Ibunya berdiri dan kemudian mengambil amplop di atas dispenser. "Kan biasanya juga Mama selalu simpen uang di atas dispenser. Kenapa kamu gak ambil?"
Pradita menatap amplop di tangan ibunya yang biasa dipakai untuk menyimpan uang jajannya. "Ini udah kamu ambil. Masih kurang? Kenapa jadi cuman tiga ribu? Mama kan kasih sepuluh ribu."
"Aku gak ambil uangnya, Ma! Beneran, aku gak ambil! Kalau aku ambil juga, aku gak akan marah-marah sama Mama."
Ibunya menautkan alisnya. "Terus siapa yang ambil?"
"Gak tau! Antara papa atau Kak Alin."
Tiba-tiba, ayahnya pulang kerja. Ia baru saja masuk ke dalam rumah sambil nyengir-nyengir.
"Hai, Mama, Dita." Ayahnya hendak mencium ibunya. Langsung saja ibunya memundurkan kepalanya.
"Aku belum mandi. Kamu juga bau. Nanti lagi aja cium-ciumnya."