Baixar aplicativo
6.36% RE: Creator God / Chapter 24: CH.24 Keharmonisan

Capítulo 24: CH.24 Keharmonisan

Setelah pagi mulai menyinsing, aku mendapati bahwa diriku ada di ruang kerjaku. Aku baru teringat bahwa semalam kasurku penuh dengan istri-istriku. Dan di ruang tidur tamu ada Kamishi yang datang berkunjung. Sedang aku juga tak mungkin ke mansion karena itu tempat di mana anak-anak tidur.

"Selimut? Kurasa aku tak menggunakan selimut tadi malam." aku mendapati diriku dalam kondisi yang berbeda dari yang semalam.

Kurasa para istriku menyadari ketiadaan diriku dari kamarku, jadi mereka mencari diriku. Dan tentu, di mana lagi aku akan berada selain taman, perpustakaan, dan ruang kerjaku. Aku jarang berada di tempat lain jika tidak penting.

"Pagi, honey." aku terkejut dengan suara yang tiba-tiba aku dengar.

Ternyata pintu ruang kerjaku terbuka dan aku mendapati istri kelimaku masuk dari situ. Akhir-akhir ini kenapa banyak kejadian yang membuatku sering terkejut ya? Ah biarkan lah, lagi pula tidak akan hatiku copot dari tempatnya ketika aku terkejut.

"Ah pagi. Ternyata ada Mikou ya? Apa kabar?" aku menyapanya sapaannya.

"Baik kok. Semalam aku, Mizuki, dan Shinjou datang kembali ke istana ketika aku mendapat pesan dari Marie bahwa kau sudah kembali." dugaanku tepat sasaran.

Ternyata tanpa sepengetahuanku Marie memberikan pesan kepada setiap istriku yang masih belum ada di istana ini. Jadi aku terkejut ketika penjaga gerbang semalam memberiku tahu bahwa seluruh istriku sudah ada di istana semua.

"Baiklah, sampaikan kepada semuanya untuk tunggu saja dulu. Aku mau bersiap-siap dulu." sambil membereskan selimut yang kupakai, aku berjalan ke arah kamar mandi.

Untung saja ada kamar mandi di ruang kerjaku jadi aku tak perlu pergi ke kamar hanya untuk mandi dan lainnya. Seluruh pakaianku juga sudah ada tersedia selalu, ini guna menjaga jika terjadi sesuatu dan keadaan genting memaksa.

Aku tak menghabiskan waktu karena pasti banyak yang sedang menunggu kedatanganku. Hmm, harusnya aku kumpulkan mereka semua di ruang makan saja sekalian tadi. Ah lupakan, percuma juga karena aku udah memberi pesan tadi.

"Kurasa aku sudah siap. Di mana ya mereka menungguku?" selagi mengecek kelengkapan pakaianku, aku mencoba melacak keberadaan semua istriku dan anakku.

Setelah melacak dengan sihir pelacak mana, kudapati bahwa mereka menunggu di… ruang kerjaku? Jadi dari tadi aku mandi mereka sudah ada ya? Hah~ dasar mereka tak sabaran saja.

"Jadi, kalian sudah mendengarkan aku mandi berapa lama?" aku keluar dan menyambut mereka dengan pertanyaan.

Satu hal yang mengejutkanku, mereka semua ada tepat di depan pintu dan mereka semua terjatuh ke depan. Kenapa mereka di depan pintu kamar mandiku? Tentu saja menguping aku yang sedang mandi.

"He, hehehe." tentu saja, semuanya merasa bersalah menguping aku mandi.

"Katakan kepadaku, ide siapa ini?" pasti ada biang lawak atas kejadian ini.

"A-aku." ahh tentu saja, istri keempatku.

Seorang beast yang indera pendengarannya sangat tajam melebihi indera lain. Walau begitu indera yang lainnya juga masih lebih bagus dari indera manusia secara normalnya. Sebuah informasi umum yang hampir seluruh orang tau.

"Hah~ kalau tidak melakukan hal yang bodoh tidak bisa kah kalian? Aku pasti akan mendapati kalian nanti, dasar tidak sabaran." aku hanya bisa mengelus kepalaku sendiri dalam keadaan ini.

"Maaf… hanya saja aku penasaran keadaan Luci sehabis lama tidak bertemu." untung saja imut, aku biarkan aja deh.

"Iya iya deh aku maafkan. Dasar kalian, ayo bubar, gak malu apa dilihatin sama anak sendiri."

