"Ruby, bisakah kita bicara berdua saja?" Diane bertanya dengan sorot mata tajam dan seringainya.
"Anton, tolong minta pantry untuk membawakan dua cangkir kopi ke ruanganku."
"Baik," Anton berjalan melewati Diane dengan membungkuk hormat.
"Ada apa mommy datang ke tempat kerjaku? Mommy kan bisa tunggu aku dirumah." Jelas sekali Ruby tidak senang dengan kedatangan mommynya yang tiba-tiba itu.
"Kamu juga bilang begitu kemarin. Tapi buktinya apa?"
"Mom, aku masih karyawan baru disini. Aku harus menunjukkan dedikasiku dan loyalitas pekerjaanku pada perusahaan."
"Dedikasi? Loyalitas? Ruby, kamu datang ke negara ini untuk menyelesaikan urusan perjodohan. Bukan untuk bekerja!" Diane berang mendengar ucapan sang anak sulung yang tidak pernah mau menurut.
"Mom, aku sudah bilang kalau aku tidak menginginkan perjodohan ini. Aku tidak menyukai si mata hijau, begitu juga dia. Aku tidak ingin pernikahan tanpa dasar cinta."
Tok tok tok ...
"Masuk,"
Halo teman-teman reader, boleh minta tolong sumbang POWER STONE nya 1pc saja setiap hari ke judul novel saya yang baru: SIAP, KOMANDAN! ?
Terima kasih banyak yaa...