Setetes air mata membasahi pipi Trian. Ia segera menyusutnya dengan tangannya. Lalu ia menunduk sambil menatap tangan Bara dalam genggamannnya.
"Aku terlalu … egois. Aku sadar, aku terlalu kekanakan. Kamu pasti benci sama aku."
Bara mendesah. "Aku gak pernah membenci kamu."
Trian mendongak. "Oh ya? Kamu serius, Say? Maafin aku ya, Sayang. Aku janji akan menjadi orang yang lebih baik. Bukankah kita semua belajar dari kesalahan?"
Bara mengangguk. "Ya, kamu benar. Kita semua belajar dari kesalahan, sama halnya dengan aku. Makanya, aku gak mau jatuh ke lubang yang sama. Aku belajar dari kebodohan aku yang dulu."
Trian menautkan alisnya. "Hah? Maksud kamu?"
"Ya, dulu aku ini adalah cowok yang bodoh. Padahal dunia ini lebih luas. Ada banyak hal yang aku gak tau, tapi aku malah terpaku pada satu hal yang bikin aku jadi gak bisa bergerak maju."
Tria tampak menahan emosinya sambil setetes air mata kembali membasahi pipinya lagi. "Maksud kamu, aku bikin kamu jadi gak bisa bergerak."