Aku membantu mereka semua berdiri sambil mengamati keadaan di sekitar. Ada beberapa muka yang sebelumnya aku tidak pernah lihat, tetapi tentu mereka ada di memori yang Alter Ego berikan.

"Jadi sekarang ruangan ini penuh kembali. Sudah lama." aku menyambut mereka dengan memeluknya satu per satu.

Istri pertama dan istri kedua sudah aku ketahui secara pribadi tidak membutuhkan memori Alter Ego lagi, tetapi istri keempat dan istri kelima serta anak-anak mereka sama sekali belum aku kenal. Kurasa ini lah saatnya aku mengobservasi mereka.

"Jadi kapan kalian berdua kembali? Aku hanya mendapati kemarin malam Mizuki datang, tetapi aku tidak melihat kedatangan kalian berdua." aku mengganti arah pandanganku ke Shinjou dan Mikou.

Oh ya seingatku nama istri keempatku adalah Chietoru Shinjou. Chietarou berasal dari kata Chie dan Kanjitoru yang berarti kepintaran memahami. Shinjou berarti Divine Beast. Sedangkan istri kelimaku bernama Shinshiki Mikou, dia adalah seorang Miko penjaga kuil. Sekarang semua penjelasan untuk semua istriku sudah lengkap.

"Hehehe, sebenarnya kami berdua sudah datang ketika Luci dan Mizuki sedang berbicara. Niatnya kami menunggu, tetapi ternyata Luci malah pergi terbang entah ke mana." oh tidak, aku punya firasat buruk soal ini.

Aku menengok ke arah Marie yang tentu, paling ketat soal aku melakukan segala hal.

"Darling… sudah kubilang jangan pergi ke mana-mana bukan… ternyata masih saja ngeyel dan malah terbang keluyuran." suaranya yang mempunyai tekanan membuat udara di ruangan ini menyusut.

"Hii, iya maaf maaf, aku hanya ingin mencari udara segar kemarin. Dan juga kemarin aku bertemu dengan Kamishi." aku mencoba mencari celah agar tidak diomeli.

Semoga saja Marie tidak marah, semoga saja Marie tidak marah. Huft~ walaupun aku raja, tetapi menghadapi seorang istri itu sungguh menegangkan.

"Jadi kau ingin mengalihkan perhatian seperti itu ya darling?" oh tidak sudah kuduga ini tidak akan berhasil.

"T-tapi dia beneran ada kok, masih di ruang kamar tamu." walau gagal aku tetap mencoba.

"Hah~ untung ada pangeran Kamishi. Kalau tidak darling tak boleh pergi ke mana pun hari ini."

Uwaa, menakutkan. Aku tak akan pernah bisa kabur dari jeratan Marie kalau sudah tertangkap. Untung saja kali ini aku melarikan diri sebelum berlanjut lebih lama. Kurasa lain kali tak akan kuulangi lagi… mungkin, hehehe.

"Kalau begitu kita akan ajak dia makan bersama kita. Kalian tidak keberatan kan?" sambil menyuruh pelayan aku mengarahkan kepalaku kepada istriku.

Dan tentu saja, mereka semua mengangguk tanda setuju. Kurasa aku akan melakukan urusanku dengan keluargaku nanti lagi. Semua itu tentu saja bukan hanya keputusanku sendiri.

Tak butuh waktu lama untuk kami semua menuju ruang makan dan menghabiskan waktu mengobrol di ruang makan. Setelah itu Kamishi langsung pamit harus kembali ke kerajaannya karena masih banyak tugas yang harus dia kerjakan. Sudah kuduga sih, tetapi tak pernah kupikirkan akan secepat itu.

"Jadi, sekarang kita sudah tidak ada gangguan lagi kan?" aku memulai pembicaraan setelah kami semua mengantarkan Kamishi pulang sampai ke pintu depan istana.

"Hmm, memang kenapa Ci?" orang yang pertama kali merespon ucapanku adalah Kiruwa.

Kurasa mereka tidak tau apa yang kurencakan sejak aku tadi mandi. Aku sudah berpikir bahwa istana ini terlalu kecil untuk ditempati banyak orang sekaligus. Jadi aku berniat membesarkan mansion yang sudah ada.

Sebenarnya mansion itu sudah bagus apa adanya, tetapi apa boleh buat jika ini masalahnya. Jadi aku menjelaskan dengan teliti kepada mereka semua.

