Baixar aplicativo
3.44% RE: Creator God / Chapter 13: CH.13 Kekuatan Baru

Capítulo 13: CH.13 Kekuatan Baru

Dimulai dari aku menyerang terlebih dahulu, pertarungan antara aku dan Ryuuou dimulai. Ada pepatah bilang, siapa cepat, dia menang, itulah yang kulakukan. Pertama-tama pertarungannya sangat santai, aku menyerang, Ryuu menahan, dia menyerang, aku menahan. Sebenarnya aku malas untuk berlama-lama, tetapi aku harus menikmati pertarungan.

"Ayo kita bersenang-senang Ryuu!"

"Hou!"

Di saat aku sudah mulai bosan dengan model pertarungan seperti itu, aku langsung menggunakan salah satu skill milikku.

"<<Activated Personal Skill: Penetration>>."

Dengan menggunakan skill milikku, seranganku menjadi lebih berat dan terasa oleh Ryuuou. Setiap serangan yang kulancarkan lumayan mendesak Ryuuou.

"Wah wah, boleh juga seranganmu, tetapi akan kutiadakan dengan ini. <<Activated Personal Skill: Divine Armor Skin>>."

Seperti nama skill miliknya, sekarang kulit bagian luarnya menjadi sangat keras. Bahkan karena skill itu, serangan yang kulancarkan memantul dan aku kesulitan karena itu.

"Tsk, menarik juga skill milikmu Ryuu, inikah yang akan kudapatkan darimu kalau kita melakukan kontrak?"

"Tentu saja tidak semudah itu, tapi kalau kau boleh saja aku mengajarimu."

"Cukup membantu, tapi aku bisa membuat skill milikmu dengan kekuatanku. <<Activated Personal Skill: Create Skill Divine Armor Skin>>."

Guna apa kekuatan dewa pencipta kalau tidak digunakan, ini namanya curang sebenarnya. Namun buatku yang tidak bisa mengingat pengalaman lamaku, hanya ini saja caranya bertahan dan menang.

"Apa?? Bagaimana bisa kau menciptakan skill yang bahkan aku dengan susah payah mencarinya??"

"Oh, aku tidak pernah bilang ya? Atau tepatnya kamu yang belum melihat title milikku."

"Title? Title apa?"

"Cek sendiri aja, punya skill [Appraisal] kan?"

"Dasar, tentu saja aku punya. <<Activated Personal Skill: Appraisal>>."

............................

Nama: Guirusia Lucifer

Ras: Iblis/ Malaikat

Gender: Laki-laki

Umur: 16/3000 tahun

Pekerjaan: King Of Ferezia

Level: Error

HP: Unlimited

MP: Unlimited

STR: Unlimited

AGI: Unlimited

VIT: Unlimited

INT: Unlimited

DEX: Unlimited

LUK: Unlimited

Skill: Appraisal, Comprehension, Transportal Gate, Divine Armor Skin, dll.

Title: [God From The Other World], [Blessed By The God], [The Existence Is More Than God], [God Creator], [King of Ferizia].

............................

Sebuah layar kecil menunjukkan status milikku ada di hadapan Ryuuou. Sebenarnya aku cukup percaya diri dengan status diriku sendiri, hanya aku merasa dengan punya status seperti ini aku sudah mencapai batas maksimal dan tidak bisa berkembang lebih lagi.

"Kau!? Seorang malaikat, iblis, dan dewa juga manusia, dan apa-apaan status ini. Pantas saja kau ingin melawan yang kuat. Kalau aku tahu sejak awal, aku mengurungkan niatku untuk melawanmu, juga tidak ada kontrak diantara kita."

"Ahh, ayolah. Aku butuh seseorang yang sederajat dengan diriku untuk bertarung."

"Ahh, tidak-tidak. Aku hentikan saja pertarungan ini. Bisa-bisa karena pertarungan ini aku mati."

"Ealah, seorang sekuat dirimu mati dengan mudah? Kurasa tidak deh."

"Tidak peduli, mending aku menyerahkan diri saja. Terserah dirimu mau melakukan kontrak atau tidak."

Ahhh sial, padahal aku barusan senang karena aku bisa mendapat lawan yang kuat untuk dilawan. Kalau begini apa boleh buat, aku tidak bisa memaksakan kehendakku juga.

"Hah~ baiklah, aku tidak akan memaksamu. Hanya saja berjanjilah padaku untuk selalu menyiapkan musuh yang sangat kuat untuk kulawan disaat kosongku."

