Aira dan Ihsan kini larut dalam kemesraan yang mereka ciptakan,mereka tidak keluar dari kamarnya sampai sore hari.Keduanya menikmati kebersamaan mereka yang amat sangat berharga,saling mendamba dalam buaian asmara,saling memberi kebahagiaan satu sama lain hingga mereka berdua saling terpuaskan.Ihsan memeluk tubuh Aira yang molek dengan posesif,pemuda tampan itu tak mau melepaskan Aira barang sebentar.
Ihsan melepas pelukannya dan menatap tajam Aira,saat mendengar perut istrinya bersuara krucuk krucuk,itu pertanda Aira sedang merasa kelaparan.Lantas dokter muda itu segera menelepon bi Asih untuk mengantarkan makanannya ke kamarnya.
Sepuluh menit kemudian bi Asih dan mbak Darti membawakan makanan yang diminta ke kamar mereka,lalu meletakkannya di atas meja.
"Sayang....makan dulu yuk?"ajak Ihsan
pada istrinya yang baru keluar dari kamar mandi.
"Hayuuu..."sahut Aira dengan antusias,dia memang sangat kelaparan dan kehilangan banyak tenaga menghadapi suaminya yang auto strong itu.