
"Ah! Benarkah? " Ucap Joon
"Tak percaya tanya kan pada murid murid disini, bahkan aku pernah berkelahi dengan murid laki laki hingga dia koma karna babak belur"
"Mwo!! " Mereka tersetak dengan ucapan ku
"Hmm, hei kau! Kemari! "
"A-ada apa queen? "
"Queen!? "
"Ceritakan pada mereka siapa aku disini" Ucap ku dan pergi begitu saja napsu makan ku menghilang.
Aku pergi ke kelas untuk mengambil tas ku, aku rasa aku akan pulang artinya aku akan bolos hari ini lagi pun sore nanti ada pertandingan balap yang harus aku ikuti. Tapi sepertinya ini masih awal jadi aku pergi ke rooftop untuk ngerokok.
***
Puss...
Pusss...
Aku merasa agak tenang saat merokok, bersantai sambil menikmati angin sepoi-sepoi.
"Kapan ini berakhir" Ucap diriku sendiri
Srekk...
Ini adalah hal paling ku benci, seseorang memotong rokok ku saat aku baru mau menghisap lagi.
"Yakk! kau!! Apa yang kau mau, eoh? "
Aku marah pada orang itu. Ahh, aku tau dia. Si pria pendek dengan tubuh putih layaknya mayat, YOONGI pria yang seenaknya memotong rokok ku.
"Kau yang harus mengakhirinya bukan menunggu itu berakhir"
"Kau tak tau masalah ku, jadi diamlah"
"Kau seorang pembohong, benar bukan!?"
"Aku bukan pembohong! "
"Kau pembohong! Buktinya kau berbohong bahwa kau baik baik saja sekarang"
"Kenapa kau banyak bicara sih!? "
"Aku banyak bicara ketika aku cocok dengan orang itu"
"Terserah pada mu"
Baru saja aku ingin pergi dia sudah menarik tangan ku untuk duduk kembali.
"Wae!? "
"Tak mau cerita!? "
"Aku tak papa jadi tak perlu cerita apapun"
"Benarkah!? Aku tak yakin? Bahkan kau membunuh dirimu secara perlahan sekarang"
"Diam lah aku pusing! "
".... "
Dia benar benar diam sekarang, akhirnya aku bisa istirahat.
DUBRAKK...
"Nara kau dicari oleh sehun saem di ruangannya"
"Issh ada apa lagi dengan orang tua itu"
"Sopan lah sedikit dengan orang yang lebih tua" Ucap si pria pucat itu
Aku langsung saja pergi keruangan sehun saem. Dengan malas aku mengetuk pintu dan masuk kedalam ruangan itu.
"Wae? "
"Kau aku ikut sertakan dalam lomba dance tingkat nasional"
"WHAT THE-kau gila!? Aku tak mau"
"Hanya kau yang mahir dalam membuat gerakan dan lagu dengan cepat"
"Aku tak mau!! "
"Kami semua mohon"
"Haah kapan itu dilaksanakan!? "
"Dua bulan lagi"
"Aish!?"
"Inilah kesempatan untuk mengembalikan nama baikmu"
"Haah, akan ku usahakan"
"Ah? Baiklah tetap semangat, hwaiting! "
"Tapi aku ingin pulang saat ini juga"
"Ah? Baiklah untuk hari ini saja"
Sehun saem, dia adalah guru seni budaya di sekolah ku dan dia guru paling tampan disekolah ini.
***
03.46 sore
Aku tidak langsung pulang melainkan pergi ke sirkuit balap motor dan berganti dengan pakaian yang aku bawa. Berbekal motor sport hasil dari kerja ku selama bertahun-tahun dan mulai menekuni hobi ku di bidang balapan.
"Nara cepatlah mereka sudah di garis start"
Aku langsung berjalan keluar dan menaiki motor sport ku dan mengendarainya ke garis start.