"Humm, jadi anak-anak semua akan tinggal di mansion, dan kita juga akan tinggal di sana, begitu?" Mikou memastikan kembali apa yang kuucapkan itu benar.

Oh ya ngomong-ngomong, anak dari Shinjou hanya ada satu, seorang anak perempuan, sedangkan Mikou tidak mewarisi anak dariku karena itu tugasnya sebagai Miko penjaga kuil.

"Benar, tetapi aku akan sering tinggal di istana untuk beberapa alasan." dengan memperdalam makna dari kalimatku aku menegaskan.

"Kalau begitu biarkan setidaknya kami ikut bersamamu." istriku yang paling sering berbicara setelah Marie, Shinjou memaksaku.

Aku memang sebenarnya tidak ingin meninggalkan mereka. Sejujurnya sebenarnya aku tidak suka konsep poligami, tetapi ini adalah peninggalan dari Alter Ego Lucifer. Apa boleh buat selain menerima konsep ini demi tidak membuat keributan.

"Tidak tetaplah tidak. Lagi pula ketika kalian tinggal di mansion keamanan kalian terjamin karena akses masuk itu hanya satu, dan hanya bisa dibuka oleh orang yang terdaftar saja." dengan tegas aku berkata

Dengan sedikit mengubah, pintu akses masuk mansion sekarang lebih ke arah yang terjamin. Aku mengubah ini untuk mengurangi interferensi pihak lain ketika terjadi sesuatu.

"Hah~ apa boleh buat. Kita tidak bisa memaksa my dear juga." oh rembulan, jangan lah kau sedih.

"Tenang saja, selama aku sempat kembali ke mansion, aku akan lakukan itu." aku mengelus kepala mereka satu per satu.

Kurasa hanya inilah jalan membuat mereka bisa merasa aman dekat denganku. Apa pun yang Lucifer dulu lakukan, dia adalah orang yang mudah mempermainkan hati orang banyak dengan ucapan dan tindakannya. Untung saja dia tidak pernah melakukan hal yang membuat dirinya tercela.

"Baiklah kami mengerti darling." dengan persetujuan Marie akhirnya pembahasan ini selesai.

Kami semua pergi ke dalam pintu portal menuju mansion. Tak butuh waktu lama untuk mengubah desain yang aku sudah pikirkan karena mansion ini punya kesadaran sendiri. Mansion ini berubah bentuk sesuai dengan yang aku pikirkan ketika aku mau.

Akhir-akhir ini mungkin aku sedikit terobsesi memajukan kerajaan ini dengan keamanan dan teknologi yang lebih maju dari peradaban dunia ini sekarang.

"Inilah hasil dari pulau yang aku sudah bentuk. Apakah kalian puas?" aku memberikan sebuah pertanyaan untuk semua istri dan anakku.

Dan tentu mereka menyetujui apa pun yang indah menurut pandanganku. Aku juga mendengar dari beberapa anakku untuk menambah beberapa hal yang bisa menjadi dekorasi pulau ini.

Memang keharmonisan suatu keluarga tidak lah bisa dibayar dengan apa pun selain kasih sayang. Namun ketika aku membangun pulau ini, aku selalu berpikir bahwa semua ini karena aku ingin melihat senyum mereka yang selalu menyinari hidupku itu.

"Sungguh semuanya ini menjadi harmonis ketika kau melihatnya dari sudut pandang tertentu." aku bergumam melihat betapa mereka bahagia menjelajahi pulau yang aku renovasi kembali.

Walau aku tidak suka dengan sikap raja yang katanya ayahku itu, kurasa aku juga perlu berterima kasih membiarkanku mempunyai hidup yang bisa membahagiakan orang lain.

Ada sedikit penyesalan ketika aku harus bermasalah menghadapi raja Kuroshin itu, tetapi apa boleh buat, aku sudah mengalami banyak masalah sendiri karenanya.

"Hanya satu yang kuinginkan. Biarkan aku menjadi dewa yang menaungi keluargaku sendiri dalam kebahagian yang tak akan pernah pudar sampai akhirnya." aku menutup mata dan memberikan sentuhan terakhir di pulau ini.

Sebuah pelangi, matahari, hujan, bintang, bulan, dan aurora yang melintasi pulau ini tiada henti yang memberikan pulau ini sensasi yang indah untuk ditinggali. Sebuah pulau yang nyata selalu menjadi saksi bisu bagaimana aku begitu mengasihi dan mencintai keluarga ini.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C24
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login