"Bapak ibu apa kabarnya, ton?"
"Bapak ibu baik-baik saja mba. Bapak sudah lebih baik karena pemulihannya lebih cepat. Bapak ibu titip salam terima kasih banyak sudah bantu biaya operasi dan semuanya." Anton, adik Calista menerima panggilan telpon dari Calista yang tangannya masih tertusuk jarum infus.
"Iya sama-sama. Mba belum bisa pulang ke Jogja. Masih banyak urusan disini. Nanti kalau sudah beres, mba pulang. Sampaikan salam mba ke bapak ibu ya, ton." Calista menahan isakkan tangis dengan menutup bibirnya rapat-rapat. Perempuan ayu yang juga calon ibu itu menghembuskan napasnya lewat mulut untuk menetralisir rasa sesak di dalam dada.
"Iya mba tidak apa. Yang penting mba sehat selalu. Aku tahun ini lulus sekolah. Rencana mau nyusul mba Calista ke Jakarta. Mau melamar kerja apa saja. Boleh kan mba?" Anton berkata dengan logat Jogjanya yang kental sambil memohon dengan suara lembutnya.