"Terima kasih, itu lebih baik dibanding aku harus melawanmu."

"Jadi, bagaimana kontraknya?"

"Baiklah, aku akan melakukannya sekarang. <<Activated Personal Skill: Contract>>."

Sekejap detak jantungku menjadi sangat kuat. Aku merasakan di dalam diriku ada sesuatu yang baru. Pandanganku juga berubah, yang seharusnya seperti biasa, sekarang menjadi bisa melihat mana siapapun dengan mata ini.

"Ini! Aku merasakan ada yang beda denganku. Semuanya menjadi berbeda."

"Tentu saja, kontraknya sudah berhasil dan hasilnya seperti ini."

"Memang dengan melakukan kontrak apa saja yang bisa kudapatkan?"

"Pertama kontrol akan kekuatanmu, kau bisa mengaturnya sesuka hati. Lalu beberapa kekuatan baru termasuk mata yang bisa melihat kadar mana orang lain. Anehnya aku tidak bisa melihat mana yang kau miliki, mungkin karena terlalu besar."

"Ya mungkin sih, bisa beri aku daftar skill yang kudapatkan?"

"Tentu, sebagai peringatan, daftar skill ini terlalu panjang dan sulit dimengerti."

Tiba-tiba ada sebuah layar kecil, namun panjang ada di hadapanku. Begitu mengejutkan dan benar saja, ini sulit dimengerti.

"Ahhh sial, lupakan tentang melihat daftar ini, aku cari tahu sendiri nanti."

"Ahahaha tentu tentu silahkan."

"Kurasa ini saatnya aku harus terbangun dari alam bawah sadarku ini, terima kasih Ryuu."

"Tentu, jika kau membutuhkanku panggil saja kapan waktu."

"Baiklah, aku tinggal dulu."

Kesadaranku mulai kembali perlahan. Aku membuka mataku seraya bangun dari posisi tidurku.

"Darling!"

Sebuah gumpalan daging empuk menutup mukaku seketika. Marie dengan tiba-tiba memeluk diriku.

"Mmmm, mmm!"

"Ehh, maaf darling."

Marie langsung menarik dirinya dariku. Hebat, dengan serangan yang mematikan pun aku takkan mati, tapi dengan dekapan istriku sendiri aku bisa mati perlahan.

"Gak apa kok, memang kenapa sih tiba-tiba peluk?"

"Ishh, darling udah tidur hampir 14 jam, mana aku tidak khawatir coba."

"Eh, masa sampai 14 jam sih? Aku tidur normal lho."

"Hmp tahu ah, tidak percaya aku bilang."

"Ehh percaya percaya."

"Hehehe, bagus kalau begitu."

Aku sangat terpojokkan oleh Marie, sangat mengejutkan bahwa dirinya bisa menguasaiku.

"Darling, aku mau panggil yang lain dulu untuk beritahu kalau darling udah bangun."

"Baiklah, aku tunggu disini."

"Ah, mmm, darling…."

"Hmm, kenapa Marie?"

"Gak apa deh, lupakan."

"Eh…."

Langsung setelah Marie menyelesaikan kalimatnya, dia pergi keluar dari kamar. Apa yang ingin dikatakannya? Memang perempuan itu sulit dimengerti, termasuk istriku sendiri.

"Hah~ lebih baik aku mandi dan ganti baju dulu."

Menuju ke lemari pakaian, aku mengambil sepasang pakaian santai sebagai pakaian gantiku. Ngomong-ngomong takkan ada lagi raja di kerajaan mana pun yang akan memakai pakaian santai sepertiku. Entah aku harus bangga atau malu menghadapi itu, yang penting nyaman.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, aku akhirnya mandi. Tentu saja alasan lainnya untuk mandi secepatnya karena seluruh keluargaku akan menuju kamar. Aku tidak ingin menambah masalah jadi aku berusaha melakukan semuanya tanpa ada halangan.

"Papa?"

"Ah tunggu sebentar, ini lagi mandi.

Uwahh, cepatnya. Aku tak mengira bahwa mereka akan datang sebelum aku selesai mandi. Dengan cepat aku mengeringkan badanku dengan handuk dan memakai pakaian yang telah kusiapkan tadi. Karena pakaian yang ingin kupakai adalah pakaian santai, jadi tidak akan membuang banyak waktu untuk menggunakannya.

"Ah bagaimana, sudah selesai papa?"

"Sudah kok."