" Baiklah! Mari kita mulai ... "
"1... 2...3... GO... "
Semuaa motor di garis start melaju dengan cepat tentukan aku berada di belakang mereka. Aku mempunyai trik lain untuk menang, jadi saat garis finish mulai terasa dekat aku menyalip mereka semua dengan kecepatan yang diatas rata-rata. Bahkan bisa dibilang aku mengendarainya seperti kesetanan.
Finish aku menang lagi. Tapi aku tak lama karna saat hadiah dibagi aku langsung pulang dengan hadiah sejumlah uang yang lumayan banyak.
***
"Aku pulang"
"Dari mana saja!? "
"Bukan urusan mu pak tua"
"Hei sopan lah dia ayah mu"
"Mohon maaf aku tak punya Papa"
"Jangan ucapan mu!! "Ucap kim taeyeon yang tidak lain adalah kakaku
" To the point untuk apa kalian berkumpul !? "
"Kami ingin menanyakan kau ingin ikut dengan siapa!? "
"Hah!? "
"Mama dan papa bercerai dan kau ingin ikut siapa ? "
"Aku tak mau! Biar saja aku tinggal sendiri! "
"Yang benar saja? apa kau bisa mengurus dirimu Nara? "
"Tenang saja Ma kau tak perlu khawatir"
"Baiklah, tapi taeyeon ikut dengan papa ya? "
"Siap Pa"
"Nara yakin!? "
"Hmm... Aku Akan baik baik Sana Ma, jangan Khwatir"
"Kalau begini kami akan pergi dari sini dan kau tinggal di rumah ini Sendirian"
Aku hancur saat itu juga bagaimana bisa orang tua ku bercerai disaat aku belum bisa merasakan kasih sayang mereka.
"Tak apa, pergilah"
"Baiklah kami akan pergi, dan ku pastikan kau tak akan mendapatkan uang sedikitpun dari ku"
"Aku tak perlu uang mu pak tua"
Mereka pergi keatas mengambil koper masing-masing dan pergi begitu saja dari rumah tapi terkecuali Mama dia bertanya lagi apa aku yakin. Dia memelukku, pelukan yang aku rindukan sejak kecil, pelukan yang tak pernah aku rasakan. Dia juga mencium kening ku dengan air mata yang mengalir dipipi indahnya. Aku benar-benar bahagia saat ini tapi juga sangat sedih, sepertinya aku berbohong lagi bahwa aku baik baik saja sekarang.
"Mama pergi ya, jika ada apa apa telfon saja Mama"
"Hmm"
"Dah... Annyeong anakku Nara"
Mama pergi keluar dari rumah dan aku terduduk dilantai yang dingin itu. Malam ini benar-benar malam terburuk bagi ku.
"ARRRGGGHHH"
"HIKS .... HIKS"
"Aku benci hidupku"
Semua yang ada di sekitar ku, aku lempar kemana saja. Aku hancur saat ini. Berlari kearah kamar dan membanting tubuhku diatas kasur itu.
Satu jam lebih aku menangis dengan seisi rumah ini berantakan karna ulah ku, bahkan darah berceceran dikamar ku karna meninju cermin kamar mandi.
Karna lelah aku tertidur dilantai kamar mandi dengan baju basah dan meringkuk kedinginan.
Aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah saat ini atau mungkin untuk beberapa minggu kedepan.
Nara pov end
***
1minggu
Dikelas Nara
"Apa kalian ada dapat kabar tentang Nara? " Ucap sehun saem
"Tidak saem"
"Ah! Kemana anak itu"
2minggu
"Apa Nara sudah masuk? "
"Belum saem"
1bulan
"Kemana anak itu!? Sudah satu bulan dia tak masuk!? "
"Kami tak tau saem"
"Apa ad yang mau menjenguk nya!? Aku akan memberi alamatnya! "
"Biar kami saja saem"
"Baiklah pulang sekolah nanti temui saya di ruangan"
"Nee saem"
***