Saat aku keluar dari kamar mandi, aku langsung dipeluk oleh Lastia. Aku sungguh senang masih ada banyak orang yang peduli tentang kondisiku. Entah bagaimana, air mata ini keluar dari mataku dan aku memeluk balik Lastia.

"Papa… kau membuatku khawatir tentang keadaan papa. Bagaimana kalau papa…."

"Itu tidak akan terjadi kok Lastia. Terima kasih sudah mengkhawatirkan papa ini, dan juga maaf."

"Eh ndak perlu minta maaf, papa tidak salah apa-apa kok."

"Baiklah."

Setelah Lastia merasa lebih tenang dengan memelukku, akhirnya dia melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. Kurasa seorang ras iblis pun bisa menangis jika merasakan kesedihan.

"Otoo-sama tidak kenapa-kenapa kan. Kurasa tidak kenapa-kenapa."

Dan juga kurasa seorang yang punya harga diri tinggi bisa peduli terhadap orang tuanya, walau tidak memelukku.

"Untung saja papa sudah bangun, kalau papa belum bangun, aku entah harus mengamuk sebagai pelepasan emosiku."

"Hahaha, tidak perlu sampai mengamuk juga. Papa hanya kecapekan saja kok."

"Tapi…."

"Sudahlah, tidak baik juga menghadapi segala sesuatu dengan emosi."

"Baiklah, maaf papa."

Walau sering emosi dalam segala hal, Amareth bukanlah anak yang cuek dan tidak peduli dengan keadaan orang tuanya. Yang bisa kulakukan hanyalah mengusap kepalanya.

"Dasar, Ci membuat aku dan Marie khawatir aja. Aku akan bingung kalau Ci tidak bangun lagi. Apalagi setelah sepasang sayap dan badan Ci sebagian menjadi hitam."

"Maaf, aku tidak kenapa-kenapa kok. Lagipula aku sudah tau alasannya kenapa tubuhku seperti ini."

"Benarkah, kenapa darling?"

"Ini efek dari memakai 2 skill disaat yang bersamaan, yaitu Immortal Body dan Demon Devour."

"Memang ada yang salah ya dengan menggunakan 2 skill itu?"

"Tidak ada sih, hanya saja dengan skill itu, tubuhku menjadi sarang para iblis yang telah meninggal dan kekuatan mereka menyatu denganku."

"Benarkah hanya itu saja?"

"Benar kok, hehehe."

Dengan mengatakan seperti itu, Marie dan Kiruwa menjadi lebih lega. Sama seperti Lastia, mereka berdua memeluk diriku dengan erat seperti tidak ingin melepaskan diriku. Dengan kedua tanganku, aku mengusap kepala mereka dengan penuh kasih.

"Ci, aku mau mengatakan sesuatu."

"Hmm, kenapa?"

"Kedua anakku yang pernah kubicarakan sudah datang kemari."

"Benarkah? Kalau begitu panggil mereka kemari."

"Baiklah tunggu sebentar."

Dengan cepat Kiruwa menuju keluar kamar dan memanggil kedua anaknya yang juga anakku. Aku penasaran apakah mereka tidak kalah hebatnya dengan Reprice, Amareth, dan Lastia. Sekejap setelah aku berpikir, pintu kembali terbuka dan Kiruwa kembali bersama 2 orang muda yang pasti itu Hellions dan Exalux.

"Ci, perkenalkan, mereka adalah Aoshiroi Hellions dan Aoshiroi Exalux."

"Mohon waktunya papa. Perkenalkan diriku adalah Aoshiroi Hellions."

"Papa, perkenalkan diriku bernama Aoshiroi Exalux, semoga papa menerima kami berdua."

"Hmm, baiklah, Hellions dan Exalux. Marie, tolong perkenalkan mereka bertiga."

"Baiklah darling."

Setelah Kiruwa selesai memperkenalkan anak-anaknya, sekarang giliran Marie yang memperkenalkan anak-anaknya.

"Reprice, Amareth, Lastia, ayo perkenalkan diri masing-masing."

"Salam kenal, namaku Kunosaki Lastia, semoga kita bisa akur satu sama lain."

Dibanding kakak-kakaknya, Lastia memperkenalkan diri dengan sopan, namun juga mengajak berteman.

"Guirusia Reprice."

"Hmm, apakah kalian akan membuatku senang dengan memancing emosi? Aku harap itu. Namaku Guirusia Amareth."

"Baiklah, semoga kalian semua akur sama lain, kalau begitu ayo kita pergi makan bersama terlebih dahulu."


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C13
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login